Share

Dingin

Malam harir, Aira sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya tiba-tiba saja perutnya keroncongan. 

"Ya ampun nih perut ribut banget dah..." kesalnya sambil memukul perutnya pelan lalu berdiri menuju mencari makanan.

"O iya makananku udah abis ludes gak pernah belanja dari sebelum nikah.

Ke supermarket terdekat aja dah bisa mati nih lama-lama nggak ada makanan karena malas." lanjutnya, lalu menepuk jidatnya.

Aira melihat jam masih menunjukkan pukul 19.30. Ia langsung memakai hijabnya dan memakai jaket kemudian bergegas pergi ke supermarket yang tidak jauh dari rumah Evan.

Disisi lain, Evan yang baru selesai sholat isya langsung menuju dapur hendak makan. Saat ia melihat makanan yang ternyata kosong. 

"Nyari makan di luar aja kali ya sekalian beli sabun ke supermarket." gumam Evan, lalu mengambil kunci mobilnya dan menuju supermarket.

Sampai di supermarket, Evan langsung masuk dan mencari kebutuhannya.  Disisi lain Aira sedang sibuk mengambil bahan-bahan untuk di masak. 

'Wah … ternyata di sini lengkap ya mulai dari baju, sayuran, makanan, peralatan dapur semuanya ada.' batin Aira sambil berjalan ke arah rak peralatan mandi.

 Aira tidak melihat ada Evan sedang berjongkok memilih-milih sabun cair.

Saat tangan Aira meraih salah satu sabun cair tiba-tiba tangan Evan juga meraih ke situ, alhasil tangan Evan memegang tangan Aira.

Evan langsung mendongak begitu juga dengan Aira, ia juga langsung melihat ke arah Evan.

"Kak Evan." ucap Aira lalu melepaskan tangannya dari sabun.

"Ma--maaf Kak aku nggak tau tadi kalo ada Kakak juga." lanjut Aira lalu pergi meninggalkan Evan begitu saja karena merasa malu.

Evan hanya diam sambil memperhatikan Aira yang pergi tergesa-gesa.

Setelah mengambil semua kebutuhannya Evan langsung berdiri dan matanya celingak-celinguk mencari Aira.

Dari kejauhan Evan melihat Aira sedang mengambil  sayur. 'Dia masak rajin banget,' batin Evan lalu menghampiri Aira.

Sekarang Evan sedang berdiri di belakang Aira saat Aira berbalik. "Astagfirullah." Aira kaget sambil memegang dadanya.

"Udah selesai belanjanya." tanya Evan datar tanpa merasa bersalah atau minta maaf.

"I--iya Kak dikit lagi." jawab Aira gugup. "Saya tunggu di kasir," kata Evan lalu memasukkan sabun cair yang tadi Aira ingin ambil lalu ia pergi.

"Ini kan sabun cair yang aku pengen ambil tadi." gumam Aira sambil memeriksa sabun tersebut.

"Tapi ngapain dia nunggu di kasir." lanjutnya lalu mengambil beberapa barang dapurnya lalu berjalan ke arah kasir. 

Sampai di sana Aira tidak melihat Evan, ia langsung menggedikkan bahunya lalu memberikan barangnya untuk di hitung.

"Totalnya 250ribu Mbak," ucap kasir tersebut.

"Gabung sama yang ini aja Mbak tapi plastiknya di pisah." ucap Evan tiba-tiba dari samping Aira, membuat Aira langsung kaget dan menoleh ke samping.

"Jadi totalnya 530ribu Mas." lanjut kasir tersebut dan Evan langsung memberikan ATMnya kepada kasir tersebut.

Setelah keluar dari supermarket, Aira langsung berhenti dan mengambil uangnya.

"Kak ini uang belanjaanku yang tadi." ucap Aira sambil memberikan uang tersebut ke tangan Evan. 

Begitu Aira melewatinya tiga langkah Evan langsung menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam mobil. Kemudian memasukkan uang yang ditangannya ke kantong plastik Aira.

Aira yang bingung dengan sikap Evan hanya bisa diam karena Evan tipe orang yang pendiam dan cuek.

'Dingin banget sih kayak kulkas mau bilang makasih aja sungkan banget.' batin Aira. 

Saat mobil sudah lama berjalan Aira bingung kenapa bukan ke arah rumah mereka.

"Em … Kak maaf ini mau kemana ya?" tanya Aira hati-hati.

"Mau beli makan." tanya Evan singkat membuat Aira mengangguk.

Tidak jauh dari supermarket Evan langsung menghentikan mobilnya di salah satu rumah makan. 

"Turun." suruh Evan membuat Aira langsung menyergit.

"Aku gak mau beli makan kok Kak." tolak Aira kemudian Evan turun bukannya Evan masuk ke dalam.

Tapi ia malah membuka pintu untuk Aira membuat Aira mau tidak mau harus turun mengikuti Evan sampai ke dalam.

"Mbak saya pesan Ayam goreng lengkap ya." ucap Evan pada pelayan rumah makan tersebut

"Mau makan apa?" Evan bertanya pada Aira membuatnya langsung bingung.

"Em … samain aja Kak." jawab Aira. "Dua bungkus ya Mbak." lanjut Evan.

"Baik Mas tunggu sebentar ya."  jawab pelayan tersebut. Setelah selesai mereka langsung menuju rumah dan Aira menuju rumah kecilnya. 

Sampai di dalam Aira langsung membuka hijabnya dan mengeluarkan semua belanjaannya dari kantong plastik.

"Ya ampun ... belanjaanku banyak banget lagi yang bayarin Kak Evan. 

Ya udahlah, lagian kan aku gak minta dibayarin dianya aja yang mau bayarin rezeki." ucap Aira lalu membuka kotak nasi yang dibelikan oleh Evan.

Aira langsung minum dan langsung makan karena perutnya sudah sangat lapar. 

Disisi lain Evan juga sama ia sedang makan di ruang televisi. Saat Evan sedang asik makan tiba-tiba ada pesan masuk dengan segera Evan membuka pesan tersebut.

[Nak, besok Ibu sama Ayah mau nginap di rumah kalian ya] tulis Ayahnya.

"Astaga ... Ibu sama Ayah besok mau kesini lagi bisa-bisa aku mati diomeli gara-gara pisah dengan Aira." Evan kaget membaca pesan tersebut.

[Iya Ayah] balas Evan. " Apa gua suruh Aira tidur si sini dulu ya untuk besok." lanjut Evan sambil mondar-mandir.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status