Share

Ditalak Lima Menit Setelah Akad
Ditalak Lima Menit Setelah Akad
Author: Nonnie Dyannie

Akad yang Ternoda

last update Last Updated: 2023-12-17 06:21:18

 “Adnan Malik, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya, Aisyah Medina Suryadinata dengan mas kawin seperangkat alat salat dan uang tunai lima puluh juta rupiah dibayar tunai.”

  “Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Medina Suryadinata binti Rahadi Suryadinata dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

“Bagaimana, Saksi?” 

“Sah!”

“Sah!”

“Alhamdulillah.”

 Lalu serangkaian doa pun terucap dari semua yang hadir di acara sakral ini. Aku sangat bahagia, bagaimana tidak?  Perjalanan cinta yang terjalin selama tiga tahun ini akhirnya berujung semestinya.

Kami menandatangani berkas yang telah disediakan oleh Penghulu, tanda bahwa kami telah resmi menjadi pasangan halal. Lalu aku mencium tangan Mas Adnan yang kini bergelar suami dan ia pun mencium keningku lama sekali. Tiba-tiba Mas Adnan memelukku erat sekali dan berbisik, “Maafkan aku, Aisyah ....”

 Aku menjawab bisikannya dengan penuh keheranan. Untuk apa Mas Adnan meminta maaf? Apakah karena dia menikahi aku? Entahlah, perasaanku tidak enak sejak beberapa hari lalu. Firasatku buruk mengenai pernikahan ini.

  "Maaf untuk apa, Mas?" Kulihat wajahnya tertunduk lesu. Benar … aku dapat menangkap mimik wajahnya yang seperti tak menunjukkan rasa bahagia atas pernikahan ini. Namun, bukankah dia mencintai aku? Lalu kenapa? 

 Mas Adnan bangkit tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. 

 "Ada apa, Mas? Kamu baik-baik saja, ‘kan?" tanyaku khawatir.

Tiba-tiba Mas Adnan meraih mikrofon yang tadi digunakannya untuk mengucap ijab qobul, dengan suara bergetar Mas Adnan mulai berbicara, “Mohon maaf untuk semua—“

Aku yang berdiri di sampingnya menatap suamiku dan menunggu apa yang hendak ia sampaikan. Ayah, Penghulu, dan Saksi masih duduk di tempatnya karena memang ijab qobul ini baru saja dilaksanakan. 

Kulihat Mas Adnan menarik napas dalam-dalam,  lalu melanjutkan ucapannya, “Hari ini, tepatnya lima menit yang lalu, saya Adnan Malik telah menikahi wanita yang teramat saya cintai, Aisyah Medina Suryadinata binti Rahadi Suryadinata. Namun, saat ini juga saya kembalikan wanita ini kepada orang tuanya, Aisyah Medina Suryadinata ... mulai saat ini, kamu bukan istriku lagi, aku menjatuhkan talak untukmu!”

Untuk beberapa detik aku terpaku, tak percaya dengan yang diucapkan suamiku, suasana mulai riuh oleh suara-suara di sekeliling. 

“Maas ... maksudmu apa?  Tidak lucu lho bercanda seperti ini,” ucapku seraya menyentuh lengannya, tetapi dengan kasar ditepisnya. 

Lalu Mas Adnan mengeluarkan sesuatu dari balik jas yang dikenakannya. Beberapa lembar foto! 

Dilemparkannya foto-foto itu ke atas meja yang masih terdapat susunan rapi berkas-berkas yang belum lama kami tandatangani. 

 "Ayah ... maaf, aku tidak bisa hidup dengan wanita yang sudah berbuat hal tidak senonoh dengan pria lain, sementara aku selama ini menjaga semuanya sampai dengan hari ini tiba. Namun, Aisyah sendiri yang merusaknya. Mulai saat ini, segala sesuatu tentang Aisyah, kukembalikan padamu, Ayah, aku mohon maaf ...." Dengan suara bergetar Mas Adnan mengucapkan itu. Sementara aku masih bergeming dan belum dapat mencerna semuanya. 

“Nak Adnan, duduk dulu. Jelaskan sama Ayah, ada apa ini? Apa yang telah terjadi dan apa yang telah dilakukan Aisyah?” tanya Ayah seraya bergantian menatapku dan Mas Adnan dengan tatapan tajam.

“Aku tidak perlu menjelaskan apa pun lagi, foto-foto itu sudah sangat jelas, Ayah.” 

