Share

05 - Menjadi Pelayan

last update Dernière mise à jour: 2024-11-19 18:30:05

Pagi menjelang dengan lambat, sinar matahari memasuki kamar Vella melalui tirai yang setengah tertutup. Vella duduk di tepi tempat tidur, memandangi surat perjanjian yang baru saja ia tanda tangani semalam. Tanda tangan itu terasa seperti cap keabadian yang mengikatnya pada kehidupan yang tidak pernah ia inginkan.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Seorang pelayan masuk dengan membawa sarapan dan menaruhnya di atas meja. Pelayan itu melirik Vella dengan tatapan penuh simpati sebelum bergegas keluar tanpa sepatah kata pun.

Vella menghela napas, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi hari ini. Dia tahu bahwa sejak menandatangani surat perjanjian itu, hidupnya akan berubah secara drastis. Namun, dia juga tahu bahwa dia harus tetap kuat demi keluarganya.

Carlos duduk di ruang kerjanya, matanya terpaku pada surat perjanjian yang telah ditandatangani Vella. Senyum dingin tersungging di bibirnya. Dia merasa puas karena akhirnya bisa mengendalikan Vella sepenuhnya. Namun, dia juga tahu bahwa harus berhati-hati agar Vella tidak mencoba melarikan diri lagi.

Dia menekan tombol di interkom dan memanggil salah satu anak buahnya. "Pastikan Vella tidak mencoba apa pun yang bodoh. Awasi setiap gerakannya."

Anak buahnya mengangguk. "Baik, Tuan."

Setelah makan malam, Vella kembali ke kamarnya. Dia duduk di tepi tempat tidur, memandangi jendela yang menghadap ke luar. Malam yang tenang di luar mansion terasa begitu kontras dengan kekacauan yang terjadi dalam dirinya.

Dia berpikir tentang keluarganya, membayangkan wajah-wajah mereka dan merasakan kerinduan yang mendalam. Mereka tidak tahu apa yang terjadi padanya, dan dia tidak tahu bagaimana cara untuk memberitahu mereka.

Pagi itu, Vella terbangun dengan perasaan hampa. Matahari baru saja terbit, tetapi suasana hatinya tetap kelam. Perjanjian yang telah dia tanda tangani masih membayangi pikirannya, menambah beban berat di pundaknya. Hari ini, dia harus menerima kenyataan baru yang jauh dari impian dan harapannya.

Ketukan pintu yang keras mengagetkannya. Sebelum dia bisa menjawab, pintu terbuka dan seorang penjaga berdiri di ambang pintu.

"Bangun. Kau punya tugas baru," katanya dengan nada kasar.

Vella berdiri dengan enggan, merasakan ketakutan yang semakin mendalam. Penjaga itu memberinya pakaian pembantu yang sederhana dan memberitahunya bahwa mulai hari ini, dia akan bekerja sebagai pembantu di mansion. Tanpa pilihan lain, Vella menerima pakaian itu dan berganti pakaian.

Carlos duduk di ruang makannya, menikmati sarapan dengan tenang. Ketika Vella memasuki ruangan dengan seragam pembantu, dia hanya melirik sekilas sebelum kembali fokus pada makanannya.

"Mulai hari ini, kau akan bekerja sebagai pembantu," kata Carlos tanpa ekspresi. "Kau akan membersihkan, melayani, dan melakukan apa pun yang diperintahkan. Jika kau menolak atau mencoba melawan, kau tahu apa yang akan terjadi."

Vella menelan ludah, merasakan ketakutan yang menjalar di seluruh tubuhnya. "Aku mengerti," jawabnya pelan.

Carlos tersenyum dingin. "Bagus. Sekarang mulai bekerja. Dapur butuh dibersihkan."

Vella mengangguk dan pergi ke dapur. Ketika dia melihat dapur yang luas dan penuh dengan peralatan yang berkilau, dia merasa bingung dan tertekan. Dia belum pernah bekerja sebagai pembantu sebelumnya, tetapi dia tahu bahwa dia harus belajar dengan cepat.

Sepanjang hari, Vella bekerja tanpa henti. Dia membersihkan, mencuci, dan menyiapkan makanan dengan tangan yang gemetar. Setiap kesalahan kecil dihukum dengan teguran kasar dari para penjaga atau pelayan senior yang tidak bersimpati padanya. Rasa lelah dan keputusasaan semakin mendalam, tetapi dia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kelemahan.

Ketika malam tiba, Vella merasa tubuhnya benar-benar terkuras. Dia duduk di kamar kecil yang diberikan padanya, merasakan kelelahan yang luar biasa. Namun, sebelum dia bisa beristirahat, pintu kamarnya terbuka dan Carlos masuk dengan langkah cepat.

"Bangun," perintahnya dengan nada dingin. "Ada pekerjaan lain untukmu."

