Share

Bab 16

last update Last Updated: 2025-06-04 07:57:23

Lelaki di hadapanku itu menggaruk kepalanya yang kuyakin tak gatal. Lalu terkekeh seraya berkata, “Kamu ini bener-bener paket komplit.”

“Sini, mana ponselnya biar kupinjam sebentar,” pintanya kembali.

Dengan setengah ragu akhirnya aku memberikan juga ponselku padanya. Dia menerima lalu mengotak-atiknya sebentar dan mengembalikannya padaku.

“Enggak jadi?” tanyaku.

“Sudah,” jawabnya.

Sudah, dia bilang? Padahal kan barusan cuma mengotak-atik sedikit saja.

“Ya sudah, aku lanjut kerja, ya,” pamitnya.

Kemudian ia berbalik memunggungiku dan aku pun kembali menuju ke tujuan awal, ruang tunggu.

Hanya sesaat aku duduk di ruang tunggu, tiba-tiba ponselku berdering tanda satu panggilan masuk. Seketika keningku mengernyit, tertera di layar ponsel nama ‘Sayangku’ sebagai pemanggil.

Sayangku? Siapa sayangku? Aku tidak pernah menamai kontak selebay itu, karena penasaran akhirnya kuangkat juga teleponnya.

“Hallo ....”

“Akhirnya ... panggilanku diterima juga.” Suara di seberang sana sepertinya kukenal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 17

    Bab 17Kedatangan TiaraWalaupun Yudha telah sadar dan Dokter menyatakan tidak ada yang terganggu dalam fisiknya, luar maupun dalam. Namun, pihak rumah sakit belum memberikan izin kami untuk membawanya pulang.“Yudha masih butuh penanganan yang serius, Syah.” Begitu kata Mas Pram saat kucoba bertanya padanya kapan kira-kira Yudha bisa dibawa pulang.Penyelidikan polisi atas kasus yang menimpa Yudha pun kini mulai dilanjutkan kembali. Alhamdulillah Yudha bisa memberikan keterangan dengan lancar sehingga itu bisa membantu memudahkan polisi untuk mengungkap siapa pelakunya.Hari ini sudah hari ketiga semenjak Yudha dinyatakan sadar dari koma, aku tengah bersiap untuk berangkat ke rumah sakit saat ponsel berdering tanda masuk satu panggilan.Hmm, lagi-lagi kontak dengan nama ‘Sayangku’.“Assalamualaikum, Mas, selamat pagi ...,” jawabku sesaat setelah panggilan tersambung.[Mau ke rumah sakit?] tanyanya.“Iya, ini udah mau berangkat, kok,” imbuh Aisyah.[Gak usah bawa mobil, bareng aku aj

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 16

    Lelaki di hadapanku itu menggaruk kepalanya yang kuyakin tak gatal. Lalu terkekeh seraya berkata, “Kamu ini bener-bener paket komplit.” “Sini, mana ponselnya biar kupinjam sebentar,” pintanya kembali.Dengan setengah ragu akhirnya aku memberikan juga ponselku padanya. Dia menerima lalu mengotak-atiknya sebentar dan mengembalikannya padaku.“Enggak jadi?” tanyaku.“Sudah,” jawabnya.Sudah, dia bilang? Padahal kan barusan cuma mengotak-atik sedikit saja.“Ya sudah, aku lanjut kerja, ya,” pamitnya.Kemudian ia berbalik memunggungiku dan aku pun kembali menuju ke tujuan awal, ruang tunggu.Hanya sesaat aku duduk di ruang tunggu, tiba-tiba ponselku berdering tanda satu panggilan masuk. Seketika keningku mengernyit, tertera di layar ponsel nama ‘Sayangku’ sebagai pemanggil.Sayangku? Siapa sayangku? Aku tidak pernah menamai kontak selebay itu, karena penasaran akhirnya kuangkat juga teleponnya.“Hallo ....”“Akhirnya ... panggilanku diterima juga.” Suara di seberang sana sepertinya kukenal

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 15

    Dokter Pramudya Aksana.Sudah tiga hari Yudha berada di ruang ICU, selama itu pula belum ada perkembangan yang lebih baik. Aku hanya bisa menatapnya melalui dinding kaca. Hari ini, aku berencana akan meminta izin pada Dokter supaya bisa masuk. Ingin rasanya membisikkan kalimat-kalimat penyemangat untuk Yudha.Dokter yang menangani Yudha belum datang, menurut informasi yang kuterima beliau akan datang sekitar satu jam lagi. Kugunakan waktu itu untuk sarapan, saat berangkat tadi aku tak sempat sarapan karena ingin segera sampai di rumah sakit dan melihat keadaan Yudha.Tepat saat aku mengangkat sendok untuk memasukkan suapan terakhirku ke mulut, netra ini menangkap pemandangan yang cukup membuat dada ini berdesir.Di ujung koridor, tepatnya di sebuah taman kecil, Mas Adnan duduk di kursi roda dengan ditemani Sheila, adik perempuannya.Tatapannya lurus ke depan. Kosong. Sementara Sheila asyik dengan ponselnya. Tak ingin mereka melihatku, segera membayar makanan dan pergi dari tempat itu

