Share

Dinikahi Ustadz Tampan 2
Dinikahi Ustadz Tampan 2
Author: HalSya

Sudah Ada Pawangnya

Author: HalSya
last update Huling Na-update: 2023-05-03 14:44:45

(Satu Minggu sebelumnya.)

"Kamu datang, Ayangku?"

Seorang wanita cantik, berjilbab hitam dengan gamis warna tosca tua berdiri dari sofa di sebuah ruangan pribadi, guna menyambut kehadiran suaminya yang saat ini akan mengisi ceramah acara pernikahan aktor ternama Andika Ramadhan dan Sofia Ar-Raniry yang merupakan teman Husein sendiri.

Mereka berangkat terpisah, karena mengharuskan Reynata lebih lama tinggal di rumahnya, mengurus kedua buah hati yang entah kenapa sedang datang manjanya. Ibu mertua Reynata rencana mau berlibur di rumah istri almarhum kiayi Manshori, maka dari itu ia perlu ektra keras menenangkan hati anak-anak yang sedih ditinggal neneknya.

"Hai suamiku.. maaf telat ya. Soalnya tadi sedikit macet dan aku gak tau jalan tercepat menuju gedung ini," jawab Reynata seraya mengalungkan lengannya di leher sang suami.

"Tak apa Ay, yang penting kamu datang. Bagaimana anak-anak? Sudah tenang?"

"Alhamdulillah sudah bisa diajak kompromi, Akang tahu gak, Rey bangga banget sama Akang. Ternyata suamiku sesukses ini. Baik jadi kepala rumah tangga, dan kepala pondok pesantren. Peluk sini!"

"Subhanallah.. Istriku, permata hatiku..."

Karena gemas, Husein meraih tubuh Reynata dan membawa dia ke dalam pelukannya.

Meski dirasa dunia seperti milik berdua, tapi Husein harus sadar kalau sebentar lagi acara dimulai. Dia terpaksa melepaskan pelukannya dan harus pergi lebih untuk mengikuti sesi briefing sejenak karena kata teman sejawat lain, akan ada sesi kejutan.

Setelah diingat-ingat, Minggu depan adalah tepat lima tahun usia pernikahan Husein dan Reynata. Tidak terasa, sudah selama itu mereka membina rumah tangga yang sejatinya penuh dengan ujian. Tapi berkat cinta, ketulusan, dan juga rasa percaya yang tinggi, mereka sanggup menghadapinya badai yang telah datang.

Walau tidak menutup kemungkinan jika di masa mendatang, badai lain juga pasti akan datang lagi. Dengan frekuensi yang bisa saja lebih besar.

Ketika Husein pamit sebentar bertemu rekan yang lain, Reynata kembali mendudukkan tubuhnya di sofa, sambil mengambil air mineral untuk melegakan dahaganya.

"Ahh, anda ibu Reynata? Ternyata ini toh pasangan dari ustadz tampan itu?"

Suara wanita yang tidak Reynata kenal terdengar di telinganya. Reynata merasa bahwa wanita itu seperti sedang merendahkan dirinya dengan tatapan yang sungguh tak enak dilihat. Bahkan dia menyebutkan suaminya ustadz tampan dengan gamblang. Sejak kapan para wanita segenit ini?

"Iya benar saya istrinya. Tapi, kamu siapa ya? Bukannya ini ruangan pribadi ustadz Husein? Kenapa kamu bisa masuk?"

Jelas saja Rey sangat terkejut, karena ruangan pribadi seperti ini tak sembarang orang bisa masuk.

"Aku lihat ustadz Husein sedang mengobrol dengan teman-temannya, dan perkenalkan, saya Karina dan saya pikir anda terlihat istimewa, eh ternyata...." Si wanita dengan nama Karina itu menggantungkan kalimatnya.

"Maaf, apa kamu bilang?" tanya Reynata, dia tersenyum tipis "Aku pikir aku tidak kenal kamu, jadi bisa tolong keluar dari ruangan ini?"

