Share

Masa lalu

Penulis: Pulungan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-14 20:58:58

Sampai di rumah kecilnya Aira langsung bersandar di balik pintu sambil memegangi dadanya. 

"Aku kenapa sih setiap kali ditatap sama Kak Evan pasti jantungku tiba-tiba ngajak marathon? 

'Kan malu kalo sampe katahuan sama Kak Evan." ucap Aira lalu melempar tasnya ke kasur.

Disisi lain Evan masuk ke rumahnya dengan perasaan yang campur aduk antara senang dan bingung.

"Ngapain sih baper sama cewek kayak dia." celetuk Evan sambil berjalan menuju kamarnya.

***

Di bioskop, Farra dan Tio belum tahu kalau Evan dan Aira sudah pulang.

Saat Farra menoleh ke samping ia tidak menemukan Aira, ia langsung celingak-celinguk.

"Mas, Aira sama Mas Evan kok nggak ada?" tanya Farra membuat Tio menoleh ke arahnya.

"O iya kok nggak ada ya bentar deh Mas telpon." jawabnya. Begitu Tio menyalakan ponselnya ia melihat pesan dari Evan.

"Oalah, mereka udah pulang rupanya." kata Tio membuat Farra berpikir.

"Eh Mas ada yang aneh nggak sih sama mereka berdua? Aira nggak ada kabar selama dua hari tapi mereka kayak makin dekat aja." ucap Farra curiga membuat Tio langsung kaget.

"Serius? Aira gak ada kabar dua hari Evan juga nggak ada kabar dua hari dan baru masuk kerja hari ini." lanjut Tio ikutan curiga.

"Kenapa ya? Kok mereka samaan nggak ada kabar apa jangan-jangan me-" 

"Hus ... nggak boleh su'udzon nanti jadi fitnah." potong Tio membuat Farra langsung menutup mulutnya.

"Hehe maaf Mas." ucap Farra. "Mereka teman kita gak mungkin mereka bohong sama kita." lanjut Tio dengan tenang membuat Farra langsung tersenyum lalu mengangguk. 'Suami idaman banget.' batin Farra.

***

Disisi lain Evan sedang menonton televisi tapi sesekali pikirannya melayang pada Aira.

'Masa sih gua suka sama dia? Tapi mau sampai kapan juga aku ngikat dia dengan pernikahan yang gak jelas ini.' batin Evan.

 Flasback

"Mas kamu kenapa sih selalu diam begini aku ini pacar kamu loh, apa gunanya kalo cuma di diamin terus? 

Aku nggak ngerti jalan pikiran kamu." kesal seorang wanita yang bernama Nindi, dia adalah pacar Evan.

"Kamu maunya apa sih? Aku tuh emang pendiam jadi buat apa kamu nuntut pacaran ya pacaran tapi jangan ngatur-ngatur juga." jawab Evan dengan datar membuat gadis tersebut menangis.

"Kamu egois sudah hampir dua tahun kita pacaran jangankan kata-kata romantis, komunikasi biasa aja kita jarang sekali." lanjut gadis tersebut membuat Evan menatapnya serius.

"Kamu mau apa sekarang?" tanyanya to the point. "Aku mau kita nikah." jawab Nindi membuat Evan langsung menatap jengkel.

"Ada apa denganmu, kanapa kamu ngajak nikah tiba-tiba? Jangan karena aku kerja terus kamu pikir aku nggak tau perbuatanmu diluar sana, anak siapa yang kamu kandung?" tanya Evan dengan tangan di lipat di dada.

Deg!

"Mas! Bisa gak kamu ngomong jangan sembarang, aku benci kamu!  Semoga nanti wanita yang menjadi istrimu tidak akan betah denganmu, aku benci kamu!" bentak Nindi, lalu berlari keluar dari kantor Evan. 

Nindi berlari sekencang-kencangnya sambil menangis, ia tidak perduli dengan lalu lintas mobil dan sebagainya.

Ia tetap berlari tanpa peduli suara klakson. Tit tit! 

Klakson mobil begitu keras namun tidak di hiraukan oleh Nindi.

Bruk! Nindi tertabrak dan ia terpental jauh semua orang yang melihatnya langsung menjerit melihat kejadian tersebut kemudian berlarian mengerumuni Nindi yang sudah di banjiri darah dari kepalanya.

Tio yang berada di kantin seberang jalan langsung bingung melihat banyak orang yang menjerit.

Ia keluar dari kantin menuju kerumunan sampai di situ Tio berusaha maju ke depan melihat apa yang terjadi.

Begitu ia sampai di depan Tio langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Nindi." ucapnya tidak percaya lalu Tio berlari ke kantor untuk memberitahu Evan.

Disisi lain, Evan masih mencerna kata-kata terakhir Nindi. Tiba-tiba saja ia mendengar suara ambulan dari bawah dengan segera Evan melihat dari kaca atas.

"Van." panggil Tio mengejutkan Evan dari belakang membuat Evan langsung berbalik.

"Nindi kecelakaan." lanjut Tio membuat Evan bagai di sambar petir mendengar kabar tersebut.

