Share

Mengembalikan Lestari

“Kamu sudah siap, Lestari?” tanyaku pada Lestari yang duduk di belakang. Aku meminjam sepeda motor Pakde—Astrea 800—ke desa tetangga, untuk mengantarnya pulang. Sedikit kesusahan, Lestari membawa tas besar berisi baju dan menggendong Dirga.

“Siap, Mas,” jawabnya.

“Mas jalanin motornya, ya!”

“Mas, apa ndak apa-apa aku pulang? Nanti kalau Bapak sama Ibu marah, piye?”

“Wes, tenang aja, nanti Mas yang ngomong.”

Motor melewati jalan kecil yang di dua sisinya sawah membentang luas. Menuju ke desa tempat Lestari tinggal memang harus melewati pesawahan. Udara sejuk dan angin sepoi-sepoi menerpa tubuh kami. Kadang sepeda motor tak seimbang, dan nyaris terjatuh ke dalam pesawahan. Beruntung, aku bisa kembali membuatnya seimbang. Dulu aku sering melewati jalan ini bersama Kamila. Masih memakai seragam putih abu-abu, kami berboncengan naik sepeda. Bahkan tawa bahagia Kamila masih terdengar jelas di telinga ini.

Mungkin, jika suatu saat aku ajak Nyonya ke sini, pasti lucu. Secara, ia tidak perna
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status