"Hahaha, kalau mau tahu, aku salah satu jemaah ustadz Husein yang rutin mengikuti setiap kajiannya. Tapi boleh enggak aku ngomong sebentar tentang suami kamu yang memiliki senyum indah itu? Kelihatan banget, sepertinya dia tertarik sama aku!"

Deg!!!

Reynata jelas terkejut, namun sebisa mungkin dia mencoba menyamarkan eskpresinya. Dia sedikit membenci wanita ini, oh Reynata bisa membaca ekspresi si wanita yang sepertinya lagi mengada-ada. Suatu ekspresi mengejek yang tidak terlalu kentara. Kesimpulannya, dia menyukai Husein, tetapi mungkin Husein tidak menggubrisnya.

"Oh ya? Waw, padahal ustadz Husein punya jadwal padat, tapi keren banget kamu bisa ikut ke mana dia ceramah."

Sejatinya Reynata sudah sangat marah, tapi ia tetap harus menahannya karena dia tahu ini, tempat umum. Dia tidak mau membuat keributan yang akan membuat nama suaminya tercoreng.

Tak lama, terasa rangkulan dengan wangi misik yang Rey suka dan sangat ia kenali mengalihkan pandangan si cantik. Dia tersenyum melihat suaminya sudah berdiri lagi di sampingnya.

"Akang udah selesai?"

Husein membalas senyuman penuh kehangatan. "Ayok, udah mau mulai acaranya."

"Sebentar, bisa Akang pertegas ke wanita di hadapan kita ini? Ya semacam amandemen yang bisa membuat si wanita tidak kegeeran lagi!" pinta Rey, menohok. "Katanya akang tertarik sama dia. Iya toh?"

"Pada siapa? Oh, Mba Karina!" Husein terheran, ternyata ada orang lain selain mereka berdua. Jadi sejak tadi, apakah Karina menjadi tak kasat mata? Atau semua perhatian Husein hanya tertuju pada Rey, saja?

Sementara wanita yang berdiri di hadapan mereka, menatap sepasang suami istri itu dengan jengah.

"Apa Akang tersenyum ke semua orang atau ke dia aja? Kasih tahu, jangan berharap banyak karena Akang udah ada pawang yang galak."

"Hehehe.." Husein tertawa sambil mengelus pipi sang istri. "Seperti apa yang sering saya katakan duhai istriku, saya hanya akan mencintai kamu, karena kamu sudah saya ambil dengan cara paling mulia. Jadi, jika ada yang salah paham dengan senyuman saya, maka salahkan hatinya, bukan sayanya. Paham?"

Mendengar itu, Rey langsung tersenyum amat lebar sambil menoleh ke arah perempuan yang wajahnya merah padam itu.

"Kamu dengar? Jadi, berhenti berharap atau menghayal memiliki ustadz Husein karena sampai kapanpun, kamu tidak akan bisa berdiri di sisinya. Permisi!"

Husein dan Reynata jalan beriringan menuju venue aula utama, menyaksikan proses demi proses pernikahan sang sahabat sampai selesai. Setelah foto bersama, Husein pamit undur diri untuk mengisi acara berikutnya. Ia perlu murojaah kitab, untuk memantapkan apa yang akan dia sampaikan nanti sore.

Dengan berat hari, Husein pamit lebih dulu dan saat ini mereka berdua sedang berada di mobil menuju ke rumah.

"Akang, masa akhir-akhir ini aku ngerasa aneh. Maaf ya, asi aku sering keluar dan basah di baju. Padahal kan sesi menyusi aku sudah selesai sejak lama."

Husein sedikit terkejut namun matanya masih fokus ke jalan, "Masa sih? Sejak kapan?"

"Seminggu inilah, gak setiap hari sih, tapi kayak sering aja. Seminggu itu empat kali aku ngerasa baju depan aku basah tapi bukan keringat," terang Reynata dengan antusias.