 "Maksudmu apa Mas?" tanyaku seraya memungut satu foto yang terjatuh di dekat kakiku. 

Seketika mataku membulat sempurna, sangat jelas di foto itu menyuguhkan gambar yang sangat tidak bermoral, sepasang manusia yang tengah memadu kasih di atas ranjang dengan tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh mereka. Namun, bukan hanya itu yang membuatku syock, tetapi gambar wanita yang ada di foto itu ... aku!  

“Aisyah ...!” Suara Ayah menggelegar memanggil namaku. 

“Jelaskan pada Ayah, tentang semua ini!” 

“Ayah ... demi Allah ... Aisyah tidak pernah melakukan itu!  Mas Adnan ... tolong percaya padaku, mana mungkin aku berhubungan dengan pria lain dan sampai melakukan hal seperti ini!" 

 Aku mengedarkan pandangan ke semua orang, pada Ayah, Ibu, Saksi, bahkan pada Penghulu untuk meminta pembelaan mereka. Sayangnya, semua orang bungkam. Di antara yang hadir dapat kulihat mereka menatapku dengan sinis, berbisik-bisik satu sama lain. 

 Aku mendekati Mas Adnan, menyentuh tangannya lembut, "Mas, kamu percaya denganku, ‘kan? Aku mencintaimu, Mas. Aku tulus, tidak mungkin aku melakukan hal kotor ini.”

 Mas Adnan menepis tanganku dengan kasar, dia memalingkan wajahnya, menolak netra kami untuk bertemu. "Aku tidak sudi disentuh oleh wanita murahan yang membiarkan pria lain menyentuh dirinya, tanpa status yang sah!" 

 "Kamu wanita kotor, Aisyah!" bentaknya. 

 Aku menangis mendengar ucapan itu keluar dari pria yang aku cintai, dari seseorang yang beberapa saat lalu bergelar suami untukku. Kenapa semua ini terjadi? Padahal kami baru mengucapkan akad lima menit yang lalu …. 

 "Ayah, Ayah percaya padaku kan?" tanyaku putus asa. Aku mendekatinya. 

Akan tetapi, bukan pembelaan yang kuterima. Ya, Ayah melayangkan tangannya dan dengan keras mendarat di pipiku. Ayah menamparku berulang kali hingga aku terhuyung dan jatuh, tubuhku luruh dan tak ada seorang pun yang membantu apalagi membelaku. 

 "Kamu sudah membuat malu keluarga ini! Ayah kecewa padamu Aisyah! Kami menyesal telah membesarkanmu!" 

 "Mas Adnan!" teriakku marah. "Mas tega memfitnah aku? Mas mengenalku dengan baik kan? Lantas, mengapa dengan mudahnya Mas percaya dengan foto-foto itu!” 

 Mas Adnan yang berada di puncak emosinya mencengkeram erat kedua bahuku, dia menatapku dengan sangat dingin, alisnya menyatu, urat-urat wajahnya menegang. 

 "Dengar, Aisyah! Aku berbicara seperti ini dan mempercayai foto itu kamu pikir secara sembarangan?! Awalnya aku memang tidak percaya, sangat tidak percaya. Lalu aku mendatangi seorang ahli untuk  memeriksa keaslian foto itu dan kamu tahu hasilnya?  Ya!  100% foto itu asli, tanpa rekayasa apalagi editan! Kamu masih mau mengelak Aisyah?!” 

 Aku kehabisan kata-kata. Mas Adnan adalah seorang pengusaha muda yang sukses. Sangat mungkin baginya untuk memakai jasa dari seorang pakar telematika. Namun, aku sangat tidak terima karena  tidak melakukan apa seperti apa yang ada di dalam foto itu, dan laki-laki itu, aku pun tidak mengenalnya. 

Ya Allah, selamatkan aku dari fitnah keji ini. 

 "Kamu bersikap seakan-akan kamulah yang menjadi korbannya? Jangan bersikap manipulatif! Kamu lah yang menjadi pelaku di sini! Kamu sudah menodai kepercayaan dan cinta yang aku berikan!" lanjutnya. 

 Semua yang hadir menjadikan ini sebagai bahan tontonan. Tanpa peduli seberapa hancurnya perasaanku dipermalukan di depan banyak orang. Namun, tak lama kemudian, seseorang membubarkan mereka. Kini, tinggallah Ayah, Ibu, Mas Adnan dan kedua orang tua serta adiknya yang tersisa di ruangan ini. 

