Share

Alarm Dalam Ponselnya

"Ini diminum dulu, pasti haus banget kan habis teriak-teriak!"

Daripada aku semakin meledak-ledak di depan semua orang, lebih baik Akang membawa aku pulang dan akhirnya kita bisa diskusi berdua dengan lebih tenang.

Tapi tetap aja sekeras apapun aku mencoba, amarah itu masih aja numpuk di hati.

Aku seperti dikasih kesempatan untuk melawan Asiyah yang selama ini memiliki image baik, tapi nyatanya lalau mengurus anak-anak didiknya seperti itu.

"Aku kesel Akang, aku gak habis pikir kenapa sih dia sampai melupakan satu anak itu? Bagaimana kalau si Novi frustasi, terus bunuh diri atau dia beneran dijual sama Om nya, dan pondok gak tau hal itu sama sekali? Kalian itu mengurus ratusan santri, gak boleh lalai!"

Perdebatan ini masih berlanjut gaes, aku tetap aja gak terima dengan membayangkan hal aneh-aneh yang belum tentu kejadian.

Dengan lembut, Akang memeluk tubuhku dan membelai rambutku lalu menjelaskan semuanya secara pelan-pelan.

"Ay, saya suka dengan sikap kritis kamu, artinya kamu san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status