Husein terdiam tapi sepertinya dia sedang berpikir semua kemungkinan dari permasalahan sang istri, yang pada akhirnya mengarah ke satu jawaban yang menurut Husein paling masuk akal.

"Ay, mungkin enggak sih kamu lagi isi?"

****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Belum Siap Ketemu

    Dengan sangat perlahan Husein mendekati Rey yang tidur memunggunginya. dia memeluk tubuh kecil itu dari belakang sembari mencium kepala belakang Rey dengan sangat lama. Tak lupa sebelah tangannya juga mengelus perut bunci berusia lima bulan itu."Ana uhibbuka fillahi, Rey.. Demi Allah saya sangat mencintai kamu.. walaupun kamu milik Allah, tapi saya tidak mau Allah mengambilmu.."Tentu tak akan ada jawaban, karena Rey terlelap dalam tidurnya. Husein tahu mungkin saja istrinya itu kelelahan, sehingga sejak sore tadi menjadi lebih sensitif. Dan pikirnya, Masih banyak waktu untuk berbicara mengenai masalah mereka yang Husein tidak tahu karena apa, tetapi sepertinya Ini masalah serius. Dia akan menyelesaikannya besok pagi saat keduanya sudah merasakan tubuh yang segar.Tapi..Sayangnya ketika bangun tidur saat terdengar murrotal sebelum adzan subuh itu, Husein tidak menemukan Reynata. Pikir Husein, mungkin Rey ke dapur sedang memasak seperti hari-hari biasanya, jadi Husein hanya beranjak

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Mengobrol Nanti Malam

    Terdengar seperti kata-kata penuh ketegasan, dan seolah enggan mengatakan hal lebih dari itu. Jelas memang terjadi sesuatu pada istrinya, dan sukses membuat Husein tidak tenang."Rey, tatap saya dulu!"Reynata menoleh sejenak, menuruti perintah Husein tanpa mengatakan apapun."Jika kamu tidak keberatan, setelah makan malam, saya ingin berbicara denganmu."Meski sempat terdiam sebentar, Reynata kemudian hanya mengangguk dan mengatakan. "Ya!" dengan singkat. Baiklah, Husein tak akan menunda apapun lagi, dia mengambil tas yang dia simpan di sofa tadi lalu meninggalkan ruangan tersebut, dengan lemah masuk ke kamar mereka sembari sesekali melihat Reynata yang fokus menscrol ponsel dari arah belakang. Tubuh yang begitu lelah tak dirasanya lagi, justru Husein merasa sangat khawatir dan tak mau ini semakin berlarut-larut. Reynata, tidak pernah bersikap dingin padanya, selama ini sosok Reynata selalu mampu membuat Husein berdebar sepanjang saat. ***Waktu berlalu begitu cepat. Setelah bicara

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Berubah

    Ketika Husein pulang ke rumah pada pukul setengah enam sore, ia mendapati istriinya sedang duduk menonton televisi. Wanita cantik itu terlihat segar karena sepertinya baru mandi, terlihat dari sisi kiri kanan bajunya yang masih kelihatan basah. Padahal tadi baru beberapa menit yang lalu Husein berkali-kali menghubungi Reynata untuk sekedar menanyakan mau pesan apa, atau mau makanan apa. Namun karena tak kunjung mendapatkan balasan Husein mengira Rey sedang sibuk.Dan apa yang dia lihat saat ini berbalik dengan pikirannya tadi. Justru ponsel yang tadi dihubungi Husein itu terlihat bertengger santai di atas meja tak jauh dari posisi duduk istrinya. Jelas Husein merasa heran karena Reynata tidak menyambut kehadiran dia seperti biasanya. "Assalamualaikum, Ay.." sapa Husein saat mencoba duduk di samping Istrinya."Waalaikumsalam." Hanya ucapan itu, tanpa menoleh tanpa embel-embel senyum dan teriakan kangen seperti biasanya. Duduknya pun tidak berpindah posisi bahkan televisi yang Rey to

