Share

6. Bekerja Di Tempat Alex

"Sepertinya kau sangat terkejut melihatku?" ucap Alex tersenyum miring menatap wajah Gina yang wajahnya sudah terlihat normal seperti sedia kala.

"Iya Mas." ucap Gina malu, ia teringat akan kejadian tentang paper bag berisi pakaian untuknya tersebut.

"Ku dengar kau ingin pulang, padahal masih perlu perawatan," ucap Alex menatap lekat ke arah Gina. Jika biasanya lelaki itu berbicara menggunakan kata 'saya' untuk menyebut dirinya, kali ini Alex berbicara menggunakan 'aku'.

"Orang tuaku akan pulang Mas, tidak ada orang di rumah," jawab Gina merasa risih karena sepertinya sedari tadi Alex terus saja memperhatikan gerak geriknya.

"Memang ke mana orang tua kamu?" Alex ikut berjalan ketika Gina melangkahkan kakinya.

"Mama ada pelatihan kader posyandu," Gina menunduk, sungguh ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Alex yang sedari tadi berjalan beriringan dengannya.

"Oh..." hanya itu tanggapan Alex, namun langkah kakinya tetap mengikuti kemanapun Gina melangkah.

"Oh iya Mas, terima kasih banyak karena telah membawaku ke rumah sakit. Dan..." Gina tak meneruskan kalimatnya.

"Dan apa?" tanya Alex kemudian.

"Emmm... mengenai hutang, sepertinya aku belum bisa melunasinya sekarang. Tapi Mas Alex jangan khawatir, aku akan tetap membayarnya. Tapi aku minta kemurahan hati Masnya, aku bayarnya nyicil ya Mas..." suara Gina terdengar lirih.

Alex menghentikan langkahnya, kemudian menatap Gina dengan pandangan yang menusuk hingga ke jantung wanita tersebut. Kemudian ia menghela nafas gundah.

"Mau bekerja ditempatku? Kamu bisa nyicil uang itu dengan potong uang gajih,"

"Mau Mas!" sahut Gina langsung. Karena memang ia tidak mempunyai pekerjaan sama sekali selain berjualan gorengan. Itupun hasilnya tidak tentu kadang jualannya laris dan terkadang juga tidak.

"Kebetulan akan ada tamu di tempatku, aku memerlukan tukang masak untuk melayani mereka. Kamu bisa masakkan? soalnya gorengan yang kamu jual kemaren lumayan enak," jelas Alex lagi.

"Mau Mas, di mana tempat kerjanya?" Gina nampak bersemangat.

"Kerjanya di rumahku, sambil kita jalan ku jelaskan," ucap Alex. Gina mengangguk kemudian kembali melanjutkan langkahnya keluar dari rumah sakit tersebut. Ia sedikit tertegun tatkala Alex menyuruhnya masuk ke dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan.

"Aku akan mengantarmu!" ucapnya karena tau bahwa Gina tidak mempunyai uang untuk ongkos ia pulang.

Gina mengangguk mengiyakan, kali ini dirinya hanya bisa menurut karena memang ia tidak memegang uang sama sekali.

"Kamu akan aku beri gajih 2 juta perbulan, dan uang bensin 30 ribu perharinya," ucap Alex sembari menyetir mobilnya. Gina diam mendengarkan ucapan Alex, otaknya berpikir jika sebulan ia bisa membayar hutangnya sebanyak 2 juta, maka akan berapa lama ia bisa membayar hutang sebanyak 50 juta tersebut.

'Mas Adam, tega sekali kamu menggadaikan istrimu ini Mas!' batin Gina, tanpa sadar ia menghela nafas panjang.

"Kalau kamu mau jadi simpananku, hutang itu aku anggap lunas!"

"Hahhh?" sungguh tak pernah Gina sangka laki-laki di sampingnya ini berkata seperti ini.

"Kamu itu cantik Gina, cuman kurang perawatan. Sebenarnya aku ingin menikahimu. Tapi karena kamu istri orang, mana bisa," Alex kembali melanjutkan kalimatnya.

Gina hanya terdiam, ia masih syok dengan apa yang ia dengar dari lelaki berwajah tampan tersebut.

"Kenapa, kamu kaget?" tanya Alex menoleh sekilas kearah Gina.

"Emmm... itu... anu..." Gina tak dapat berkata-kata dan tergagap.

"Wajah kamu pucat sekali, kau sepertinya ketakutan. Apa aku terlihat seperti lelaki yang mesum?" tanyanya meminta pendapat Gina.

"Hah...?" sungguh Gina terlihat grogi, bahkan keringat dingin keluar dari pori-pori kulitnya.

"Percayalah, baru kali ini aku berbicara lancang seperti ini dengan istri orang," Alex kembali fokus pada jalan di depanya.

Sesaat keadaan dalam mobil menjadi hening, Gina lebih memilih memandang jalanan di luar jendela.

Sementara itu Alex juga diam, ia memahami ketidaknyaman yang dirasakah oleh Gina.

Sejak pertama bertemu, Alex memang memiliki ketertarikan kepada Gina. Dimana kecantikan wanita itu dapat dilihat meski tanpa menggunakan make up. Tubuh Gina juga bagus, tidak gemuk dan tidak juga kurus, namun ia dua bukit yang masih terlihat kencang, padat dan berisi. Apalagi ketika ia tidak sengaja melihat tubuh Gina ketika Gina pingsan dan ia bawa ke rumah sakit.

Bayangan keindahan tubuh Gina tersebut sering sekali melintas dalam pikirannya.

Tanpa Gina sadari mereka berdua sudah sampai di pinggir jalan tepat di depan rumah Gina.

"Sini biar aku bukakan!" ucap Alex melepaskan sabuk pengaman yang dipakai Gina karena memang macet.

Gina menahan nafas, ketika jarak mereka sangatlah dekat, bahkan pipi Alex hampir menempel dihidungnya. Begitu juga dengan aroma parfum maskulin yang digunakan oleh Alex menguar memenuhi indera penciumannya.

Deg... deg... deg...

Jantung Gina berdebar kencang, tatkala Alex menatapnya lekat.

"Sudah," bisik lelaki itu tersenyum.

'Ya ampun, malu sekali rasanya!' batin Gina karena Ia mengira Alex akan melakukan sesuatu dengannya.

Tok... tokk.. tok...

Seseorang mengetuk kaca mobil, membuat keduanya sama-sama tersadar.

"Apa yang kalian lakukan?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status