Share

Bab 15. Lelaki Dingin Tak Punya Hati

Semilirnya angin malam, begitu dingin menerobos masuk ke dalam jendela kamar Alira yang belum tertutup sempurna.

Terlihat Alira, masuk ke dalam kamarnya, sambil membawa dua porsi nasi diatas nampan yang di bawanya.

Mengayunkan langkahnya, mendekati nakas sebelum meletakkan nampan di atasnya.

Masih dengan wajah murungnya, harus melayani Satria, karena statusnya sebagai seorang istri di dalam permainan pernikahan yang sedang di jalaninya.

Sebelum mengayunkan kembali langkahnya, membuka jendela kamarnya, untuk berdiri, terdiam dan menyendekapkan kedua tangannya di atas dada.

Menikmati gelapnya malam, terlihat begitu kelabu tanpa bintang, karena mendung yang bergelayut sama seperti suasana hatinya yang begitu sendu.

Kembali mengingat kemarahan Adam, air mata Adam di dalam sorot mata kecewa kekasihnya.

Menciptakan rasa sesak yang menyeruak, me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status