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 14

    Bertahanlah, Yudha!Astagfirullah!Mas Adnan dan Yudha pernah menjadi saingan bisnis dan berujung kekalahan pada Mas Adnan, tetapi ... Mas Adnan? Ah, tidak mungkin!Segera aku mengusir pikiran itu. Tidak mungkin! Mas Adnan orang baik dan saleh tidak mungkin melakukan hal kotor itu dan lagi kini Mas Adnan tengah dirawat karena percobaan bu nuh diri. Ya Tuhan! Kembali pikiran negatif hinggap di kepalaku. Mas Adnan bisa melakukan percobaan bu nuh diri tidak menutup kemungkinan juga bisa membayar orang untuk mencelakai Yudha, bukankah melakukan itu tidak harus dengan tangan sendiri? Apalagi seorang Adnan, tidak sulit baginya mengeluarkan berapa pun untuk kepuasan hatinya. Bukankah Mas Adnan juga seorang manusia?Akan tetapi, jika benar Mas Adnan pelakunya, lantas mengapa dia melakukan percobaan bu nuh diri? Lalu misi menghabisi Yudha untuk apa?“Aaarrghh ....” Aku meremas kepala dan mencengkeram rambut dengan kuat sebagai luapan emosi yang tak dapat kutumpahkan.“Syah ... kenapa? Ada apa?

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 13

    Siapa yang Melakukan Ini?Ya,Tuhan! Aku baru menyadarinya jika tadi Tiara hanya mengenakan sebelah anting, dan ... anting itu, ya, tak salah lagi ... sebelah antingnya, ada padaku!Gegas aku mengejarnya, aku tidak akan bertanya lagi kenapa ia menggunakan anting sebelah saja. “Ini bukan satu kebetulan, aku yakin itu!” Kupercepat langkah, Tiara jangan sampai lolos. Aku harus mendapat jawaban saat ini juga.“Aisyah ....” Tiba-tiba seseorang memanggil sehingga menghentikan langkahku.“Mama ....”“Sudah? Kita pulang?”“Ehm, itu, Ma ... sebentar, Ma, Aisyah ada perlu dulu,” ucapku seraya melanjutkan langkah tanpa menunggu jawaban Mama yang bertanya, ”Ada apa? Yudha kenapa?”Kini aku telah sampai di lobi rumah sakit dan mataku tak dapat menemukan Tiara, ke mana dia? Secepat itu dia pergi? Aku celingukan mencarinya, tetapi masih juga tak kutemukan. Si*l! Kuputuskan untuk kembali ke ruangan Yudha, dengan langkah gontai dan kepala dijejali beribu pertanyaan aku menuju kamar Yudha.Sampai di

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 12

    Misteri sebelah antingSudah dua hari tak ada kabar apa pun dari Yudha. Tumben, aneh sekali dia. Sejak di rumah sakit tempo hari, dia tak pernah muncul lagi. Tentang perempuan yang Ayah pergoki tengah mengendap pun tak jelas infonya, hilang bersama dengan si pencari info.Ponsel Yudha pun selama dua hari ini tidak aktif. Ah, apa dia ke Singapore, ya? Bukankah selama ini Yudha selalu bolak-balik Singapore untuk mengurus bisnis ayahnya. “Ya, sudahlah nanti juga dia nongol sendiri.” “Syah ....” Terdengar panggilan Ibu dari arah belakang dan sukses membuatku melonjak.“Ibu ....” Tak bisa kusembunyikan rasa kagetku.“Aisyah lagin mikirin apa? Kok, sekaget itu?“Enggak, Bu, Aisyah hanya kepikiran Yudha. Kok, sudah dua hari ini enggak ada kabar sama sekali.“Hmm, mungkin Nak Yudha sedang banyak urusan dan gak sempat kasih kabar,” ucap Ibu bijak.“Maybe,” jawabku seraya menghampiri Ibu dan duduk di sampignya.Aku menatap wajah Ibu yang katanya lebih mirip aku, padahal menurutku terbalik, a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status