Share

Dingin

Penulis: Pulungan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-14 21:03:36

Malam harir, Aira sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya tiba-tiba saja perutnya keroncongan. 

"Ya ampun nih perut ribut banget dah..." kesalnya sambil memukul perutnya pelan lalu berdiri menuju mencari makanan.

"O iya makananku udah abis ludes gak pernah belanja dari sebelum nikah.

Ke supermarket terdekat aja dah bisa mati nih lama-lama nggak ada makanan karena malas." lanjutnya, lalu menepuk jidatnya.

Aira melihat jam masih menunjukkan pukul 19.30. Ia langsung memakai hijabnya dan memakai jaket kemudian bergegas pergi ke supermarket yang tidak jauh dari rumah Evan.

Disisi lain, Evan yang baru selesai sholat isya langsung menuju dapur hendak makan. Saat ia melihat makanan yang ternyata kosong. 

"Nyari makan di luar aja kali ya sekalian beli sabun ke supermarket." gumam Evan, lalu mengambil kunci mobilnya dan menuju supermarket.

Sampai di supermarket, Evan langsung masuk dan mencari kebutuhannya.  Disisi lain Aira sedang sibuk mengambil bahan-bahan untuk di masak. 

'Wah … ternyata di sini lengkap ya mulai dari baju, sayuran, makanan, peralatan dapur semuanya ada.' batin Aira sambil berjalan ke arah rak peralatan mandi.

 Aira tidak melihat ada Evan sedang berjongkok memilih-milih sabun cair.

Saat tangan Aira meraih salah satu sabun cair tiba-tiba tangan Evan juga meraih ke situ, alhasil tangan Evan memegang tangan Aira.

Evan langsung mendongak begitu juga dengan Aira, ia juga langsung melihat ke arah Evan.

"Kak Evan." ucap Aira lalu melepaskan tangannya dari sabun.

"Ma--maaf Kak aku nggak tau tadi kalo ada Kakak juga." lanjut Aira lalu pergi meninggalkan Evan begitu saja karena merasa malu.

Evan hanya diam sambil memperhatikan Aira yang pergi tergesa-gesa.

Setelah mengambil semua kebutuhannya Evan langsung berdiri dan matanya celingak-celinguk mencari Aira.

Dari kejauhan Evan melihat Aira sedang mengambil  sayur. 'Dia masak rajin banget,' batin Evan lalu menghampiri Aira.

Sekarang Evan sedang berdiri di belakang Aira saat Aira berbalik. "Astagfirullah." Aira kaget sambil memegang dadanya.

"Udah selesai belanjanya." tanya Evan datar tanpa merasa bersalah atau minta maaf.

"I--iya Kak dikit lagi." jawab Aira gugup. "Saya tunggu di kasir," kata Evan lalu memasukkan sabun cair yang tadi Aira ingin ambil lalu ia pergi.

"Ini kan sabun cair yang aku pengen ambil tadi." gumam Aira sambil memeriksa sabun tersebut.

"Tapi ngapain dia nunggu di kasir." lanjutnya lalu mengambil beberapa barang dapurnya lalu berjalan ke arah kasir. 

Sampai di sana Aira tidak melihat Evan, ia langsung menggedikkan bahunya lalu memberikan barangnya untuk di hitung.

"Totalnya 250ribu Mbak," ucap kasir tersebut.

"Gabung sama yang ini aja Mbak tapi plastiknya di pisah." ucap Evan tiba-tiba dari samping Aira, membuat Aira langsung kaget dan menoleh ke samping.

"Jadi totalnya 530ribu Mas." lanjut kasir tersebut dan Evan langsung memberikan ATMnya kepada kasir tersebut.

Setelah keluar dari supermarket, Aira langsung berhenti dan mengambil uangnya.

"Kak ini uang belanjaanku yang tadi." ucap Aira sambil memberikan uang tersebut ke tangan Evan. 

Begitu Aira melewatinya tiga langkah Evan langsung menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam mobil. Kemudian memasukkan uang yang ditangannya ke kantong plastik Aira.

Aira yang bingung dengan sikap Evan hanya bisa diam karena Evan tipe orang yang pendiam dan cuek.

'Dingin banget sih kayak kulkas mau bilang makasih aja sungkan banget.' batin Aira. 

Saat mobil sudah lama berjalan Aira bingung kenapa bukan ke arah rumah mereka.

"Em … Kak maaf ini mau kemana ya?" tanya Aira hati-hati.

"Mau beli makan." tanya Evan singkat membuat Aira mengangguk.

Tidak jauh dari supermarket Evan langsung menghentikan mobilnya di salah satu rumah makan. 

"Turun." suruh Evan membuat Aira langsung menyergit.

"Aku gak mau beli makan kok Kak." tolak Aira kemudian Evan turun bukannya Evan masuk ke dalam.

