Beranda / Rumah Tangga / Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan / BAB 439 : Season 2 - Bawa aparat

Share

BAB 439 : Season 2 - Bawa aparat

Penulis: Langit Parama
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-27 16:13:15

“Kenapa, sayang?” tanya Elvara, ketika mendapatkan ekspresi wajah sang suami berubah setelah selesai melakukan panggilan telepon.

Darell lantas bangkit dari tempat duduknya. “Sepertinya saya harus menyusul ke apartemen.”

“Kamu mau nginap di apartemen sama Mama kamu malam ini?”

“Bukan, saya hanya ingin memastikan ibu saya sampai dengan selamat di sana.”

“Ada apa?” Elvara maju selangkah, meraih tangan sang suami dan menggenggamnya erat. Dia tahu, pasti ada yang tidak beres saat ini. “Ada masalah?”

“Sepertinya ibu ikut Amel untuk bertemu dengan Sagara, jadi sebelum tiba di sana. Saya harus ke sana lebih dulu,” akhirnya Darell mengatakan yang sebenarnya.

“Aku ikut, ya?” ujar Elvara penuh harap. “Aku bawa beberapa bodyguard Papa juga.”

“Tidak perlu, El. Saya akan pergi, kamu juga ikut. Tapi tidak perlu bawa bodyguard juga. Karena kalau di sini, Sagara tidak akan berani melakukan apapun.”

Elvara mengangguk paham. Keduanya lantas meninggalkan kamar. Dan sebelum pergi, tentu s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 450 : Season 2 - Bertemu Amel?

    “Bagaimana progresnya?” suara Sagara terdengar berat dan mendesak di seberang sana. Amel menatap refleksinya dari cermin meja rias. “Kak Darell gak ambil alih sekarang, dia nanti bakal datang buat audit aja. Tante juga bilang biar aku aja yang urus.” “Baiklah, tapi Lumina Kids Academy akan tetap Darell sebagai pemilik. Kamu juga sebagai direkturnya saja. Oke, saya paham.” “Iya.” “Lalu ... bagaimana dengan hal lainnya? Lancar?” Pertanyaan Sagara membuat Amel mengepalkan tangan di atas pangkuan, dan satu tangan lagi mencengkram ponselnya yang dia tempelkan di samping telinga. “Entahlah, kak. Tapi hari ini aku berhasil bikin Elvara cemburu,” beritahunya. “Hari ini? Di mana?” tanya Sagara yang tampak penasaran. “Tadi aku sarapan ke rumah tante, terus di sana ada kak Darell sama istrinya juga. Kebetulan aku masak ikan nila goreng yang dulu jadi kesukaannya kak Darell,” Amel mulai menjelaskan semua yang terjadi di meja makan saat sarapan pagi itu. Situasi yang cukup menega

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 449 : Season 2 - Melanjutkan lukisan

    Darell menatap ikan nila goreng yang diletakkan Amel ke atas piringnya dengan tatapan datar seperti biasa. “Kakak dulu suka banget, bahkan sampai kepalanya juga habis gak ada sisa,” Amel kembali membuka suara, tersenyum kecil sambil melirik ke arah Elvara sekilas. Elvara melirik sang suami sekilas, “Akhirnya aku tahu makanan kesukaan kamu, sayang,” katanya pelan, lalu beralih pada Amel. “Kapan-kapan kita bisa ngobrol soal Darell.” Tangannya terangkat menyentuh punggung tangan sang suami di atas meja. “Darell terlalu tertutup. Jadi, kalau aku gak cari tahu ke orang terdekatnya ... aku gak akan tahu soal dia.” “Iya kan, Bu?” Elvara kemudian menatap sang ibu mertua, Davina. “Sama ibu bisa, sama Amel juga bisa. Tapi, kayaknya lebih deket sama Amel ya—dia lebih tahu soal suami aku.” Davina hendak membuka mulut, tak ingin sarapan pagi itu semakin menegang. Tapi Amel lebih dulu membuka suara. “Bener, aku deket banget sama kak Darell sejak masih balita. Kita kan beda delapan tahun

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 448 : Season 2 - Amel sengaja

