"Kamu hanya punya waktu 10 menit!"Mata coklat Lubis yang keruh menunjukkan kebingungan, dia mengerutkan alisnya dan bertanya, "Apa maksud kamu?""Sebelum datang ke sini, buatlah panggilan anonim ke istrimu, aku yakin dia sedang dalam perjalanan sekarang untuk memeriksa keadaanmu!" Belicia buru-buru menjawab, sedangkan perasaannya semakin gelisah saat itu.Mata Tuan Lubis membelalak seketika karena terkejut. "Apa yang sudah kamu lakukan!? APA KAU SUDAH GILA?!" Lubis meninggikan suaranya dengan panik.Sudah menjadi rahasia umum bahwa Tuan Lubis adalah orang yang kasar. Namun, hanya sedikit yang tahu kalau dia juga seorang pria yang suka mematuk ayam! Pria itu sangat takut pada istrinya karena sebagian besar kesuksesan bisnisnya bergantung pada sang istri. Belicia mengetahui hal ini dari seorang karyawan di perusahaannya, dan dia mendengar berita penting ini selama kunjungan terakhir."Tuan Lubis, yang aku inginkan adalah menandatangani kontrak ini. Sejujurnya, ini adalah kesepakatan
___'Urgh, kepalaku rasanya mau meledak!'Pikiran pertama yang muncul di benak Belicia adalah bahwa ini bukan tempat tidurnya, dan kemudian tercium aroma desinfektan yang menyengat. Dia mengernyit dan menyeimbangkan pandangan pada cahaya terang yang menembus kelopak matanya yang masih tertutup. Cahaya yang menyilaukan itu perlahan-lahan mereda dan dia mencoba melihat sekelilingnya.Ruangan sangat bersih dan redup, dengan infus dan monitor yang berbunyi. Dindingnya berwarna hijau tua dan seprainya pucat. Anehnya, Alex duduk dengan tenang tepat di dekat Belicia."Kenapa kamu di sini?" Belicia bertanya dengan lemah sambil menyipitkan mata ke arah Alex untuk mendapatkan penglihatan yang lebih jelas."Kamu tidak ingat?" Alex bertanya balik, suaranya sedingin es.Belicia mencoba mengingat-ingat, dia pertama kali pergi menemui Tuan Lubis, mereka minum-minum, lalu...Ingatannya mulai berkelebat seperti kereta api."Misiku sukses?""Kau ingat?"Belicia mengangguk malu-malu, "Apakah kamu yang
"Nona, jangan percaya pada informasi di media sosial. Itu hanya ulah segelintir orang yang iri pada Tuan Lin. Media kadang terlalu melebih-lebihkan berita untuk menjatuhkan Tuan."Wanita muda yang duduk di sofa tinggi sambil membaca artikel di ponselnya hanya tersenyum.Dia tak ingin menanggapi ucapan wanita yang berdiri di sampingnya. Bukan berarti dia tidak menghormati wanita paruh baya itu hanya karena seorang pembantu, tetapi dia sudah cukup yakin tentang kebenaran berita panas yang tengah dia baca dari media sosial.Ketika majikannya tak kunjung menanggapi, sang pembantu kembali menambahkan dengan cemas, "Kalian sudah menikah selama hampir satu tahun. Aku yakin Tuan Muda Lin tak mungkin melakukan kencan romantis di kapal pesiar dengan model seperti yang ditulis berita. Ini pasti hanya fitnah."Lagi-lagi wanita muda itu tak menanggapi. Namun, dia segera menutup situs internet, lalu mencari kontak dan menghubungi suaminya.Begitu panggilan terhubung, wanita itu langsung berkata, "Al
"Ya, bercerai adalah jalan terbaik untukku dan untuknya," Belicia menjelaskan dengan lembut."Tapi bagaimana dengan Tuan dan Nyonya besar jika—""Biarkan saja Alex yang menjelaskan pada mereka semua." Belicia berdiri sambil tersenyum. "Aku akan pergi ke kamar dan mengemasi seluruh barang-barangku."Ketika Belicia akan beranjak ke lantai dua, dia menengok ke arah meja makan dan melihat berbagai macam hidangan.Dia terdiam sejenak dan melihat ke arah sang pembantu sambil berkata dengan sopan, "Bibi El, makan siangnya dibagikan saja untuk para pekerja.""Apa Anda akan melewatkan makan siang, Nona?""Aku tak berselera, maaf." Belicia lanjut berjalan menuju kamar, lalu membuka lemari berkas dan mengambil dokumen. Dia membaca surat perceraian yang dibuat Alex bulan kemarin. Namun, saat itu dia tak lantas menandatangani surat perceraian tersebut untuk alasan yang dia sendiri tidak ketahui.Sekarang, setelah perbincangan di telepon, Belicia tanpa banyak berpikir lagi langsung menggoreskan tand