Tapi ia malah membuka pintu untuk Aira membuat Aira mau tidak mau harus turun mengikuti Evan sampai ke dalam.

"Mbak saya pesan Ayam goreng lengkap ya." ucap Evan pada pelayan rumah makan tersebut

"Mau makan apa?" Evan bertanya pada Aira membuatnya langsung bingung.

"Em … samain aja Kak." jawab Aira. "Dua bungkus ya Mbak." lanjut Evan.

"Baik Mas tunggu sebentar ya."  jawab pelayan tersebut. Setelah selesai mereka langsung menuju rumah dan Aira menuju rumah kecilnya. 

Sampai di dalam Aira langsung membuka hijabnya dan mengeluarkan semua belanjaannya dari kantong plastik.

"Ya ampun ... belanjaanku banyak banget lagi yang bayarin Kak Evan. 

Ya udahlah, lagian kan aku gak minta dibayarin dianya aja yang mau bayarin rezeki." ucap Aira lalu membuka kotak nasi yang dibelikan oleh Evan.

Aira langsung minum dan langsung makan karena perutnya sudah sangat lapar. 

Disisi lain Evan juga sama ia sedang makan di ruang televisi. Saat Evan sedang asik makan tiba-tiba ada pesan masuk dengan segera Evan membuka pesan tersebut.

[Nak, besok Ibu sama Ayah mau nginap di rumah kalian ya] tulis Ayahnya.

"Astaga ... Ibu sama Ayah besok mau kesini lagi bisa-bisa aku mati diomeli gara-gara pisah dengan Aira." Evan kaget membaca pesan tersebut.

[Iya Ayah] balas Evan. " Apa gua suruh Aira tidur si sini dulu ya untuk besok." lanjut Evan sambil mondar-mandir.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Han Han
ha ha ha bagus bagusbu,nginep yg lama ya bu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dipaksa Menikahi CEO   Ending

    Seminggu telah berlalu, tidak ada lagi pengganggu di rumah tangga Evan dan Aira."Kak," panggil Aira yang tengah melipat kain di atas ranjang, sedangkan Evan sedang bermain dengan Zalfa."Hem," sahut Evan seperti biasa membuat Aira langsung memutar mata malas."Semenjak Mei di tangkap polisi, ini rumah adem-adem aja ya kayak nggak biasa," ucap Aira.Evan yang mendengar itu langsung duduk melihat Aira bingung."Kok nggak biasa sih, kamu senang ada pengganggu disini," tebak Evan, Aira malah menggedikkan bahunya."Nggak suka sih ada pelakor, tapi lebih suka memusnahkan pelakor," ujar Aira membuat Evan mangut-mangut."Kakak yakin nggak bakal ada lagi pelakor?" tanya Aira."Nggak ada Ai, satu aja stres mikirinnya, udah ih jangan sangka buruk terus," jawab Evan santai lalu ia kembali berbaring di samping Zalfa."Okelah, tapi kalo Kakak bohong siap-siap aja jadi pendamping Mei di jeruji," ancam Aira membuat Evan terkekeh."Apaan sih kamu cemburuan banget sekarang, lagian saya tuh udah nggak

  • Dipaksa Menikahi CEO   Masuk jadi pembantu keluar jadi Narapidana

    Evan dan Mei langsung kaget, Mei langsung mengubah ekspresinya menjadi selugu mungkin sebelum ia berbalik."M--mbak," sapa Mei pura-pura sopan membuat Aira langsung mengernyit."Ngapain kamu tengah malam begini sama suami saya?" tanya Aira ketus membuat Mei langsung gelagapan."Anu ... itu Mbak, tadi Pak Evan mau makan katanya saya mau buatin.Yapi tiba-tiba saya lihat di baju Pak Evan ada kecoa," jawab Mei sedatar mungkin membuat Evan mengernyitkan dahinya."Oh saya kira ngapain sampai kamu kayak mau meluk Kak Evan," jawab Aira santai."Ya sudah kamu tidur sana, biar saya aja yang buatin makan." suruh Aira yang dibalas anggukan oleh Mei lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua.'Huh untung nggak ketahuan,' ucap Mei dalam hati sambil berjalan ke kamarnya.Disisi lain, Aira menyiapkan makanan untuk Evan lalu ia menarik Evan ke kamar.Sampai di kamar Evan langsung menutup pintu lalu mengusap dadanya."Hampir tau Ai belum cukup apa buktinya?" tanya Evan dengan nada sedikit kesal membuat