Kedua orang tua Mas Adnan mendekat, ibu Mas Adnan menatapku seolah minta penjelasan, jelas sekali raut kecewa di wajahnya. Selama ini Ibu begitu menyayangiku. 

“Aisyah, Ibu tidak tahu harus bagaimana bersikap, selama ini Ibu sudah sangat menyayangi dan percaya sepenuhnya bahwa Adnan akan bahagia hidup denganmu. Namun, dengan kejadian ini, Aisyah telah mematahkan hati Ibu, Nak,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. 

“Buu ... tolong percaya sama Aisyah. Ini tidak benar! Aisyah tidak melakukan itu! Tolong, Bu,” ratapku tetap mempertahankan harga diri ini. 

Akan tetapi, sekeras apa pun  membela diri, tak satu pun dari mereka percaya, Mas Adnan berlalu dari hadapanku dengan diapit kedua orang tuanya tanpa menoleh lagi padaku. Lalu, Ayah dan Ibu pun pergi begitu saja meninggalkanku sendiri di ballroom hotel yang rencananya malam ini akan menjadi tempat resepsi.

Dengan hati hancur aku menatap kepergian mereka, tiba-tiba netraku menangkap siluet seorang wanita yang bergerak cepat dari balik pintu keluar sebelah kiri. Siapakah dia?  

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   BAB 36

    Bab 36:Rencana “Saya butuh bantuan Anda … mengenai keberadaan Azmina—” “Tidak! Dia tidak mungkin melakukan hal yang buruk! Elo jangan menuduhnya sembarangan tanpa bukti!” ucap Raja kesal memotong perkataanku. Dia menarik rambutnya frustrasi, melihat lagi foto-foto itu dengan teliti. “Kenapa? Anda ingat sesuatu?” tanyaku. “Foto-foto ini … memang benar asli, gue ingat sering memesan hotel untuk kami berdua, tapi pelaku yang menyebarkannya ….” “Saya menduga pelakunya adalah Azmina.” “Apa?” Mata Raja membesar, menatapku dengan marah. Napasnya memburu, dia menarik kerah pakaianku dan memojokkanku. “Hei! Gue bilang jangan sembarangan menuduh! Menuduh tanpa bukti itu adalah kejahatan! Lagi pula, orang sinting mana yang mau menyebarkan foto mereka sendiri dengan adegan seperti ini pada orang banyak? Tidak ada?!” Aku melepaskan cengkeraman Raja dan balas melakukan hal yang sama padanya, kali ini aku berbicara dengan nada yang cukup tinggi, “Karena itu saya butuh bantuan Anda u

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   BAB 35

    Bab 35 Terbongkar ( PoV Yudha ) “Sebentar! Wanita itu … A-Aisyah??! Aku telah bersiap untuk menangkis serangan Adnan, tetapi saat dia mengucapkan kalimat itu, arah pandanganku berubah mengikuti arah tatapan matanya. Mataku membelalak kaget! Wanita yang dimaksud oleh Adnan adalah Azmina! Meski wajahnya terhalang oleh tubuh CEO gila itu, perawakannya sangat mirip dengan Aisyah! Gegas aku mengejarnya menggunakan mobil. Kulihat Adnan pun melakukan hal yang sama. Kami melakukan kejar-kejaran di jalan raya. Aku memojokkan mobil yang dinaiki oleh Azmina di sebelah kanan, kemudian Adnan melakukannya di sebelah kiri. Sialnya, tidak beberapa lama kemudian, Adnan menghentikan aksinya dan malah tertinggal di belakang. Astagfirullah, bagaimana ini? Bisa-bisa aku kehilangan jejak! Benar saja! Saat ada sebuah truk yang melintas di depan, mobil yang kukejar raib entah ke mana. Si*l! “Ke mana perginya mobil itu?” Kuedarkan pandangan ke sekitar, sayangnya mobil itu tidak kunjung kutemu

