Share

Bab 37. Berani

Author: Lemonia
last update Last Updated: 2025-07-16 08:05:38

Langkah kaki bergema di sepanjang lorong yang kosong, berpadu dengan napas dua orang yang tidak teratur.

"R-Reksa, berhenti!" seru Fiora, berusaha melepaskan cengkeraman kuat di pergelangan tangannya.

Reksa benar-benar berhenti. Gerakan mendadak itu membuat wajah Fiora menabrak punggungnya yang keras.

“Aduh, sakit!” Fiora mengaduh pelan sambil mengusap hidungnya. Matanya memelototi punggung Reksa.

“Kau sengaja, ya?” katanya, separuh mendesis.

Reksa menoleh sedikit, ekspresinya datar tapi matanya menyiratkan sesuatu yang nyaris menantang. "Kaulah yang memintaku untuk berhenti," jawabnya, seolah insiden barusan bukan salahnya sama sekali.

Fiora hendak membalas, tetapi sebelum sempat membuka mulut, Reksa sudah menariknya lagi tanpa banyak bicara. Cengkeramannya tetap erat, seperti menegaskan bahwa ia tak akan membiarkannya kabur begitu saja.

Baru setelah mereka sampai di depan UKS, dan mendapati pintunya tidak terkunci, Reksa akhirnya melepaskan Fiora.

"Apa yang membuatmu sangat marah?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ditandai oleh Bajingan yang Membuliku   Bab 37. Berani

    Langkah kaki bergema di sepanjang lorong yang kosong, berpadu dengan napas dua orang yang tidak teratur."R-Reksa, berhenti!" seru Fiora, berusaha melepaskan cengkeraman kuat di pergelangan tangannya.Reksa benar-benar berhenti. Gerakan mendadak itu membuat wajah Fiora menabrak punggungnya yang keras.“Aduh, sakit!” Fiora mengaduh pelan sambil mengusap hidungnya. Matanya memelototi punggung Reksa.“Kau sengaja, ya?” katanya, separuh mendesis.Reksa menoleh sedikit, ekspresinya datar tapi matanya menyiratkan sesuatu yang nyaris menantang. "Kaulah yang memintaku untuk berhenti," jawabnya, seolah insiden barusan bukan salahnya sama sekali.Fiora hendak membalas, tetapi sebelum sempat membuka mulut, Reksa sudah menariknya lagi tanpa banyak bicara. Cengkeramannya tetap erat, seperti menegaskan bahwa ia tak akan membiarkannya kabur begitu saja.Baru setelah mereka sampai di depan UKS, dan mendapati pintunya tidak terkunci, Reksa akhirnya melepaskan Fiora."Apa yang membuatmu sangat marah?"

  • Ditandai oleh Bajingan yang Membuliku   Bab 36. Hari Festival

    Hari ini, sekolah mengadakan festival tahunan yang selalu dinanti-nantikan oleh semua siswa. Lapangan yang biasanya sepi kini berubah menjadi keramaian yang penuh warna. Tenda-tenda berwarna cerah berdiri kokoh di sepanjang lapangan, masing-masing menawarkan aneka makanan dan permainan. Suara musik meriah mengalun dari panggung utama, seiring dengan riuh rendah tawa dan canda para siswa yang bersemangat mengikuti berbagai kegiatan.Fiora mendapat giliran berjaga di stan kelasnya yang menjual takoyaki. Stan mereka terletak di salah satu sudut lapangan yang cukup ramai, dengan aroma gurih dari bola-bola gurita yang sedang dimasak di atas panggangan. Asap tipis yang keluar dari panggangan menambah kelezatan suasana, memikat siswa-siswa yang lewat. Fiora, yang sudah mengenakan celemek berwarna merah muda dengan logo kelas, tampak cekatan membalik takoyaki menggunakan tusuk sate panjang.Di sebelahnya, Talia sibuk menyiapkan bumbu saus takoyaki yang kental, sementara yang lainnya mengemas

  • Ditandai oleh Bajingan yang Membuliku   Bab 35. Taruhan

    Ulangan tengah semester akan diadakan minggu depan. Kelas sedang ramai, para siswa sibuk berbicara tentang persiapan mereka. Ada yang mengeluh tentang materi yang sulit, ada pula yang dengan percaya diri mengklaim sudah siap menghadapi soal apa pun.Di tengah keriuhan, Dion, dengan nada cerianya, melontarkan sebuah ide. "Bagaimana kalau kita melakukan taruhan?" serunya, wajahnya penuh semangat dan matanya berkilat penuh antusias.Saat ini, Dion dan Andi, seperti biasanya, mengunjungi kelas Reksa sebelum pelajaran dimulai. Namun, tampaknya ide yang dikeluarkan Dion tidak mendapat sambutan baik dari kedua temannya."Tidak, aku tidak mau dibodohi lagi," jawab Andi sambil menyilangkan tangan di dada. Nada suaranya mengandung sedikit frustrasi, seolah-olah mengingat pengalaman buruk dari taruhan sebelumnya.Dion hanya tertawa ringan, tidak merasa bersalah sama sekali. "Itu karena kau memang bodoh, bagaimana denganmu, Reksa?" tanyanya, berharap setidaknya satu teman akan tertarik."Tidak."

