Share

Langit dan Bumi

Tok ... tok ... tok ....

“Nyonya!” panggil Fajar pagi itu. 

Aku sebenarnya sudah bangun sejak tadi, hanya saja entah mengapa agak gugup jika harus bertemu Fajar setelah semalam mendengar pengakuannya pada Holand.

“Nyonya!” panggilnya sekali lagi.

“I ... iya ...,” sahutku terbata. 

Aku merapikan rambut dan baju terlebih dahulu, baru melangkah menuju pintu untuk membukanya.

Kreakkkk ....

Pintu terbuka, Fajar langsung melempar senyum padaku. Aku tersenyum tipis sembari menyelipkan rambut ke belakang telinga. Rasanya, pertemuan ini berbeda dengan saat aku belum mengetahui perasaanya.

“Nyonya, bagaimana? Sudah enakan?” 

“Alhamdulillah, sudah lebih baik,” sahutku singkat. 

“Syukurlah.”

Kemudian ia berjalan menuju kursi di depan villa ini. Kututup pintu dan menyusulnya. Hening. Sesekali aku mencuri pandang, lalu tersenyum s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status