  • Dipaksa Menikahi CEO   Akting

    "Ayo masuk, kamar kamu di disana," ajak Aira mempersilahkan Mei masuk. Sedangkan Evan hanya mematung melihat keduanya.'Apa ini mimpi?' batin Evan begitu Aira dan Mei melewatinya.Beberapa menit kemudian Aira kembali menghampiri Evan yang masih bingung."Kak," panggil Aira dari samping membuat Evan langsung menoleh."Ayok ke kamar," ajak Evan lalu berjalan terlebih dahulu yang diikuti oleh Aira.Begitu mereka masuk Aira langsung menutup pintu dan Evan merebahkan putrinya di ranjang."Ai maksud kamu apa?" tanya Evan kesal. Tapi Aira malah tersenyum membuat Evan semakin kesal."Ai kamu tahu kan Mei itu-" ucapan Evan terhenti saat Aira membungkam mulutnya."Shut ... jangan keras-keras ngomongnya nanti dia dengar," ucap Aira pelan yang dibalas anggukan oleh Evan.Kemudian Aira memberi tahu tujuannya pada Evan. Sedangkan Evan hanya bisa mengangguk mendengar penuturan Aira."Apa kamu yakin itu akan berhasil?" bisik Evan."Kita liat aja nanti," jawab Aira sambil melipat kedua tangannya membu

  • Dipaksa Menikahi CEO   Ketinggalan di Kantor

    Bagitu Aira sampai di ambang pintu kamar, ia melihat Evan sedang menggendong Zalfa sambil melantunkan sholawat. Aira tersenyum lalu ia perlahan mendekati keduanya.Begitu sudah sampai di belakang Evan, ia langsung melingkarkan tangannya di pinggang Evan lalu ia menoleh dari samping."Kak," panggil Aira lembut membuat Evan sedikit menoleh."Hem," lagi-lagi Evan hanya mendehem membuat Aira langsung bingung. Aira langsung melepaskan tangannya dari pinggang Evan lalu berjalan ke depan Evan.Aira mengambil alih Zalfa dari gendongannya lalu ia kembali merebahkan Zalfa ke ayunan. Setelahnya Aira langsung berdiri di depan Evan sambil menatap manik itu dalam-dalam."Kok di rebahin sih, saya masih mau gendong," ucap Evan, Aira langsung senyum lalu menggeleng."Kakak kenapa? Ada masalah kah?" tanya Aira lembut, Evan yang mendengar itu langsung duduk di sisi ranjang yang diikuti oleh Aira."Mei," jawab Evan singkat membuat Aira langsung mengangkat kedua alisnya."Perempuan gatal itu ganggu Kakak

  • Dipaksa Menikahi CEO   Pembantu gagal

    "Andi," sapa Evan tidak percaya melihat Andi datang pagi-pagi begini."Abang ngapain pagi-pagi ke sini? Emang nggak ngajar? tanya Aira bingung."Nggak, mata kuliahnya batal," jawab Andi santai."Terus Naya mana? Kenapa nggak ikut sekalian? tanya Evan."Naya masih di kantor mungkin siangan saya jemput," jawab Andi."Kalau cuma sendirian ngapain datang sih," ucap Aira dengan nada kesal membuat Evan terkekeh mendengarnya."Apaan aku datang bukan mau liatin kamu, tapi mau lihatin ponakanku, minggir!" Ketus Andi lalu ia masuk begitu saja."Tuh kan, pagi-pagi udah bikin kesal," rengek Aira sambil menarik tangan Evan membuat Evan tersenyum."Yuk istirahat lagi kamu nggak boleh stres dulu, bawa santai aja," ucap Evan sambil membantu Aira jalan."Aira," panggil seseorang membuat mereka kembali berbalik, detik kemudian Aira tersenyum."Alhamdulillah, akhirnya Ibu datang juga ini siapa Bu?" tanya Aira karena bingung Ibunya membawa perempuan yang masih muda seumuran Evan."Oh ini namanya Meisari,

  • Dipaksa Menikahi CEO   Aira pulang dari rumah sakit

    Sampai di rumah, Farra langsung turun dan berlari masuk ke rumah. Di ambang pintu ia melihat Tio sedang duduk menyadarkan tubuhnya ke sisi sofa sambil memejamkan matanya.Perlahan Farra mendekatinya, ia melihat satu kaki Bayu celananya di lipat hingga ke lutut. Farra duduk disampingnya suaminya tersebut lalu tangannya terulur memegang tangan Tio."Mas," panggil Farra lembut membuat Tio membuka matanya, lalu menoleh ke samping."Kamu udah pulang sayang," ucap Tio yang dibalas anggukan oleh Farra."Mas kecelakaan dimana? Kok bisa kecelakaan? Kata tukang urutnya Mas kenapa?" cecar Farra sambil air matanya mulai menggenang. Tio yang mendengar itu langsung tersenyum, lalu tangannya terulur mengusap wajah Farra."Jangan nangis nggak apa-apa kok, tadi aku sama Dian buru-buru mau ngambil berkas ke perusahaan lain. Jadi naik motor biar cepat, tapi itulah nasib kami tabrakan. Mas kakinya keseleo tapi Dian nggak kenapa-kenapa," terang Tio membuat Farra menangis."Harusnya aku nungguin Mas dulu t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status