Belicia berhasil menyelesaikan program studinya di bidang desain fashion selama dua tahun. Seolah tak puas dengan ilmu yang didapat, satu tahun berikutnya dia mengabdikan diri sebagai seorang asisten desainer ternama di London.Sejak saat itu Belicia bergabung di rumah mode milik Stefanus Gabriela, sang desainer kawakan sekaligus orang yang menjadi mentor pribadi Belicia untuk mempertajam bakatnya di bidang mode.Hingga setelah satu tahun, Belicia mendapat penghargaan sebegai desainer muda yang inovatif. Sketsa-sketsa fashion yang dia buat berhasil dilirik oleh para desainer ternama di London, dan tak sedikit yang menginginkan Belicia bekerja di rumah mode mereka.Namun, alih-alih menerima tawaran mereka, dalam pidatonya sore itu di acara pemberian pengharagaan, Belicia justru mengumumkan hal yang membuat publik tercengang."Pertama-tama, aku bersyukur pada Tuhan dan merasa luar biasa atas prestasi yang aku dapatkan saat ini. Terima kasih atas apresiasi dan penghargaan yang kalian beri
Pertanyaan yang tiba-tiba itu berhasil meredupkan suasana penuh sukacita yang meliputi hati Belicia saat ini. Bahkan, untuk beberapa saat, Belicia tertegun mendengar pertanyaan itu.Akan tetapi, dia tetap melanjutkan untuk menikmati makanannya dan berusaha tak peduli.Karena tak mendapat jawaban, Violetta kembali bertanya, "Bagaimana jika itu terjadi?""Kami sudah bercerai," sahut Belicia dan gumaman lirih.Jadi, Belicia berpikir andai dia dan mantan suaminya bertemu, tentu saja dia harus bersikap sebagai orang asing."Hmm, apa yang kamu bilang memang tidak salah," komentar Violetta enteng. "Tapi, apa kau benar-benar tidak khawatir?"Belicia tercenung lagi, tetapi pada akhirnya di pun berbicara dan menjelaskan, "Bohong jika aku mengatakan bahwa hal itu tak pernah terlintas dalam kepalaku. Tapi, sudah 4 tahun berlalu. Dan aku yakin bahwa dia tidak memiliki ingatan apa pun tentangku."Lagi pula, pernikahan yang mereka jalani adalah pernikahan sandiwara. Pernikahan yang dilakukan tanpa me
Belicia tertegun melihat sosok pria itu. Alex terlihat lebih dewasa, bahkan nyaris sempurna. Sejenak, Belicia berpikir bahwa Alex dibentuk dari tanah liat oleh salah satu seniman besar di masa lalu.Setiap pahatan yang membentuk garis tegas di rahangnya tampak begitu sempurna. Bahunya tampak bidang, sehingga Belicia menduga sosok Alex sesempurna Dewa Apollo dalam mitologi Yunani.Hanya saja, jika Foibos Apollo dikenal sebagai Dewa cahaya dan matahari, pancaran sinar dari mata Alex justru terlihat sedingin kutub Utara. Segelap awan menjelang badai.Bahkan, alisnya yang tebal juga terangkat seperti orang menahan amarah.Alex memindai wanita asing itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Wanita itu tidak memiliki kecantikan khusus. Temperamennya tampak terkendali, tetapi entah mengapa wanita itu secara misterius memiliki daya tarik tersendiri.Sesuatu terpancar dari Belicia yang membuat kaum adam senang memandangnya berlama-lama. Untuk sejenak, Alex mengamati bagaimana cara wanita itu ter
"Tuan Lin, saya memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Jadi saya benar-benar harus pergi." Belicia merunduk di bawah kedua lengan kokoh Alex yang menjulur di sisi kanan dan kiri. "Permisi."Kemudian Belicia bergegas keluar ruangan sebelum Alex bisa menahannya lagi. Begitu dia keluar, Belicia lantas berlari melintasi lorong dan menghilang di balik belokan dengan secepat kilat.Sementara Alex yang berada di dalam ruangan, lengan pria itu masih melekat pada dinding. Dia sangat geli dengan tingkah Belicia, tetapi kini Alex seperti seorang pemburu yang baru saja menemukan target buruannya.Wanita yang luar biasa!Belicia berhenti di lorong kosong. Dia meletakkan telapak tangan di dada dan menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan detak jantung yang berdentam-dentam tak terkendali. Yang bisa dia pikirkan saat ini hanyalah apa yang baru saja terjadi dengan Alex. Dia memikirkan tindakan, kata-kata dan semua sikapnya ...Apakah pria itu benar-benar tidak sadar? Atau, apakah