共有

BAB 139 : USG KEHAMILAN

作者: Langit Parama
last update 最終更新日: 2025-07-31 09:56:51

Hari ini usia kandungan Savana sudah memasuki usia enam belas minggu, Daryan dan Savana memutuskan untuk menjalani pemeriksaan USG yang sudah lama mereka tunggu.

Savana merasa sedikit gugup, meski dalam hati sangat bersemangat. Ini adalah momen yang tak terbayangkan sebelumnya, mereka akan mengetahui jenis kelamin anak pertama mereka.

Di ruang rumah sakit, suasana terasa tenang. Savana berbaring di atas brankar pemeriksaan. Daryan berdiri di sampingnya, menatapnya dengan penuh perhatian.

"Mas, kamu berharap anak kita cewek atau cowok?" Savana bertanya dengan nada cemas, meski senyum tipis tak hilang dari wajahnya.

Daryan memegang tangannya dengan lembut. "Yang penting anak kita sehat, sayang. Kita akan tetap bahagia apapun jenis kelaminnya."

Savana hanya tersenyum dan mengangguk, masih terasa sedikit gugup, tapi juga penuh harap. Tak lama setelah itu, dokter masuk dan menyapa mereka dengan senyuman ramah.

"Selamat pagi, Nyonya Savana, Tuan Daryan. Sudah siap untuk melihat keajai
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 142 : CEMBURU

    "Eh, Mbak Bella," sapa Mega ramah begitu keluar dari ruangan kerja Daryan dan mendapati Bella berdiri di depan pintu. "Mau ketemu Pak Daryan, ya?" Bella mengangguk pelan sambil menyunggingkan senyum kecil. “Iya, sebentar aja kok.” “Maaf, Mbak, tapi Pak Daryan sedang tidak ada di ruangan,” jelas Mega sopan. “Beliau sedang makan siang dengan Pak Revanza. Kalau Mbak mau menunggu, bisa saya antar ke ruang tamu eksekutif, ya?” Bella menepis tawaran itu dengan senyum santai. “Gak usah repot-repot, aku tunggu di sini aja. Santai aja, aku kan temannya Daryan.” Mega tetap berdiri di tempat, tidak bergeming. “Maaf, Mbak Bella. Akses ke ruangan pribadi Pak Daryan hanya diperuntukkan untuk sekretaris dan asisten pribadi. Di luar itu tetap harus menunggu di ruang tamu eksekutif.” Bella tertawa kecil, sedikit mendesak. “Aduh, Mega. Aku ke sini bukan buat ngerecokin, kok. Aku cuma mau nyampein sesuatu yang penting. Daryan juga gak bakal keberatan kalau tahu aku nunggu di dalam.” Mega masih tam

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 141 : BABY BOY

    Penthouse terasa sunyi malam itu, hanya suara lembut mesin AC dan ketukan jari besar Daryan di keyboard laptop yang memecah keheningan. Daryan bersandar di headboard ranjang, laptop terbuka di pangkuannya, matanya fokus menatap layar yang sesekali menampilkan grafik dan angka-angka penting dari laporan perusahaannya. Di sampingnya, Savana duduk bersila dengan bantal kecil di pangkuannya. Kepalanya bersandar di bahu sang suami, tatapannya lurus pada layar laptop. Sementara satu tangan melingkar di lengan Daryan. Wajah Daryan tampak lelah, tapi masih terlihat tampan dengan kimono tidur warna hitam yang sedikit terbuka di bagian dada bidangnya. “Mas,” panggil Savana pelan, tangannya mengusap lembut lengan kekar sang suami. “Hm?” sahut Daryan, tak menoleh, tapi tangannya berhenti sejenak. “Udah malem. Istirahat dulu, ya?” Daryan memutar lehernya perlahan, menatap wajah istrinya yang kini sudah bersandar di bahunya. Dia menutup laptopnya dan meletakkannya di nakas samping tempat tid

