แชร์

Kita Harus Bahagia Meski Tak Sejalan

ผู้เขียน: Juniarth
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-09 16:50:44
Ralin terkejut sekian detik namun dengan cepat ia bisa menguasai keadaan. Teringat akan kemarahan Lewis semalam.

Matanya dan David sempat bertatapan. Ada banyak makna di balik sorot mata lelaki yang pernah sangat baik dan selalu mengisi hari-hari Ralin dengan kebahagiaan yang tulus.

Kadang takdir itu suka bercanda. Yang paling tulus justru harus tersisihkan. Namun yang berpotensi melukai justru mendapat tempat.

Mungkin takdir terlalu baik untuk David yang tulus mencintainya. Dia terlalu baik untuk Ralin yang masih dibayangi perasaan cinta pada Lewis. Namun, takdir kembali mempermainkannya dengan membuat David pergi saat David sudah mulai ada di hati Ralin.

Dia hanya tidak mau membuat segalanya makin runyam. Hidupnya sudah cukup bermasalah belakangan ini. Dan dia tidak mau menambahnya menjadi lebih buruk.

Tanpa mengucap salam atau sekedar tersenyum, Ralin kemudian berlalu begitu saja ke dapur.

"Lin!"

Namun langkahnya terhenti ketika suara dingin setengah berseru itu memanggilnya. Dia
Juniarth

:-0

| 17
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (9)
goodnovel comment avatar
Citra Islamic
upnya agak banyak dong Thor
goodnovel comment avatar
Irma Adriana Niezz
Update ya lama bangat ya.
goodnovel comment avatar
Azza Zahira
berharap happy ending... tp masih dbikin greget sm penulis y...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Beri Tahu Aku Cara Mencintaimu

    Setelah panggilan video itu berakhir, Ralin menyerahkan kembali ponsel Lewis. Senyumnya tetap ada di bibir namun Lewis tahu itu ... palsu."Bunda sama adikmu selalu kompak dan lucu ya, Den Mas?" Ralin makin tersenyum lebar lalu mengalihkan perhatian, "Mereka kayak adik kakak. Padahal ibu dan anak."Lalu tawa lirih Ralin meluncur dari bibirnya. Bukan sesuatu yang lucu tapi dia sedang menghibur dirinya sendiri. "Aku kalau punya ibu kayak gitu pasti nggak bakalan jauh-jauh. Bisa diajak shopping, diajak ghibah."Ralin kembali tertawa sendiri seperti memiliki dunia sendiri. Lalu dia menatap Lewis, "Apa waktu kamu kecil dulu sering dimanja-manja sama Bunda, Den Mas?"Hati Lewis terasa tercubit melihat pemandangan ini. Ralin benar-benar tidak menunjukkan kesedihan yang jelas-jelas menganga di dalam dadanya. Baru kali ini dia bisa mengenal Ralin sedekat ini. Dia benar-benar rela mengorbankan perasaannya sendiri dan pergi tanpa membawa apapun. Hal yang pernah Ralin lakukan beberapa waktu l

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Terlalu Mustahil Untuk Bisa Kamu Cintai

    "Tentu."Kemudian Lewis berjalan ke arah balkon kamar Ralin lalu sedikit menutup pintunya agar Levi tidak terbangun karena kedinginan. Setelah meletakkan botol susu Levi, Ralin membuat segelas teh hangat dengan cepat lalu bergegas mengikuti Lewis menuju balkon. Kemudian berdiri di sisi kanan pria itu namun tetap berjarak."Mau teh?" Tawarnya. Lewis menatap teh itu lalu menggeleng, "Minum aja."Ralin mengangguk lalu menatap ke depan. Ke arah pemandangan kota Belanda di waktu siang yang lebih panjang itu. Hatinya sebenarnya cukup ketar ketir membayangkan apa yang akan Lewis katakan. Karena tidak biasanya pria itu mengajaknya berbicara sangat serius jika bukan hal yang krusial.Kalaupun hal krusial itu mengancam hubungan pernikahan mereka yang berusaha dirajut ulang, Ralin tidak masalah sama sekali. Karena dia meyakini bahwa jodoh itu bukan hak manusia.Mungkin dirinya dan Lewis hanya sebatas mengusahakan tapi tidak dengan hasil akhirnya. Lewis terlihat berpikir dan tidak kunjung mem