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Di Hotel

    "Loh itu kan mobil Akang?" Reynata jelas melihat siluet yang dia kenal, sedang duduk di dalam mobilnya, saat ia harus berhenti di lampu merah. Memang bagaimana bisa Reynata, tidak tahu?Dialah lelaki yang tidur bersamanya selama lima tahun. Tapi ke mana arah perginya? Bukankah seharusnya dia ada di lokasi pembangunan? Itu bukan arah pondok pesantren As-Salam yang baru dan ketika lampu sudah hijau mobil Husein lurus melewati Reynata. Tanpa pikir panjang lagi, Rey menggunakan lajur kanan untuk putar balik dan Ya! Dia mengikuti ke mana arah perginya mobil sang suami."Baiklah, ini sudah saatnya aku tahu ke mana perginya Akang yang bersembunyi di balik kata sibuk beberapa hari ini. Ada apa dengan kertas UGD dan segalanya, aku menjadi lebih penasaran." decit perempuan itu saat matanya tak henti untuk mengikuti ke mana arah laju mobilnya Husein.Dengan berat hati, Rey mengakui bahwa saat ini, dia sedang mencurigai suaminya. Lalu dia paksa terus mengikutinya hingga tak lama, dia masuk ke se

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Ready For Konflik?

    "Hoaammm.."Hah? Dengan sangat terkejut Reynata mencoba untuk mendudukkan dirinya dan mulai menelaah keadaan sekitar. Berapa lama ia tertidur?Sepertinya tiga jam, karena saat ini pukul satu siang dan selama itu tidak ada yang membangunkannya?Padahal Rey tau anak-anaknya sudah pulang dan kenapa bundanya juga tak membangunkan dirinya? Rey benar-benar tidak sadar sudah tidur selama itu, seperti pingsan atau mati suri saja. Padahal sebelumnya-sebelumnya Rey dapat julukan pemilik telinga tajam, tapi ini seperti baru saja tidur 30 menit, namun kenyataannya justru tiga jam.Kepalanya terasa sedikit berdenyut namun Rey paksakan jalan keluar kamar dan di sana ia melihat sang bunda sedang memberi makan dua anaknya."Bunda... kenapa gak bangunin Rey? Anak Uma udah pulang? Belajar apa tadi?" Wanita cantik itu mencium kening dua buah hatinya dan menarik kursi lalu duduk di samping ibunya. Ia mengambil garpu lalu menojos buah apel yang sudah dikupas bundanya itu."Uhmm apelnya enak.. siapa yang

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Tolong Kuatkan Saya

    "Apa yang ustadz Husein sembunyikan? Apa jangan-jangan ustadz pemilik dari sebuah kawasan apartemen? Hahaha wajah ustadz memerah tadi."Reza tak berhentinya tertawa saat menyaksikan wajah Husein yang sempat menegang tadi. Pikirnya, kenapa Husein harus takut kalau dia kepergok ada di sebuah kawasan apartemen, sedang seorang manusia itu punya sejuta kegiatan di satu tempat dan gak musti sedang mengerjakan hal-hal yang negatif kan?Lagian kalau tidak ada apa-apa kenapa harus takut menjelaskan?"Apa kamu sedang mengajak saya bercanda?""Hah, aduh maaf ustadz, saya tidak bermaksud begitu. Saya bukan mengajak bercanda, hanya saja saya seperti melihat ustadz dan tak jauh di sana ada seorang perempuan. Tapi yah itu sudah pasti bukan anda kan? Karena yang saya lihat perempuan itu bukan Reynata."Tanpa dipungkiri, Husein dua kali lebih tegang dari sebelumnya.TEETTTTTTTEEETTTTTT"Ahh sudah bunyi bel..Kalau begitu, saya pergi dulu ya ustadz. Selamat pagi, dan assalamualaikum.""Wa-waalaikumsala

