Share

Bab 3

Author: Rani
last update Last Updated: 2024-01-31 12:21:32

"Aisyah!" Teriakan Bu Wiwik terdengar di penjuru rumah.

"Ada apa sih Bu, Pagi-pagi udah teriak?" tanya Pak Bayu sambil mengucek matanya, lelaki paruh baya itu terbangun karena mendengar teriakan istrinya.

"Lihat Pak, belum ada satupun masakan diatas meja," adu Ibu kesal.

Davit, Elsa dan juga Santi juga ikut keluar dari kamar.

"Ada apa Bu?" tanya Aisyah menghampiri mereka yang sudah berkumpul dimeja makan.

"Cepat masak, kita udah lapar!" suruh Bu Wiwik.

"Suruh aja menantu baru kalian yang masak!" balas Aisyah tajam. Kemarin Davit dan Elsa baru saja melangsung pernikahan walaupun tanpa restu istri pertamanya, namun mereka tetap nekad untuk menikah.

Hati Aisyah sangat sakit, rumah tangga yang sudah berjalan dua tahun harus hancur karena kedatangan orang ketiga yang ternyata masa lalu dari suaminya apalagi kenyataan bahwa keluarga lelaki itu sudah tahu dari lama bahwa anaknya menjalin hubungan gelap dengan perempuan lain, hati Aisyah benar-benar hancur.

"Mbak kan tahu aku itu anak seorang pengusaha, semua kebutuhan aku sudah disiapkan oleh para maid dirumah, jangankan masak, nyentuh kompor aja aku enggak dibolehin," ujar Elsa menyombongkan diri.

"Sekarang sudah beda, kamu sudah menjadi seorang istri jadi sudah kewajiban kamu untuk melayani suami kamu, bukan hanya melayani diatas ranjang doang!" seru Aisyah yang membuat mereka sangat geram.

"Aisyah cukup! Sekarang juga kamu siapkan sarapan untuk kita semua!" perintah Davit.

"Kalian masak aja sendiri!" ujar Aisyah tetap pada pendiriannya, sesekali ia memang harus tegas kepada mereka.

"Berani kamu membantah saya! Saya masih suami kamu jadi sudah kewajiban kamu melayani saya!"

"Jadi apa bedanya aku dengan Elsa? Kenapa Mas tidak berani menyuruh istri baru Mas itu membuatkan sarapan untuk Mas? Apa karena dia hamil atau karena dia kaya raya?" tanya Aisyah sangat berani.

"Udah deh Bang, talak aja perempuan kampungan ini, enggak ada yang bisa diharapkan dari dia," ujar Santi memprovokasi Kakaknya.

"Ya, saya memang sudah sering minta ditalak oleh Abang kamu ini tapi sampai sekarang dia tidak mau menalak saya," ujar Aisyah tersenyum miring.

Tidak ada lagi rasa sayang maupun cemburu melihat suaminya bersama dengan perempuan lain, rasa cinta Aisyah sudah benar-benar hilang kepada lelaki yang dua tahun bersamanya.

"Saya Davit Michael dengan penuh kesadaran menjatuhkan talak tiga kepada Aisyah Marisa binti Abdul Rahman."

Bibir Aisyah tertarik menampilkan senyuman tipis, hatinya lega setelah mendengar kalimat talak terucap dari mulut Davit

Walaupun ia belum tahu mau pergi kemana setelah lelaki itu mentalak dirinya, namun keputusannya untuk bercerai sudah mantap, ia sudah tidak sanggup lagi hidup dengan keluarga toxic seperti mereka.

"Dasar perempuan tidak tahu terima kasih, sudah enak hidupnya dinafkahi oleh anak saya tapi sekarang hanya karena masalah sepele dia merasa paling tersakiti." Perkataan Pak Bayu tidak kalah pedas dari yang lain.

"Udah, sekarang aku mau berangkat ke kantor dulu!" Lelaki tersebut pergi dengan penuh amarah, ia tidak menyangka rumah tangganya hancur karena perempuan dimasa lalu yang sampai sekarang belum bisa ia lupakan, sebelumnya ia mengira Aisyah akan akan menerima kehadiran Elsa sebagai madunya, namun kenyataannya jauh berbeda, perempuan itu sangat menolak untuk dimadu.

Sesampainya dikantor, Davit berjalan dengan sangat dingin, ia tidak memperdulihan para karyawan yang menyapa dirinya.

Sesampainya didalam ruangan, Davit menghempaskan bokongnya disofa panjang yang berada didalam ruangan tersebut, ia mengusap kasar wajahnya.

"Lo kenapa sih?" tanya Aska--sahabat serta rekan kerjanya.

"Gue pusing karena kehadiran Elsa, rumah tangga gue hancur, Aisyah menolak untuk dimadu dan keluarga gue semakin membenci Aisyah," jawab Davit.

"Iya lah, mana ada perempuan yang mau dimadu, lagian keluarga lo juga keterlaluan dengan Aisyah, hanya karena dia dari kampung, dia selalu dipandang rendah oleh keluarga lo apalagi sekarang lo malah bawa masa lalu masuk ke dalam rumah tangga kalian, enggak habis pikir gue dengan jalan pikiran lo," ujar Aska mengeluarkan unek-unek yang selama ini ia pendam.

"Gue kira Aisyah akan menyetujui keputusan gue apalagi selama ini dia enggak pernah membantah perkataan gue dan dia juga selalu menerima perbuatan keluarga gue tapi sekarang dia sangat berubah, dia sudah mulai melawan gue dan pagi ini gue sudah mentalak dirinya."

"Kalau gue jadi Aisyah, gue juga akan melakukan hal yang sama, ingat Bro, kesabaran orang ada batasnya mungkin sekarang Aisyah sudah lelah dengan semua perbuatan kejam kalian."

Davit hanya diam mencerna semua perkataan Aska, sebenarnya ia juga kasihan melihat sang istri yang selalu direndahkan oleh keluarganya, namun terkadang ia merasa istrinya yang terlalu berlebihan menanggapi semua perlakuan orang tua serta adiknya.

"Gue cuma mau bilang jangan pernah tinggalkan berlian demi seonggok sampah," ujar Aska memperingati.

"Percuma rumah tangga gue dengan Aisyah juga sudah hancur, gue yakin dia akan memohon minta rujuk dengan gue, bisa apa dia tanpa gue," ujar Davit dengan penuh percaya diri.

"Ekhem!" Mereka langsung terdiam melihat lelaki yang sedang berdiri diambang pintu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 9

    "Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu."Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada."Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini."Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status