ホーム / Rumah Tangga / Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan / BAB 10 : MASA GA PAKE BAJU, MAS?

共有

BAB 10 : MASA GA PAKE BAJU, MAS?

作者: Langit Parama
last update 最終更新日: 2025-06-04 08:37:55

“Ah ... enaknya berendam air hangat,” Savana mendesah pelan, punggungnya bersandar pada bathtub.

Tubuh mungil gadis itu tenggelam setengah di antara busa putih yang mengambang lembut. Aroma bunga melati samar tercium dari uap air hangat yang memenuhi ruangan. Matanya terpejam, bibirnya mengukir garis tenang—seolah dunia luar tak pernah ada.

“Aku masih penasaran sama obrolan Mas Daryan dan mama,” gumam Savana seraya membuka mata, “Apa yang mereka bicarakan? Kenapa Mama banyak senyumnya tadi?”

Ia menghela nafas panjang sebelum cepat-cepat menyelesaikan mandinya. Apa pun yang dia butuhkan di kamar mandi itu semua ada, lengkap dengan kebutuhan seorang wanita. Tapi, barang itu tak bersegel seolah pernah digunakan sebelumnya.

“Apa Mas Daryan sebelumnya pernah tinggal sama perempuan di sini?” Savana menggigit bibirnya sambil melirik etalase yang dilengkapi dengan kebutuhan wanita dan ada beberapa yang sudah sisa setengah bagian.

“Ah bodo amat lah, lagian aku sama Mas Daryan kan nik
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 24 : MATA-MATA BELLA

    "Ibu!" seru bocah kecil berusia sepuluh tahun pada ibunya yang baru saja berganti pakaian di kamar. "Ada apa, nak?" Minah cepat-cepat menyelesaikan memakai bajunya sebelum keluar kamar dan menghampiri sang anak. "Ada apa?" Bocah itu menunjuk mobil yang terparkir di depan rumahnya, "Ada mbak cantik cari ibu, katanya ada perlu penting." "Mbak cantik?" Minah mengerutkan keningnya bingung sebelum melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Di depan sana mobil alphard hitam mewah terparkir. Minah menatapnya sejenak, mencoba mengingat siapa pemilik mobil itu. Dia mendekat dia kemudian mengetuk pelan pintu kaca mobil. Kaca mobil diturunkan dan menampilkan Bella dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Dari balik kacamata itu, dia menatap Minah dingin. "Mbak Bella?" Seru Minah yang memang sudah tahu sejak lama pada Bella. "Masuk, ada yang mau aku omongin penting dengan kamu," ucap Bella dengan nada penuh perintah. Ada jeda beberapa saat sebelum Minah akhirnya

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 23 : MAAF SAYA CUMA ORANG ASING

    Savana menghela napas pelan tapi panjang, seperti sedang menahan sesuatu yang hampir meledak. Ia menunduk sebentar lalu menatap Daryan dengan mata berkaca. “Maaf … saya lupa. Saya cuma orang asing di antara dua teman masa kecil yang istimewa.” Bella menyandarkan punggung ke kursi, tersenyum puas. "Nah, gitu dong. Jangan baperan, Van. Aku ke sini cuma bawa hadiah, bukan cari ribut." Savana tak menjawab. Ia membalikkan badan dan berjalan ke dapur. Tangannya gemetar saat menyalakan kompor, menuangkan air ke dalam ketel. Bahkan suara air mengalir dari teko pun terdengar pilu. Di ruang makan, Bella berdiri. Ia membuka paper bag-nya dan mengeluarkan kotak berukuran sedang berbungkus elegan. “Nih, buat kalian. Hadiah dari aku. Mahal, lho,” katanya sambil melirik Daryan, “Biar kamu inget siapa yang selalu ada buat kamu dari dulu.” Daryan tidak langsung merespons. Ia menatap kotak itu tanpa ekspresi sebelum mengambil kotak tersebut dan meletakkannya di ujung meja, jauh dari jangkauan sia