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Percakapan dengan Reza

    "Yeaayy sampai.." sorak dua anak kembar itu di kursi belakang. Walau sudah pakai sabuk pengaman tapi tetap saja karena postur tubuhnya yang mungil, mereka masih dapat bergerak bebas dan itu membuat Husein tersenyum sambil geleng-geleng kepala."Abi ayoklah.. anter zula sampe depan kelas.." rengek Zulaikha sambil menarik-narik lengan abinya."Memangnya kenapa gitu harus diantar sampai di depan kelas?""Supaya temen-temen Zula tau kalau abi zula adalah ustadz yang sangaaaat tampan.."Duh, turunan siapa sih genit banget? Mungkin seperti itulah batin Husein melihat tingkah random putrinya."Iya, biar temen-temen Zulfi juga tau kalau zulfi itu ganteng sepelti abinya.." sahut Zulfikar tak kalah heboh dan itu membuat Husein tak berdaya, mau tak mau Husein mengiyakan keinginan dua anaknya."Oke oke Abi anter sampai ke kelas ya.."Sebetulnya baik Reynata maupun Husein memang akan selalu mengantar anak-anaknya sampai ke kelas, tapi entah kenapa hari ini Husein ingin sekali menggoda anaknya deng

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Kertas Ugd

    "Nah anak uma yang soleh solehah, hari ini diantar sama Abi ya, soalnya Uma mau ngajar kakak-kakak. Mau??""Mau uma.. kalau Abi yang antar pulangnya kita makan esklim.. hoye.."Reynata melirik suaminya yang sedang sarapan kemudian sedikit mendengus. Pasalnya kemarin anak-anak baru saja sembuh dari batuk dan apa kata mereka? Husein membelikan eskrim lagi? Bentar suaminya itu ya.. gak kasian apa liat Reynata tidak tidur gara-gara hidung dua anaknya yang mampet dan berakhir rewel. Harusnya Husein sadar dan ya itu.. suaminya malah mengeyel."Ohh kalian ingat tiga hari yang lalu kenapa? Batuk pilek.. Akang, anak-anak jangan dulu dikasih eskrim ya.. kalau mau beli salad buah aja. Rey kasian liat mereka kemarin gak bisa nafas pilek, ngerti enggak?"Mendengar suara sang istri yang menggema di ruang keluarga, buru-buru Husein menyelesaikan agenda sarapannya setelah itu berjalan menemui sang istri."Ini apa toh? pagi-pagi kok sudah teriak-teriak? Saya dengar, cukup sekali saja." kata Husein sam

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   78

    Ini entah Husein sedang diselamatkan, atau Allah yang memang ingin menghukum Husein, tapi kali ini Husein memiliki sebuah alasan lain hingga tidak jadi jujur lagi dan lagi."Halo, selamat malam.."Husein juga tidak tau jika orang ini, akan meneleponnya larut malam. Oh ayoklah, ini pukul setengah dua belas malam."Assalamualaikum, selamat malam juga.""Ah waalaikumsalam. maaf ya Pak, saya hubungi larut malam seperti ini. Saya cuma mau mengabari jika pesanan anda sudah selesai. Tapi saya harus ke bandara dan terbang ke NTT, karena ibu saya meninggal dunia jadi saya tidak yakin masih ada di Bandung atau tidak. Tadinya saya mau lari begitu saja, tapi saya ingat pesanan anda yang minta buru-buru. Jadi, bisakah kita bertemu sekarang?"Saat itulah Husein keceplosan untuk bilang alhamdulilah, dia punya cara dan alasan untuk menjawab keberadaan dia malam ini."Baiklah kalau begitu, saya bisa. Saya ada di dekat Bandung center medikal, anda di mana, biar saya jemput ke sana.""Oh tidak jauh, ada

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status