Share

Sepucuk Surat Misterius

Mataku perlahan-lahan terbuka setelah kurasa aku tidur cukup lama. Badan rasanya remuk banget, tulang-tulang longgar, untung buatan Allah, kalau buatan manusia mungkin baut dan sekrup nya udah pretelan.

"Hai, udah bangun Ay?" Tadinya wajah orang di depanku itu kelihatan samar, setelah mataku terbuka sempurna, barulah aku bisa melihat wujud Akang tengah duduk di samping kepalaku dan membelai rambutku dengan lembut.

Ya Allah, seketika aku ingat bahwa di luar pasti banyak tamu.

"Maaf ya Akang, aku tidak di luar tadi. Aku ngantuk dan pengen istirahat sebentar," kataku memandang wajah Akang yang kelihatan menyimpan rasa sedihnya itu.

"Maafkan saya ya, saya kurang perhatian beberapa hari ini. Ketika saya pulang dari sholat dzuhur saya lihat kamu tertidur pulas, saya merasa bersalah."

Di saat dunianya hampir roboh, dia masih aja mengkhawatirkan aku yang padahal gak kenapa-kenapa sama sekali. Aku memang merasa mual tadi, kalau dipaksakan menerima tamu, takutnya menambah beban buat mereka. Mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status