Share

BAB 128 : MASUK RS

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-07-25 08:01:27

“Jadi ... Mama gak apa-apa?” suara Daryan pelan, tapi dingin.

Pria itu diam sejenak, dadanya naik turun menahan emosi. Matanya menatap ibunya tanpa berkedip.

Ajeng mengangkat alis, memasang raut tak bersalah. “Tentu tidak. Mama hanya butuh dicek sedikit, jaga-jaga usia. Lagipula, kamu kan sudah terlalu sibuk menjaga istrimu sampai lupa siapa yang melahirkan kamu.”

Bella tertawa kecil, menambahkan, “Daryan jadi lebih romantis sekarang, Tante. Aku lihat sendiri waktu di mall. Kayak anak kecil yang punya mainan baru.”

Daryan menatap tajam ke arah Bella, membuat wanita itu langsung mengarahkan tatapan ke arah lain, menghindari mata Daryan.

“Mama sengaja manggil dokter ke sini buat mancing aku datang?” tanya Daryan datar, menahan kekesalan yang mulai menusuk di dada.

Ajeng tak menjawab langsung. Ia hanya menyeruput tehnya, lalu menaruh cangkirnya kembali ke meja kaca.

“Aku ibumu, Daryan. Wajar dong kalau ingin diperhatikan.”

Daryan mengepalkan tangannya. “Mama tahu, istri aku lagi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 130 : NGIDAM?

    Hujan turun tipis di luar jendela penthouse, membuat suasana malam terasa semakin hangat. Savana sedang duduk di sofa, membetulkan bantal-bantal sambil memainkan remote TV, meski pikirannya tak fokus ke layar. Daryan muncul dari dapur membawa segelas susu hangat. “Minum dulu, sayang,” ucapnya lembut seraya mengulurkannya pada sang istri. Savana tersenyum dan menerimanya. “Terima kasih.” Daryan duduk di sampingnya, satu tangan melingkari bahu Savana. Tatapannya tak lepas dari wajah sang istri. “Kamu udah mulai ngidam belum?” tanyanya serius. Savana mengerutkan dahi. “Ngidam?” “Iya. Mau makan apa? Yang aneh-aneh juga gak apa-apa, bilang aja. Kalau kamu mau buah jam dua pagi pun aku siap cari.” Savana terkekeh pelan. “Mana ada ngidam, mas. Baru juga ketahuan hamilnya tadi siang." "Ya gak harus gitu, sayang. Intinya kamu hamil, dan biasa perempuan hamil pasti ngidam. Aku serius, kamu lagi pengen apa?" Tangannya terangkat menyelipkan rambut sang istri ke belakang telinga "Belum s

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 129 : HAMIL

    Langkah Daryan bergema di koridor rumah sakit. Wajahnya tegang. Sesekali ia mengusap tengkuknya sendiri, napasnya terengah. Begitu melihat Minah berdiri di depan ruang periksa, ia langsung menghampiri. "Minah, istri saya di dalam?" Minah mengangguk cepat. "Iya, Tuan. Non Savana hanya ingin memastikan keadaannya. Maaf karena saya bawa Non Savana gak bilang-bilang dulu." Ia menunduk dalam, namun Daryan tak merespon. Tanpa menunggu lebih lama, Daryan membuka pintu dan mendapati Savana duduk di ranjang pasien, masih dengan pakaian saat terakhir dia lihat. Wajahnya terlihat sedikit pucat tapi tersenyum kecil saat melihat suaminya. "Mas …." ucap Savana pelan. "Kamu gila, ya?" suara Daryan nyaris gemetar, bukan karena marah, tapi karena takut. "Kenapa pergi tanpa bilang? Aku panik. Aku pikir kamu kenapa-kenapa!" Savana tidak menjawab. Ia hanya mengulurkan tangannya pelan. Daryan mendekat. Dengan lembut, Savana menarik tangannya, membiarkannya duduk di pinggir ranjang. "Maaf, aku gak b

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 128 : MASUK RS

    “Jadi ... Mama gak apa-apa?” suara Daryan pelan, tapi dingin. Pria itu diam sejenak, dadanya naik turun menahan emosi. Matanya menatap ibunya tanpa berkedip. Ajeng mengangkat alis, memasang raut tak bersalah. “Tentu tidak. Mama hanya butuh dicek sedikit, jaga-jaga usia. Lagipula, kamu kan sudah terlalu sibuk menjaga istrimu sampai lupa siapa yang melahirkan kamu.” Bella tertawa kecil, menambahkan, “Daryan jadi lebih romantis sekarang, Tante. Aku lihat sendiri waktu di mall. Kayak anak kecil yang punya mainan baru.” Daryan menatap tajam ke arah Bella, membuat wanita itu langsung mengarahkan tatapan ke arah lain, menghindari mata Daryan. “Mama sengaja manggil dokter ke sini buat mancing aku datang?” tanya Daryan datar, menahan kekesalan yang mulai menusuk di dada. Ajeng tak menjawab langsung. Ia hanya menyeruput tehnya, lalu menaruh cangkirnya kembali ke meja kaca. “Aku ibumu, Daryan. Wajar dong kalau ingin diperhatikan.” Daryan mengepalkan tangannya. “Mama tahu, istri aku lagi

