Share

9. Melawan

“Tunggu!”

Semua orang langsung menoleh pada sumber suara.

“Bayu!”

“Untung kamu datang? Lihat, istrimu disekap sama pencuri wanita ini.”

“Untung enggak sampai kenapa-napa, meskipun sempet pingsan dan diikat.”

“Dasar!”

“Syukurlah, Yu!”

“Atira senang, setelah sedih langsung senang dan bulan madu.”

“Bay, ibumu lagi sakit, istrimu disekap pencuri.”

Beberapa orang menyalami Bayu yang masih terpaku di tempatnya. Langkahnya seolah terpaku setelah ia menerima pujian yang banyak.

Atira yang melihat Bayu terdiam menatap dirinya, kemudian wanita itu dan kembali lagi menatapnya, ia paham bahwa wanita itu memang benar adalah istrinya.

“Mas Bayu! Huhuhuhuhuhuhuhu... “ teriak wanita itu dengan menangis kencang. Ia pun berusaha melepaskan diri dari cengkeraman bapak-bapak yang menyeretnya.

“Tolong lepas istri saya, Pak!” ucap Bayu yang akhirnya melangkahkan kakinya menuju wanita itu.

“Bayu!” pak Ramli dan bapak-bapak lain yang berada di sana hampir serentak memanggil namanya. Mereka cukup kaget dengan ucapan Bayu.

“Tolong, Pak. Tolong lepasin istri saya!” pintanya lagi sambil mencengkeram tangan bapak-bapak yang menyeret wanita yang disebut istrinya. Matanya tajam seolah ia tak ingin dibantah sama sekali.

“Atira?” tanya pak Ramli seolah meminta penjelasan.

“Oh, perempuan itu Cuma mantan. Dia bukan perempuan baik-baik sehingga saya tinggalkan. Buktinya, ngapain dia masuk ke rumah saya padahal sudah jelas tahu bahwa saya sudah mentalaknya dengan talak tiga,” ucap Bayu dengan mata mengejek. Sudut bibirnya terangkat satu sebagai bentuk penghinaan terbesar.

“Kamu jangan asal jeblak, Bay. Kita semua tahu bagaimana Atira selama kau pergi ke negara orang.” Salah seorang tetangga Atira membelanya.

“Halah, buktinya dia tidak bisa mengatur keuangan selama aku kirim uang. Dia selalu boros. Beli ini lah, beli itu lah,” ucap Bayu yang merasa yakin jika Atira tidak akan pernah membantahnya, ataupun mengumbar aibnya. Ya, Bayu sangat tahu jika Atira tak pernah sekalipun mengimbar aibnya.

Hanya satu hal yang tak disadari Bayu, sikap lemah lembut, penurut dan selalu menutup aib suami adalah bagian dari Atira yang berperan sebagai istri Bayu. Lelaki itu tak pernah tahu dengan tekad Atira yang akan melawan apapun kedzaliman yang timbul dari diri mantan suaminya itu. Dia lupa, jiwa petarung Atira masih mengakar kuat. Apalagi untuk menghadapi Bayu yang bukan suaminya lagi, bukan orang yang harus ia junjung lagi.

“Maaf Mas Bayu, anda lupa atau pura-pura lupa kalau selama setahun ini anda tidak memberikan nafkah untuk saya, Anak-anak dan juga ibu. Mas Bayu lupa kalau 3 bulan ini anda tidak memberi kabar apapun kepada kami? Mas Bayu lupa, apa penyebab ibu koma? Apakah karena mendengar kabar baik dari anda kemarin? Maaf, awalnya saya tak pernah berniat membuka aib anda, tapi anda yang mulai. Terimakasih, rasa sakit ini menjadi obat kuat bagi saya. Satu lagi, saya datang ke rumah ini karena mau bawa baju-baju saya dan anak-anak. Lagipula, siapa yang tahu kalau anda membawa perempuan ke dalam rumah Ibu.”

Bayu menganga mendapatkan perlawanan yang cukup sengit dari Atira, bahkan tak ada air mata yang mengalir dari kedua sudut matanya.

“Bu Retno, boleh saya minta tolong temani masuk ke rumah Ibu? Saya mau ambil baju-baju saya!” ucap Atira dengan wajah tegas.

“Iya, Nak. Ibu bantu.” Bu Retno segera mengebor Atira yang berjalan lebih dulu. Mereka berdua meninggalkan tatapan tajam warga dan cemoohan untuk Bayu dan wanita barunya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bocah Ingusan
kenapa ga di bikin mampus aja si atira
goodnovel comment avatar
Andri Sagitarius
gak tau jugak si. klu di koto2 mungkin ada
goodnovel comment avatar
Untari Dewi
ada kek laki2 kyk gitu......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status