Vella berdiri dengan susah payah, matanya yang lelah menatap Carlos dengan ketakutan. "Apa lagi yang harus kulakukan?"

Carlos mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari wajah Vella. "Aku ingin kau membersihkan ruang kerjaku. Sekarang."

Vella mengangguk dan mengikuti Carlos ke ruang kerjanya. Ruangan itu penuh dengan dokumen dan peralatan mahal. Vella mulai membersihkan dengan hati-hati, takut membuat kesalahan. Carlos duduk di mejanya, memperhatikan setiap gerakan Vella dengan mata tajam.

Saat Vella sedang membersihkan rak buku, dia secara tidak sengaja menjatuhkan sebuah buku. Suara keras itu membuatnya gemetar ketakutan.

Carlos berdiri dan berjalan mendekat, menatap Vella dengan kemarahan yang jelas di wajahnya. "Apa yang kau lakukan?" bentaknya.

"Aku... aku tidak sengaja," jawab Vella dengan suara gemetar.

Carlos meraih lengan Vella dengan kasar, membuatnya meringis kesakitan. "Kau benar-benar tidak berguna," katanya dengan suara rendah tetapi penuh ancaman. "Jika kau terus membuat kesalahan, kau akan membayar harganya."

Vella menahan air mata yang hampir jatuh, merasa ketakutan dan putus asa. Carlos melepaskan cengkeramannya dan berbalik, membiarkan Vella melanjutkan pekerjaannya. Vella berusaha keras untuk menyelesaikan tugasnya tanpa membuat kesalahan lagi.

Malam itu, setelah selesai bekerja, Vella kembali ke kamarnya. Tubuhnya terasa sakit di mana-mana, dan jiwanya semakin hancur. Dia duduk di tepi tempat tidur, merasakan air mata yang akhirnya tidak bisa dia tahan lagi. Isak tangisnya terdengar di seluruh kamar, tetapi tidak ada yang peduli.

Dia merasa benar-benar sendirian, terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan ketakutan dan penderitaan. Namun, di dalam hatinya, dia masih menyimpan sedikit harapan. Harapan bahwa suatu hari nanti, dia akan menemukan cara untuk melarikan diri dari cengkeraman Carlos dan kembali ke kehidupan yang lebih baik.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   18

    Carlos duduk di ruang kerja pribadinya, dikelilingi oleh dinding yang dihiasi lukisan-lukisan antik. Meja besar di depannya dipenuhi dengan dokumen-dokumen penting, namun pikirannya jauh dari urusan bisnis. Pikiran Carlos sepenuhnya tertuju pada Sofia dan pengkhianatannya. Ia tahu pria yang baru saja dihajarnya bukan satu-satunya yang Sofia sembunyikan. Sofia pintar dan licik, tetapi Carlos lebih berbahaya.Ia mengangkat telepon dan menekan tombol cepat yang langsung terhubung dengan salah satu anak buahnya. "Aku ingin laporan lengkap tentang setiap gerak-gerik Sofia. Semua yang dia lakukan, siapa yang dia temui, setiap panggilan telepon, semuanya," perintahnya dengan suara dingin."Saya mengerti, Tuan Carlos. Tim sedang melacaknya sekarang," suara di seberang menjawab dengan patuh.Carlos menutup telepon dan bersandar di kursinya, menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Pikirannya dipenuhi dengan kebencian dan rasa pengkhianatan. "Sofia," gumamnya pelan, suaranya hampir seperti

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   17

    Carlos meninggalkan penjara bawah tanah itu dengan wajah dingin tanpa sepatah kata pun. Saat dia menaiki tangga menuju lantai atas markasnya, pikirannya masih dipenuhi oleh rasa pengkhianatan dari Sofia. Namun, sekarang fokusnya kembali pada rencana besarnya, yang melibatkan Vella. Dia tidak boleh terganggu oleh rasa marah pada Sofia, setidaknya tidak untuk saat ini.Sementara itu, di mansion mewah, Vella duduk di kursi dekat jendela besar yang menghadap ke taman luas. Matanya memandang jauh keluar, meski pikirannya berkecamuk memikirkan bagaimana dia bisa keluar dari situasi mengerikan ini. Perasaan terjebak di mansion mewah itu membuatnya merasa terasing, walaupun dia tahu bahwa Carlos menjaga setiap gerak-geriknya.Tiba-tiba, pintu kamar terbuka, dan sosok Carlos muncul, kali ini tanpa tampak amarah yang biasa terlihat di wajahnya. Dia tampak tenang, bahkan terlalu tenang. Vella langsung merasa gelisah, tetapi dia berusaha tetap tenang di hadapan Carlos."Aku membawakanmu sesuatu,"