  • Ditandai oleh Bajingan yang Membuliku   Bab 34. Gosip

    Tidak seorang pun benar-benar memahami alasan Gina beserta beberapa siswa harus angkat kaki dari sekolah. Keputusan itu turun begitu saja, tanpa desas-desus, tanpa penjelasan yang layak.Hanya selembar pengumuman yang tertempel di papan informasi dekat ruang bimbingan konseling, cukup untuk membuat suasana sekolah mendadak riuh oleh bisik-bisik yang sulit dibendung.Seolah belum cukup, beredar pula sebuah foto yang entah sejak kapan berpindah tangan. Dalam foto itu, Reksa tampak mengangkat Fiora dalam gendongan gaya pengantin. Wajah Fiora setengah tersembunyi di balik rambutnya, sedangkan ekspresi Reksa terlihat sangat mengerikan.Sejak foto itu muncul, segala spekulasi berkembang liar. Banyak yang yakin bahwa insiden itulah yang memicu dikeluarkannya Gina dan beberapa orang lainnya. Tak ada yang bisa membuktikan kebenarannya, tetapi rasanya tak seorang pun benar-benar peduli. Bagi mereka, rumor sering kali lebih menarik daripada jawaban yang sesungguhnya.“Gina berbuat bodoh dengan b

  • Ditandai oleh Bajingan yang Membuliku   Bab 33. Kau lucu kalau sedang malu

    "Tapi, kenapa—?" Fiora mengerutkan kening, menimbulkan lipatan kecil di dahinya. Matanya membesar, bibirnya sedikit terbuka, seperti ingin protes tapi tak menemukan kata yang pas. Ekspresi bingungnya entah kenapa justru membuat Reksa merasa gemas.“Mulutmu kebanyakan tanya. Bisa tidak, turuti aku tanpa membantah?”Fiora menelan kata-katanya, lalu mengangguk ragu. Baginya, ini mungkin perintah Reksa yang paling aneh sejauh ini, tapi pada akhirnya ia memilih menurut tanpa protes lagi.Fiora mundur dua langkah, menarik napas perlahan. Ia mengepalkan tangan, menegangkan otot lengannya, lalu melontarkan pukulan percobaan secepat yang ia berani."Lagi. Apa hanya segitu kekuatanmu?" Reksa berdecak meremehkan.Fiora menelan ludah, tapi tidak mundur. Tatapannya justru semakin mantap. Ia menyesuaikan kuda-kudanya, menarik napas dalam-dalam, lalu mengerahkan lebih banyak tenaga dari sebelumnya. Tinju keduanya melayang, menghantam dengan suara lebih nyaring."Cukup," ucap Reksa sambil menurunkan

  • Ditandai oleh Bajingan yang Membuliku   Bab 32. Keputusanmu

    Mereka bertiga sedang makan malam terlambat di apartemen Naya. Jam sudah pukul sepuluh. Sup ayam hangat mengepul di mangkuk masing-masing, tapi tak ada yang benar-benar fokus pada makanan."Kau sudah menyerahkan pelaku pada pihak yang berwajib?" Naya bertanya setelah suapan ke dua.Fiora yang penasaran ikut menghentikan sendoknya, mengalihkan perhatian dari sup ayamnya ke Reksa. Sang alpha hanya menggeleng pelan tanpa menjawab apa pun."Apa? Bagaimana kau bisa sebodoh itu?" Naya menghakiminya, suaranya terdengar makin lantang di ruangan yang tiba-tiba terasa sunyi.Fiora meremas sendok di tangannya, berusaha membaca ekspresi Reksa yang tetap dingin.Tidak ada yang berani bicara lagi untuk beberapa detik. Suara detak jam dinding terdengar makin jelas, berdetak pelan seolah menegaskan kebisuan itu."Aku bisa saja langsung melaporkan mereka," ucap Reksa, lalu terdiam sejenak. "Tapi masalahnya, Fiora sebagai korban harus menjadi saksi. Dia juga akan diperiksa kesehatannya. Kalau hasil pem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status