Share

57. Cemburu tanda cinta

Imron mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pikiran buruk bersarang di kepalanya, karena mengkhawatirkan Elok dan juga Aya. Ia juga merasa bersalah karena terlalu suudzon dengan kehadiran Pak Rudi ke rumahnya, sehingga harus mengunci pintu dari luar. Semoga tak ada hal serius yang terjadi pada istri dan juga anaknya.

Setelah dua puluh lima belas menit berkendara, Imron pun sampai di depan rumahnya yang sudah banyak orang berkumpul. Imron semakin pucat dan berkeringat.

Lelaki itu turun dari motor dan meninggalkan motornya begitu saja. Untunglah ada Pak RT yang kebetulan ada di sana untuk menahan motor Imron.

"Cepat, Im!" seru Bu Husna dengan tak sabar. Imron mengeluarkan kunci rumah dari dalam tas ranselnya. Dengan tangan gemetar ia memasukkan anak kunci, lalu memutarnya dua kali.

"Aya!" pekik Imron berlari masuk dan melihat gadis kecilnya sedang terlentang di lantai dapur sambil menangis

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status