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 34

    Bab 34:Aku harus melakukan sesuatu! ( PoV Adnan ) “Sebentar! Wanita itu … A-Aisyah??!” Tanganku berhenti di udara sebelum berhasil menggapai wajah Yudha. Sementara kaki ini melangkah dengan tergesa-gesa mengikuti dua orang yang membuat darahku mendidih itu! Benar! Aku tak salah lihat, perawakan wanita itu sangat mirip dengan Aisyah, tetapi kenapa dia tidak mengenakan hijab? “Tunggu! Kamu mau ke mana?” tanya Yudha. Dia juga pada akhirnya melihat dua orang yang berjalan saling berangkulan. Kami berdua mengejar mereka yang sudah mulai menjalankan kendaraannya. Aku dan Yudha saling beradu kecepatan untuk bisa menghentikan mobil mereka. Astagfirullah! Kalau jalannya seramai ini, aku bisa kesulitan untuk menyalip. Selain itu, ada banyak kendaraan yang sama dengan mobil yang kukejar. Mudah untuk kehilangan jejak kalau begini, sial! Sinar merah pada lampu lalu lintas mulai menyala. Semua kendaraan berhenti. Aku menebarkan pandanganku ke sekitar sampai akhirnya menemukan ide untu

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 33

    Bab 33Aisyah??! Semua yang datang terkejut dengan sikap Yudha. Keadaan menjadi ricuh tidak terkendali. Pria itu, yang kerah bajunya masih dicengkeram oleh Yudha malah tertawa mengejek. “Kenapa, Bro? Cewek mana yang gue rebut sampai lo begini? Toh di club ada banyak sekali cewek bayaran. Sekali bayar saja ranjangmu akan—” Kesal, aku melerai Yudha yang hampir melayangkan tinjunya. Tentu saja … aku tidak menyangka Yudha akan bereaksi seperti ini. Dia berhasil mencuri momenku. “Jangan bersikap kekanak-kanakan, Yud! kita sedang melakukan pertemuan resmi. Tidak ada yang boleh membuatkan keributan di sini,” ucapku pada Yudha. Aku menarik tangannya untuk mundur ke belakang, kembali pada tempat duduknya. Yudha menepis tanganku kasar. “Apa keributan yang saya buat lebih besar dari yang pernah Anda lakukan?!” Meski dengan perasaan campur aduk setelah melihat pria itu, juga kekesalanku pada Yudha, aku tetap melakukan pertemuan itu dengan serius. Bahkan presentasi yang aku lakukan b

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   BAB 32

    Bab 32PoV Adnan “Aku yang salah, Aisyah. Aku laki-laki brengsek!” ucapku dengan gusar. Lampu kamar sengaja kupadamkan sejak pulang dari rumah Aisyah dan sejak saat itu pula, tidak ada sedikit pun makanan yang aku masukan ke dalam perut, menyebabkan tubuhku sangat lemas dan hanya terkulai lemah di atas kasur. Aku menderita atas kecerobohan yang kulakukan. Seberapa sering pun air mata ini keluar, tidak akan menebus sedikit pun rasa sakit, rasa kecewa, dan penderitaan yang Aisyah rasakan … juga, tidak akan membawanya kembali padaku. Biasanya, aku adalah seorang pria yang berpikiran rasional dan realistis. Aku selalu memikirkan kemungkinan terburuk dari semua hal yang berkaitan dengan hidupku. Namun, saat foto-foto itu datang, daya pikirku tidak bisa bekerja dengan baik. Aku terlanjur dilingkupi rasa kecewa dan jijik melihat dua pasang manusia yang sedang memadu kasih di atas ranjang, tanpa memikirkan kebenarannya. “Saat itu, aku marah dan kecewa, Aisyah. Aku tidak berpikir pa

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 31

    Bab 31PoV Yudha Sejak masuk kantor pagi tadi, perasaanku tidak enak. Aku terus memikirkan Aisyah tanpa alasan yang jelas. Padahal, ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. “Pak? Anda baik-baik saja? Muka Anda pucat sekali. Perlu saya undur jadwal hari ini?” tanya Tiara. Dia sedang menyampaikan jadwal pekerjaan yang harus kulakukan hari ini. “Tidak, saya baik-baik saja. Lanjutkan laporannya.” Tiara mengangguk. “ … selanjutnya, Anda harus pergi ke satu perusahaan besar atas undangan mereka yang kita terima bulan lalu. Anda juga harus—“ “Sebentar, saya terima telepon dulu,” ucapku setelah mendengar dering panggilan dari ponselku. Aku pikir, telepon dari pihak perusahaan yang akan konfirmasi dengan jadwal pertemuan. Ternyata … seseorang yang sangat berharga lebih dari ini semua, Aisyah! “Waalaikumsalam, Aisyah. Aku di kantor, nih, ada apakah?”Aisyah berbicara mengenai keinginannya untuk kembali mendatangi panti karena kecurigaannya terhadap seseorang di sana. Tentu saj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status