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 140 : BELLA KICEP

    Bella memasuki rumah Stella dengan langkah cepat, kedatangannya ke sini bukan mencari kakak iparnya itu—melainkan mencari Radja. Kini langkah kakinya membawanya ke lantai atas, menyusuri lorong menuju kamar cowok itu. Tanpa mengetuk pintu, Bella langsung masuk dan menemukan Radja tengah duduk di sofa. "Dja!" serunya, suaranya agak tegang namun tetap mengundang perhatian Radja yang duduk malas. Radja menoleh, ekspresi wajahnya datar, matanya setengah malas menatap Bella yang sudah berdiri di depannya. “Kamu tuh sebenernya suka gak sih sama Savana?” tanya Bella tiba-tiba, membuat Radja mengerutkan dahi. Radja menatap Bella dengan tatapan bingung, lalu sedikit mengangkat alisnya. “Kenapa nanya gitu?” “Jawab aja. Kalau kamu suka, kenapa kamu nggak rebut dia dari suaminya sih?” Bella melanjutkan dengan nada yang agak tajam. Radja menghela napas panjang, menundukkan kepala sejenak, seolah berpikir. Namun dia tidak segera menjawab, hanya diam menatap lantai. Bella yang tidak sabar, b

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 139 : USG KEHAMILAN

    Hari ini usia kandungan Savana sudah memasuki usia enam belas minggu, Daryan dan Savana memutuskan untuk menjalani pemeriksaan USG yang sudah lama mereka tunggu. Savana merasa sedikit gugup, meski dalam hati sangat bersemangat. Ini adalah momen yang tak terbayangkan sebelumnya, mereka akan mengetahui jenis kelamin anak pertama mereka. Di ruang rumah sakit, suasana terasa tenang. Savana berbaring di atas brankar pemeriksaan. Daryan berdiri di sampingnya, menatapnya dengan penuh perhatian. "Mas, kamu berharap anak kita cewek atau cowok?" Savana bertanya dengan nada cemas, meski senyum tipis tak hilang dari wajahnya. Daryan memegang tangannya dengan lembut. "Yang penting anak kita sehat, sayang. Kita akan tetap bahagia apapun jenis kelaminnya." Savana hanya tersenyum dan mengangguk, masih terasa sedikit gugup, tapi juga penuh harap. Tak lama setelah itu, dokter masuk dan menyapa mereka dengan senyuman ramah. "Selamat pagi, Nyonya Savana, Tuan Daryan. Sudah siap untuk melihat keajai

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 138 : DIPANTAU DARI CCTV

    Pagi itu, Savana sudah rapi dengan set piyama satin warna dusty rose, rambutnya digerai ke belakang, dan wajahnya segar meski masih sedikit pucat. Ia baru saja keluar dari kamar menuju ruang tengah. Hari ini temannya—Rinka akan datang berkunjung, jadi dia akan menunggunya sambil menyiapkan camilan. Ketika tatapannya jatuh pada beberapa helai rambut di lantai, Savana segera melangkah ke sudut ruangan untuk mengambil penyapu dan sekop. Baru saja dia hendak mulai menyapu, ponsel di saku piyamanya berdering. Savana meletakkan kembali penyapu dan sekop di sampingnya, lalu mengangkat panggilan dari sang suami, Daryan, yang sedang berada di kantor. “Halo, Mas. Ada apa?” Suaranya lembut. “Ngapain kamu pegang penyapu sama sekop?” Daryan bertanya, suaranya berat. Dari seberang sana, dia memantau Savana lewat CCTV penthouse melalui iPad. Savana tertegun, mulutnya terbuka tapi tak mampu menjawab. Matanya melirik penyapu dan sekop di sampingnya sejenak sebelum akhirnya berkata, “Aku cuma mau

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 137 : HATI ATAU FISIK

    Malam datang dengan hangatnya cahaya lampu gantung di ruang makan. Daryan duduk di ujung meja. Di depannya, Savana sibuk menyuap nasi perlahan. Terlalu perlahan, hingga Daryan akhirnya menyadarinya. “Kok diem aja malam ini?” tanya Daryan sambil meletakkan sendoknya. “Biasanya kamu paling bawel muji lauk buatan Minah.” Savana hanya mengulas senyum tipis. “Capek aja, Mas. Tugas lumayan banyak tadi.” Daryan menatap istrinya dalam diam. Sesuatu terasa berbeda. Bukan sekadar lelah. Ada yang disembunyikan. Tapi ia tidak ingin memaksa Savana cerita. Setelah makan malam selesai dan piring-piring telah dibereskan, keduanya naik ke kamar. Savana lebih dulu masuk kamar mandi, mengganti pakaian dan mencuci wajahnya. Saat keluar, ia menemukan Daryan sudah bersandar santai di tempat tidur dengan laptop di pangkuannya. Savana naik ke ranjang pelan-pelan, berbaring membelakangi suaminya. Beberapa menit berlalu dalam keheningan, hingga Daryan meletakkan laptopnya dan memiringkan badan, menghadap

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status