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   16

    Sofia berjalan cepat keluar dari mansion mewah Carlos, matanya dipenuhi dengan kepuasan dan rencana licik yang mengiringi setiap langkahnya. Dia tahu Carlos sibuk dengan rencananya, fokus pada Vella dan masa depan yang diimpikannya untuk kerajaan kriminalnya. Sofia, dengan kecantikan mematikannya, merasa bebas untuk melakukan apapun yang dia mau. Termasuk bertemu dengan pria yang saat ini mengisi ruang kosong dalam hidupnya seorang pria yang mampu memberikan gairah yang Carlos sudah lama tidak berikan.Sofia tiba di sebuah hotel mewah yang tersembunyi di pusat kota. Tempat ini bukan hotel biasa, tapi sebuah lokasi rahasia yang sering digunakan oleh para pengusaha kaya dan orang-orang berkuasa untuk urusan pribadi yang tidak ingin diketahui publik. Ketika Sofia tiba di suite yang sudah dipesan, pacarnya sudah menunggu, duduk santai di atas ranjang besar dengan senyum menggoda."Ku pikir kau tidak akan datang," ucap pria itu sambil mendekati Sofia dan menariknya ke dalam pelukannya.Sof

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   15

    Vella menatap nampan makanan yang baru saja dibawa oleh pelayan. Meski tubuhnya lemah, pikirannya masih penuh dengan kegelisahan. Sesuatu terasa tidak benar di mansion ini, dan dia tidak tahu siapa yang bisa dia percayai. Apakah Carlos benar-benar melindunginya, ataukah dia hanya peduli pada bayi yang dikandungnya?Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Vella. Dia mengangkat kepala, dan di ambang pintu berdiri Carlos dengan tatapan tajam namun tak terbaca."Kau sudah makan?" tanyanya sambil berjalan masuk, tidak menunggu jawaban Vella. Dia memandang nampan makanan di meja yang belum disentuh.Vella menggigit bibirnya, ada sesuatu yang ingin dia katakan, tapi dia ragu-ragu. Selama ini Carlos tidak pernah benar-benar peduli dengan apa yang ia inginkan. Namun, kali ini, dia ingin mencoba."Aku... sebenarnya ingin sesuatu yang lain," ucap Vella pelan, matanya sedikit menunduk, takut menatap Carlos langsung.Carlos mengerutkan alis. "Apa yang kau inginkan?""Aku... aku ingin makan seafood

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   14

    Pagi berikutnya, suasana di mansion terasa jauh lebih sunyi daripada biasanya. Vella masih terbaring lemah di kamar, dan tubuhnya belum sepenuhnya pulih dari kejadian kemarin. Walaupun Carlos telah memberikan perintah agar ia tidak perlu lagi melakukan pekerjaan rumah, bayangan ancaman Sofia terus membayangi pikirannya.Carlos pergi lebih awal dari biasanya pagi itu, meninggalkan Vella dengan pikiran berkecamuk. Meskipun tubuhnya terasa lebih baik, perasaan tidak tenang terus menghantui dirinya. Carlos tidak menunjukkan reaksi yang ia harapkan tentang kehamilannya. Sikap dinginnya tetap sama, meski ada sesekali perhatian yang muncul. Namun, di balik semua itu, Vella masih merasakan kehampaan di hatinya.Sofia, seperti biasa, tidak melewatkan kesempatan untuk mengganggu Vella. Setelah memastikan Carlos sudah pergi, ia masuk ke kamar Vella tanpa mengetuk. Senyumnya tampak manis, tetapi Vella tahu di balik itu tersembunyi niat jahat."Bagaimana kabarmu pagi ini, ibu hamil?" kata Sofia de

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   13 - Pingsan

    Pagi ini, suasana di mansion terasa lebih sunyi dari biasanya. Carlos sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Aku mengamati dari jauh saat dia mengenakan jas hitamnya yang sempurna, dengan ekspresi dingin yang biasa terpancar di wajahnya. Sudah lebih dari satu bulan sejak Sofia datang ke mansion, dan selama itu pula Carlos terus menjaga jarak dariku.Aku merasa tubuhku semakin lemah, dengan rasa mual yang sering muncul setiap pagi. Aku sudah menduga bahwa aku hamil, tapi belum ada waktu yang tepat untuk memberi tahu Carlos. Ditambah lagi, kehadiran Sofia membuat segalanya semakin rumit.Sejak Carlos membawa sofia ke mansion, Sofia seolah mengambil alih seluruh mansion ini. Dan yang lebih buruk, aku diperlakukan seperti seorang pembantu. Tidak ada hari tanpa Sofia mengerjaiku, membuatku melakukan pekerjaan yang bahkan seharusnya bukan tanggung jawabku."Vella, Cuci semua pakaian di kamar tamu, bersihkan seluruh lantai, dan pastikan dapur ini berkilau sebelum sore," katanya dengan nad

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status