Share

Bab 47 # Tantrum

Mahya dengan sabar menunggu hingga dokter Miriam memberinya kabar. Sudah seharian ini, ia menanti dengan cemas, panggilan penting dari sang petinggi yang mungkin datang.

“Berikan draft liputan minggu ini ke mejaku. Aku ingin melihatnya,” ucap suara bariton itu tiba-tiba. Mahya mendongak ke arah si pemilik suara. Bosnya yang menyebalkan itu sedang ada di atas wajahnya. “Ha?” Mahya heran. Ada urusan apa pria brengsek itu kemari?

“Apakah telingamu tiba-tiba tuli?” tanyanya sarkas.

Mahya mengucek mata, kemudian segera bangkit dari tempat duduknya. Ia merasa sedang berhalusinasi, padahal tidak.

“Shit!” umpatnya kesal. Padahal, sejak masuk ke kantor tadi, Mahya sedang berleha-leha sambil menatap layar ponsel di mejanya, berharap, dokter Miriam segera memberi kabar kepadanya.

Lalu, mengapa kecemasan yang sejak tadi ia rasakan mendadak berubah menjadi tegang? Ini semua gara-gara tamu tak diundang itu! Mahya sangat tidak terima.

“Draft-nya sudah ada di email editor, Pak Bos,” sahut Mah
De Lilah

Suka cerita ini? Kirimkan Gem 💎 untuk mendukung penulis. Terima kasih telah membaca!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status