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 127 : SAVANA MUAL

    Begitu pintu penthouse tertutup di belakang mereka, Savana langsung melangkah pelan menuju ruang tengah. Tangannya menekan perut, ekspresinya berubah. Daryan yang baru saja menggantung kunci mobil langsung memperhatikan gerak-gerik istrinya. “Kenapa?” tanyanya cepat, berjalan mendekat. Savana menelan ludah, lalu mengusap tenggorokannya. “Perut aku rasanya nggak enak, Mas. Tenggorokan juga kayak … aneh gitu.” “Gak enak kenapa?” Daryan menggenggam lengannya pelan, mencoba menenangkan. “Gak tahu. Kayak mual dan … perih dikit,” ujar Savana dengan nada tak nyaman. “Kamu udah makan siang belum di sana tadi?” tanya Daryan serius. “Udah, mas.” Daryan baru saja hendak menyentuh bahu Savana, tapi wanita itu buru-buru menyerahkan totebag ke tangan suaminya. “Aku ke kamar dulu,” gumamnya cepat, lalu berlari ke arah kamar. “Sayang?” panggil Daryan, tapi Savana tak menjawab. Beberapa detik kemudian terdengar suara keras dari dalam kamar mandi. Daryan langsung menyusul, membuka pintu dan me

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 126 : TUGAS KELOMPOK

    Pagi itu, Savana menghampiri Daryan yang sedang duduk di balkon kamar sambil menikmati secangkir kopi hangat. Di tangannya iPad menyala menampilkan pekerjaan kantor. Seperti biasa, tidak ada hari libur bagi Daryan untuk bekerja selagi ada waktu senggang. Khususnya jika tidak menghabiskan waktu berdua dengan sang istri. Langkah Savana ringan saat menghampirinya, tapi wajahnya tampak sedikit ragu. "Mas," panggilnya pelan, berdiri di ambang pintu. Daryan menoleh, lalu tersenyum tipis. "Hm? Kenapa, sayang?" Savana menatap ke arah cangkir kopi di tangan suaminya, lalu menghela napas sebelum akhirnya bicara, "Hari ini aku mau kerja kelompok. Tugasnya numpuk, harus kelar minggu ini." "Di mana?" "Di cafe jam sepuluh nanti," "Mau kerja di rumah aja?" tawar Daryan cepat, tanpa pikir panjang. Savana langsung menggeleng. "Gak bisa, mas. Udah janjian sama temen-temen di luar." Daryan meletakkan iPad di tangannya ke atas meja. Alisnya terangkat pelan. "Kenapa gak di rumah aja? Kan lebih t

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 125 : BULAN MADU?

    Suasana mobil hening sejenak, hanya suara mesin mobil dan AC yang mengalun pelan. Tapi tak lama kemudian, Savana terkekeh sendiri, menahan tawa sambil melirik ke arah suaminya. Daryan menoleh cepat. “Kenapa ketawa-ketawa sendiri?” Savana mencoba menahan tawanya tapi gagal. “Lucu aja, Rinka tadi panik banget karena manggil kamu Om.” Daryan mengangkat alis. “Aku kelihatan setua itu, ya?” Savana memutar mata, lalu bersandar santai. “Enggak sih. Tapi tetap aja lucu. Om Daryan.” Ia sengaja menekankan panggilan itu sambil menatap suaminya dengan tatapan menggoda. Daryan menggeleng kecil, ekspresinya seperti biasa tenang, tapi sudut bibirnya naik sedikit. “Padahal aku cuma sepuluh tahun lebih tua.” “Cuma?” Savana menekuk alisnya dramatis. “Mas, kita beda belasan tahun. Mas 30, aku baru 19.” “Sebelas tahun aja,” sahut Daryan santai. “Kamu ngomongnya kayak aku udah 40.” Savana mendecih. “Tetep aja banyak, mas.” Daryan melirik sekilas ke arahnya. “Tapi kamu tetep jatuh cinta, kan?” Sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status