"Dia di rumah sakit mana?" tanya Evan pura-pura datar. "Di rumahnya." jawab Tio membuat Evan menyergitkan dahinya.

"Kenapa? Bukannya dia kecelakaan?" tanya Evan makin bingung.

"Nindi meninggal." lanjut Tio membuat lutut Evan seketika lemas. "Lu jangan bercanda." ucapnya tidak percaya.

"Memang lu egois! Bahkan di kondisi seperti ini lu masih mementingkan egoismu." bentak Tio  kemudian ia meninggalkan Evan. 

3 hari setelah kematian Nindi, Evan memilih melanjutkan studi S2 di London sekaligus untuk menenangkan dirinya.

Karena semenjak Nindi meninggal, ia selalu merasa bersalah dan suka mengurung dirinya di kamar berjam-jam.

Bahkan di kantor sekalipun Evan bukannya berubah tapi malah lebih pendiam.

***

"Nggak, gua nggak mau hal seperti Nindi malah menimpa Aira." gumam Evan setelah mengingat masa lalunya yang begitu kelam.

Evan meninggalkan ruang tengah tanpa mematikan televisi. Ia menuju kamarnya, lalu mengambil foto Nindi yang masih ia pajang.

Ia mengeluarkan foto tersebut dari bingkainya kemudian membawa fotonya ke dapur. 

Evan mengambil korek dengan perlahan ia membakar foto Nindi yang selama ini membuatnya selalu merasa bersalah.

"Maafin aku Nindi, jujur aku gak ngarang aku beneran ngeliat kamu selingkuh beberapa bulan sebelum kamu kecelakaan.

Bahkan gak sekali aku lihat kamu berduaan dengan cowok yang sama itulah sebabnya gua nggak mau nikah sama kamu.

Sekali lagi aku minta maaf." ucap Evan sambil memejamkan matanya perlahan api naik membakar semua foto Nindi.

Perlahan Evan membuang foto tersebut ke wastafel lalu menyalakan kran.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Han Han
harusnya evan ga boleh pisah rumah
goodnovel comment avatar
Siti Aminah
pdahal ud nikah kok kya gtu sih evan sma aira ud gtu kta2nya bnyak yg kurang author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dipaksa Menikahi CEO   Ending

    Seminggu telah berlalu, tidak ada lagi pengganggu di rumah tangga Evan dan Aira."Kak," panggil Aira yang tengah melipat kain di atas ranjang, sedangkan Evan sedang bermain dengan Zalfa."Hem," sahut Evan seperti biasa membuat Aira langsung memutar mata malas."Semenjak Mei di tangkap polisi, ini rumah adem-adem aja ya kayak nggak biasa," ucap Aira.Evan yang mendengar itu langsung duduk melihat Aira bingung."Kok nggak biasa sih, kamu senang ada pengganggu disini," tebak Evan, Aira malah menggedikkan bahunya."Nggak suka sih ada pelakor, tapi lebih suka memusnahkan pelakor," ujar Aira membuat Evan mangut-mangut."Kakak yakin nggak bakal ada lagi pelakor?" tanya Aira."Nggak ada Ai, satu aja stres mikirinnya, udah ih jangan sangka buruk terus," jawab Evan santai lalu ia kembali berbaring di samping Zalfa."Okelah, tapi kalo Kakak bohong siap-siap aja jadi pendamping Mei di jeruji," ancam Aira membuat Evan terkekeh."Apaan sih kamu cemburuan banget sekarang, lagian saya tuh udah nggak

  • Dipaksa Menikahi CEO   Masuk jadi pembantu keluar jadi Narapidana

    Evan dan Mei langsung kaget, Mei langsung mengubah ekspresinya menjadi selugu mungkin sebelum ia berbalik."M--mbak," sapa Mei pura-pura sopan membuat Aira langsung mengernyit."Ngapain kamu tengah malam begini sama suami saya?" tanya Aira ketus membuat Mei langsung gelagapan."Anu ... itu Mbak, tadi Pak Evan mau makan katanya saya mau buatin.Yapi tiba-tiba saya lihat di baju Pak Evan ada kecoa," jawab Mei sedatar mungkin membuat Evan mengernyitkan dahinya."Oh saya kira ngapain sampai kamu kayak mau meluk Kak Evan," jawab Aira santai."Ya sudah kamu tidur sana, biar saya aja yang buatin makan." suruh Aira yang dibalas anggukan oleh Mei lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua.'Huh untung nggak ketahuan,' ucap Mei dalam hati sambil berjalan ke kamarnya.Disisi lain, Aira menyiapkan makanan untuk Evan lalu ia menarik Evan ke kamar.Sampai di kamar Evan langsung menutup pintu lalu mengusap dadanya."Hampir tau Ai belum cukup apa buktinya?" tanya Evan dengan nada sedikit kesal membuat