    “Leher kamu, sayang,” Elvara membulatkan matanya ketika menangkap leher sang suami yang merah atas perbuatannya semalam. “Kenapa dengan leher saya, hm?” Darell menaikkan kedua alisnya santai. “Merah, sayang.” “Kamu juga punya, saya juga buat semalem. Di leher, di dada, dan—“ ucapan Darell terpotong ketika Davina kembali dari pintu masuk. Keduanya menoleh serempak, dan terkejut ketika sang ibu datang bersama Amel. Begitu juga Amel yang terkejut dengan keberadaan Darell serta Elvara di meja makan. Amel pikir Davina seorang diri. “Ternyata tamunya Amel,” kata Davina sembari mempersilakan gadis itu duduk. “Di sini, Mel,” ia menarikkan kursi tepat di sampingnya. “Terima kasih banyak, tante,” balas Amel seraya meletakkan sepiring ikan nila goreng buatannya ke atas meja. Elvara tercengang, namun tak ada kata yang keluar dari sana. Dan Davina juga tak enak menolak ajakan Amel, apalagi gadis itu hanya tinggal seorang diri. Dia juga ingin membalas budi, bagaimana kebaikan ibu

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 447 : Season 2 - Sarapan bareng

    Darell tersenyum, senyum yang memenangkan segalanya. “Kamu cantik sekali,” gumamnya. Tanpa menunggu balasan, ia dengan hati-hati menggendong tubuh Elvara ke tengah ranjang. Mereka tenggelam dalam kelembutan selimut putih dan ranjang empuk yang menampung tubuh keduanya, namun kehangatan yang mereka rasakan datang dari sumber yang lain. Darell mencondongkan tubuhnya, menyatukan kening mereka. Ia membiarkan keheningan berbicara. Tangan Elvara bergerak, menyentuh pipi Darell, membelai garis rahang yang kokoh. Saat gairah memuncak, Elvara mencengkeram erat bahu Darell. Ia berbisik pelan, hanya satu kata yang keluar, “Ngh ….” Sebuah desahan lembut dan halus. Darell membalas bisikan itu dengan ciuman yang dalam dan memuja. Momen penyatuan itu bukan hanya fisik, melainkan juga emosional. Mesin pendingin di kamar itu pun tak mampu menghilangkan sensasi panas yang membakar tubuh keduanya yang saling mencari kenikmatan satu sama lain. Sebuah pelepasan yang intens, namun diakhiri de

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 446 : Season 2 - Belajar melukis

    Darell langsung mengalihkan pandangan pada sang ibu yang hanya tersenyum kecil penuh arti. Lalu beralih pada Elvara yang raut wajahnya sudah berubah. Tangan gadis itu meremat gaun yang dia kenakan, napasnya tercekat di tenggorokan. “Ibu bercanda, itu tentu saja menantu ibu. Masa gak ngeh yang ibu lukis siapa?” lanjut Davina sembari tersenyum kecil. Elvara menghela napas panjang, sedikit lega. “Aku tahu, kok, kalau itu aku.” Ia mengalihkan pandangannya pada sang ibu mertua. Davina kembali tersenyum. “Ya sudah, kalau gitu ... ibu mau lanjutin melukisnya. Nanti keburu catnya kering. Kalian ngobrol aja dulu.” “Iya,” sahut Elvara sembari tersenyum manis. Darell terus memperhatikan wajah sang istri, meski tersenyum lebar—ia tahu Elvara masih sempat kesal karena tadi sang ibu menyebut nama Amel, meskipun hanya bercanda. Elvara lalu menatap sang suami. “Kamu kapan mau ajarin aku melukis? Kamu kan udah janji.” “Nanti malam, ya? Kita nginap di sini malam ini, mau?” Elvara meny

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 445 : Season 2 - Sebuah lukisan

    Ting nung. Davina mengalihkan pandangannya ke arah pintu ketika bel apartemennya berbunyi. Ia meletakkan kuasnya di piring cat, sebelum beranjak menuju pintu. Namun, sebelum benar-benar sampai di sana. Dia memastikannya dulu siapa yang datang melalui intercom yang dipasang di dinding. Ketika layar menyala, wajah Darell dan sang istri terlihat di layar. Ia mengulas senyum lebar, lalu melangkah cepat menuju pintu. “Pagi, ibu ....” sapa Elvara, suaranya ceria. “Pagi, Nak,” Davina membalas, sembari melirik ke parsel buah-buahan premium yang dibawakan Darell untuknya. “Terima kasih, ya.” “Ayo, masuk,” persilakan Davina, lalu berjalan lebih dulu menuju ruang tengah. “Ibu tadi lagi melukis. Kalian duduk saja, ibu buatkan minum dulu.” “Biar Vara bantu,” Elvara segera menyusul Davina ke dapur, dan sang ibu mertua juga tampak tidak keberatan. Darell tersenyum kecil melihat itu. Tapi bukannya duduk, dia memilih menuju ke sudut ruangan—di mana sang ibu tengah melukis tapi belum se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status