Share

Kecopetan

"Apa jangan-jangan Husein?"

Aku langsung terperanjat begitu sepintas membayangkan laki-laki itu membuka bajuku dan melihat semuanya.

Aku mau protes kalau iya.

Tapi belum saja aku beranjak, Husein ternyata sedang berdiri di samping lemari dan memperhatikan aku dengan tatapan lasernya, sedang tangannya menyilang di dada.

"Kenapa, masih pusing?" tanyanya setengah mengolok.

"Udah tahu kenapa pakek nanya?" Aku jawab dengan nada yang ketus juga. "Oh iya, Mas yah yang ganti baju aku? Kok Mas lancang sih buka-bukaan gitu. Pasti kesempatan kan buat nyentuh tubuh aku?"

"Kenapa memang? Bukannya tubuh kamu sudah sah jadi milik saya."

"Hah apa? Jadi sekarang sudah lupa sama janjinya?" tanyaku mencecarnya.

"Tidak! Saya tidak akan pernah lupa dengan janji yang saya ucap atas nama Allah. Dan janji itu saya sebut di dua tempat. Satu, ketika kamu hendak bunuh diri, dan satu lagi ketika saya memegang tangan ayah kamu di waktu ijab qobul.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status