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 22 : PILIH KASIH

    "Daryan!" Bella berseru dengan suara penuh semangat. Daryan menatapnya dengan alis berkerut, kebingungan menyelimuti raut wajahnya. "Ngapain kamu datang ke sini pagi-pagi begini?" Bella menyelinap masuk tanpa izin, pandangannya mengitari ruangan seperti mencari sosok lain penghuni penthouse itu. "Aku ... aku bawa hadiah buat istri kamu, Dar." "Hadiah?" Daryan mengulang, masih belum paham. "Iya. Hadiah pernikahan kalian." Suara Bella penuh antusias. "Walaupun aku ga diundang, tapi aku ga enak kalau ga ngasih sesuatu buat teman masa kecil aku. Ya ga?" Daryan tak menjawab, pria itu lantas berbalik diikuti oleh Bella di belakangnya. "Mana istri kamu, Dar?" Tanya Bella sembari mengekori pria itu menuju dapur. Matanya langsung menangkap sosok Savana di samping meja makan. Savana masih jongkok, tangannya sibuk memunguti sisa makanan di lantai. Baru setengah ia kumpulkan ketika suara langkah kaki mendekat dari arahnya. Savana mendongak dan menemukan Bella berdiri di ambang meja makan,

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 21 : KEMARAHAN SAVANA

    Ting tong. Baru saja Savana keluar dari kamar, tiba-tiba bel penthousenya berbunyi. Kakinya yang tadi hendak melangkah menuju dapur otomatis beralih menuju pintu. Begitu pintu dibuka, senyum hangat Minah menyapanya. "Bi Minah?" Savana terlihat antusias melihat ART di penthousenya itu, ini sudah ketiga kalinya mereka bertemu dan lumayan akrab. "Ayo masuk, bi." "Terima kasih banyak, non," balas Minah seraya melangkah masuk, "Hari ini weekend, Tuan Daryan biasanya seharian di penthouse. Tapi walaupun begitu, beliau masih kerja di ruang kerjanya." Kata Minah sambil berjalan menuju dapur diikuti oleh Savana di sebelahnya. "Oh gitu ya, bi?" "Iya. Setiap weekend saya datang tiga kali ke sini buat masak sarapan, makan siang, sama makan malam nanti," jelas Minah yang hanya diangguki oleh Savana. "Kebetulan banget tadi aku keluar kamar mau masak buat sarapan. Eh Bibi juga dateng buat masak. Kalau gitu kita masak bareng aja kayak kemaren, sekalian aku mau belajar." "Boleh, non," balas Min

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 20 : RENCANA AJENG & BELLA

    "Permisi, Nyonya," seru pelayan begitu tiba di ruang tengah, menghampiri wanita paruh baya yang dia sebut Nyonya itu. "Ada tamu di luar, mau bertemu sama Nyonya." Wanita paruh baya itu adalah Ajeng, dahi keriputnya berkerut sebelum bertanya. "Siapa?" "Namanya ...." belum sempat pelayan itu menyelesaikan ujarannya, tamu yang dimaksud menyelonong masuk ke ruang tengah seolah sudah terbiasa datang ke tempat ini. "Halo, tante!" seru Bella bersemangat, kaki jenjangnya melangkah anggun menghampiri ibu dari teman masa kecilnya itu. Ajeng terkejut sekaligus senang akan kedatangan Bella, mengingat mereka cukup lama tidak bertemu. "Bel, ini kamu?" Ajeng langsung berdiri dan menyambut pelukan Bella dengan hanga,. "Kamu ke mana aja selama ini, Bel. Kenapa tidak ada kabar?" Bella melepaskan pelukannya. "Ya ampun, tante. Serius masih tanya aku ke mana aja selama ini? Aku kan kerja, sibuk banget. Maklum wanita karir, tan. Banyak banget job pemotretan di luar negeri. Emang tante beli pakaian da

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 19 : RENCANA SAVANA

    Daryan dan Savana baru saja tiba di penthouse setelah melewati perjalanan pulang dari rumah orang tua Savana. Sebelumnya, Hana menawarkan mereka berdua untuk makan malam bersama di sana, tapi Daryan menolak dengan alasan ingin membawa Savana periksa ke rumah sakit. Selama perjalanan pulang, keduanya sama-sama diam. Tak ada yang membuka percakapan lebih dulu. Terlebih Savana masih kaget atas tindakan Daryan di rumahnya tadi. "Mas ...." panggil Savana pada Daryan begitu pria itu hendak masuk ke kamarnya. Daryan menoleh sedikit, satu tangannya memegang gagang pintu kamar. Tatapannya lurus pada Savana, menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya. "Kenapa mas harus berbohong sama mama saya?" Suara Savana terdengar lirih, ragu akan pertanyaannya tapi dia penasaran. Dahi Daryan berkerut tipis sebelum ia berbalik penuh menoleh ke arah Savana. "Memangnya harus seperti apa? Kamu mau saya jujur kalau saya tadi memarahi kamu karena pergi tidak bilang-bilang?" "Bukan itu maksud aku," "Lalu ap

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status