  • Dipaksa Menikahi CEO   Akting

    "Ayo masuk, kamar kamu di disana," ajak Aira mempersilahkan Mei masuk. Sedangkan Evan hanya mematung melihat keduanya.'Apa ini mimpi?' batin Evan begitu Aira dan Mei melewatinya.Beberapa menit kemudian Aira kembali menghampiri Evan yang masih bingung."Kak," panggil Aira dari samping membuat Evan langsung menoleh."Ayok ke kamar," ajak Evan lalu berjalan terlebih dahulu yang diikuti oleh Aira.Begitu mereka masuk Aira langsung menutup pintu dan Evan merebahkan putrinya di ranjang."Ai maksud kamu apa?" tanya Evan kesal. Tapi Aira malah tersenyum membuat Evan semakin kesal."Ai kamu tahu kan Mei itu-" ucapan Evan terhenti saat Aira membungkam mulutnya."Shut ... jangan keras-keras ngomongnya nanti dia dengar," ucap Aira pelan yang dibalas anggukan oleh Evan.Kemudian Aira memberi tahu tujuannya pada Evan. Sedangkan Evan hanya bisa mengangguk mendengar penuturan Aira."Apa kamu yakin itu akan berhasil?" bisik Evan."Kita liat aja nanti," jawab Aira sambil melipat kedua tangannya membu

  • Dipaksa Menikahi CEO   Ketinggalan di Kantor

    Bagitu Aira sampai di ambang pintu kamar, ia melihat Evan sedang menggendong Zalfa sambil melantunkan sholawat. Aira tersenyum lalu ia perlahan mendekati keduanya.Begitu sudah sampai di belakang Evan, ia langsung melingkarkan tangannya di pinggang Evan lalu ia menoleh dari samping."Kak," panggil Aira lembut membuat Evan sedikit menoleh."Hem," lagi-lagi Evan hanya mendehem membuat Aira langsung bingung. Aira langsung melepaskan tangannya dari pinggang Evan lalu berjalan ke depan Evan.Aira mengambil alih Zalfa dari gendongannya lalu ia kembali merebahkan Zalfa ke ayunan. Setelahnya Aira langsung berdiri di depan Evan sambil menatap manik itu dalam-dalam."Kok di rebahin sih, saya masih mau gendong," ucap Evan, Aira langsung senyum lalu menggeleng."Kakak kenapa? Ada masalah kah?" tanya Aira lembut, Evan yang mendengar itu langsung duduk di sisi ranjang yang diikuti oleh Aira."Mei," jawab Evan singkat membuat Aira langsung mengangkat kedua alisnya."Perempuan gatal itu ganggu Kakak

  • Dipaksa Menikahi CEO   Pembantu gagal

    "Andi," sapa Evan tidak percaya melihat Andi datang pagi-pagi begini."Abang ngapain pagi-pagi ke sini? Emang nggak ngajar? tanya Aira bingung."Nggak, mata kuliahnya batal," jawab Andi santai."Terus Naya mana? Kenapa nggak ikut sekalian? tanya Evan."Naya masih di kantor mungkin siangan saya jemput," jawab Andi."Kalau cuma sendirian ngapain datang sih," ucap Aira dengan nada kesal membuat Evan terkekeh mendengarnya."Apaan aku datang bukan mau liatin kamu, tapi mau lihatin ponakanku, minggir!" Ketus Andi lalu ia masuk begitu saja."Tuh kan, pagi-pagi udah bikin kesal," rengek Aira sambil menarik tangan Evan membuat Evan tersenyum."Yuk istirahat lagi kamu nggak boleh stres dulu, bawa santai aja," ucap Evan sambil membantu Aira jalan."Aira," panggil seseorang membuat mereka kembali berbalik, detik kemudian Aira tersenyum."Alhamdulillah, akhirnya Ibu datang juga ini siapa Bu?" tanya Aira karena bingung Ibunya membawa perempuan yang masih muda seumuran Evan."Oh ini namanya Meisari,

  • Dipaksa Menikahi CEO   Aira pulang dari rumah sakit

    Sampai di rumah, Farra langsung turun dan berlari masuk ke rumah. Di ambang pintu ia melihat Tio sedang duduk menyadarkan tubuhnya ke sisi sofa sambil memejamkan matanya.Perlahan Farra mendekatinya, ia melihat satu kaki Bayu celananya di lipat hingga ke lutut. Farra duduk disampingnya suaminya tersebut lalu tangannya terulur memegang tangan Tio."Mas," panggil Farra lembut membuat Tio membuka matanya, lalu menoleh ke samping."Kamu udah pulang sayang," ucap Tio yang dibalas anggukan oleh Farra."Mas kecelakaan dimana? Kok bisa kecelakaan? Kata tukang urutnya Mas kenapa?" cecar Farra sambil air matanya mulai menggenang. Tio yang mendengar itu langsung tersenyum, lalu tangannya terulur mengusap wajah Farra."Jangan nangis nggak apa-apa kok, tadi aku sama Dian buru-buru mau ngambil berkas ke perusahaan lain. Jadi naik motor biar cepat, tapi itulah nasib kami tabrakan. Mas kakinya keseleo tapi Dian nggak kenapa-kenapa," terang Tio membuat Farra menangis."Harusnya aku nungguin Mas dulu t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status