Share

Bab 12

Kanaya termenung panjang di sudut kamar. Masa lalunya yang menyakitkan tak mampu ia lupakan sampai sekarang. Kilasan akan orang-orang yang sangat ia sayangi  terus mendoktrin pikirannya. Tanpa terasa sebulir air mengalir dari sudut matanya yang terlihat murung.  

"Andai … mama dan papa masih hidup, aku tidak akan hidup seperti ini.” Tapi sosok mereka hadir dalam diri kedua mertuanya. Setidaknya bisa mengobati luka hati yang ia simpan sendirian tanpa sepengetahuan siapa pun. 

"Kana ...!" panggil sebuah suara. 

Kanaya mengusap air matanya, kemudian tersenyum polos. 

"Kana ...!" 

Wanita itu dengan segera membuka pintu kamarnya. Wajah pria tampan  terpampang nyata di hadapannya, maka dusta mana lagi yang kau inginkan. 

"Tara ...!" Kanaya dibuat kaget oleh ulah suaminya. 

"Suamimu yang tampan bawa sesuatu untukmu. Eits, jangan terharu dulu," ucap Eiden dengan jahil. Wajah Kanaya terli

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status