Share

58. Bujangan Sampai Mati

"Mas, udah gak ada kayaknya yang jual TV tabung. Udah keliling kita masih gak ada juga. Semua TV layar datar yang mahal harganya," ujar Elok pada Imron yang kini sedang menggendong Aya yang tertidur pulas dalam gendongannya.

Sama sekali tak ada rasa malu Imron, saat menggendong Aya di depan menggunakan kain, layaknya ibu-ibu pada umumnya. Justru ia merasa bangga, saat banyak pasang mata memperhatikannya dengan gaya seperti ini.

"Kita duduk di sana yuk!" tunjuk Imron pada salah satu kursi yang ada di tengah-tengah lorong mal. Di depannya banyak berjejer aneka toko pakaian, aksesoris, dan juga toko sepatu. Mereka duduk berdampingan sambil menikmati pemandangan lalu-lalang orang-orang yang sibuk membawa belanjaan.

"Kalau gak dapat hari ini, biar besok saya cari lagi," kata Imron dengan senyuman tipis.

"Emang udah gak ada, Mas. Semua rata-rata TV-nya layar datar seperti bioskop. Pernah nonton bioskop, gak?" ta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status