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Kita Perlu Bicara

    Ralin tidak tidur. Dia hanya memejamkan mata untuk menetralkan emosinya. Juga untuk menyiapkan mentalnya jika para istri teman-temannya itu ikut serta. Kemudian Lewis masuk ke dalam kamar mandi dan keluar dengan pakaian yang lebih baik. Lalu ponselnya berdering. "Oke, aku turun bentar lagi."Ralin mendengarnya tapi tetap memejamkan mata. Kemudian dia merasakan tangannya ditepuk Lewis. "Ayo turun. Temanku udah di bawah."Tanpa menunggu lama, Ralin segera bangun lalu keluar dari kamar Lewis. Dan sedikit membanting pintunya. Keputusan terberani Ralin. Dia masuk ke dalam kamarnya sendiri lalu mengambil jaket tebal yang Lewis belikan dan membelitkan syal di lehernya. Dia segera keluar dari kamar, membawa jaket Levi, dan bersamaan dengan itu Lewis juga keluar bersama Levi. Tanpa banyak berkata Ralin segera mendekati Levi dengan seulas senyum.Mengajak putra tirinya itu mengenakan jaket dengan kata-kata penuh perhatian dan cinta. Di dalam lift, Ralin dan Lewis kompak tidak berkata apa

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Ini Tidak Adil

    "Lew, ada laga sepak bola bagus. Mau ikut sama kami?" Itu suara Michael. Lewis memejamkan mata sejenak dan menghela nafas. Lalu melirik malas pada nakas, tempat jam kecil itu berada. Sudah pukul sembilan pagi rupanya. Kepalanya agak nyeri karena semalam tidak bisa tidur. Ingin memanggil Ralin tapi dia tidak yakin dengan keputusannya. "Dimana, Mike?""Cruijff Arena. Ayolah kawan! Kapan lagi kita bisa hora hore kayak gini kalau nggak begini? Jarang-jarang kamu ke Belanda.""Tapi aku masih ngantuk, Mike," ucap Lewis malas. Michael tertawa, "Apa istrimu terlalu agresif, huh?!"Guyonan Michael jelas salah kaprah. Karena nyatanya Lewis berada di kamar sendirian dan hampir tidur pukul dua dini hari. "Ngaco! Nanti laganya jam berapa?" Lewis mengalihkan pembicaraan. "Jam satu. Mau aku jemput?"Kemudian Lewis teringat Levi. Putranya itu sedikit tidak kooperatif jika diajak duduk lama. Pasti akan ada saja ulahnya. Lewis menceritakan hal itu pada Michael dan tidak bisa berjanji akan data

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Apakah Bulan Madu Ini Berhasil?

    Lewis menatap Ralin dengan ekspresi takut dan setengah kesal. "Kamu kenapa percaya sama omongan teman-temanku?! Aku nggak nyimpan foto Zaylin!"Dipikirnya, Ralin adalah anak ingusan yang baru kemarin mengenal cinta. Padahal dia itu sudah menjadi jadi satu kali. Lalu Ralin menengadahkan tangan kanannya dan menatap mata Lewis, "Boleh aku lihat isi ponselmu, Den Mas?"Kedua alis Lewis terangkat dengan wajah setengah ketakutan. Lalu matanya tidak sengaja melihat ke kanan dan terpampanglah pemandangan bawah yang mengerikan untuknya. Seketika ia merasa mual dan pusing lalu wajahnya berubah pucat. "Den Mas? Kenapa?"Lewis segera menutup kedua matanya dan tangannya berpegangan erat-erat pada kursi. Membiarkan sensasi diayun-ayun oleh kereta gantung yang membuatnya seperti begitu dekat dengan malaikat pencabut nyawa. Melihat Lewis seperti itu, Ralin memilih diam tidak mengganggu. Dia justru asyik dengan Levi melihat pemandangan yang begitu menakjubkan. Saat kereta mengalami sedikit gunca

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Foto Mantan Masih Tersimpan

    Ketika Ralin duduk sambil menemani Levi melahap makanannya, terdengar percakapan yang mengusik telinganya. "Aku nggak nyangka kalau istri baru Lewis itu perempuan biasa," ucap salah satu perempuan. Kebetulan Ralin dan Levi duduk agak di pojok. Setidaknya kehadiran mereka seperti tidak ada. "Beneran? Kamu nggak salah dengar?" Yang lain menyahuti. "Nggak salah lagi. Aku baru aja dikasih tahu suamiku kalau istri barunya itu sebenarnya mantan guru Levi lalu dinikahi."Kemudian terdengar suara terkejut, "Astaga, Tuhan! Mimpi apaan sih Lewis sampai mau nikah sama cewek rendahan kayak gitu? Padahal Zaylin udah paket komplit. Ngapain dicerai?""Itulah yang aku nggak tahu. Kayaknya Lewis emang sengaja nutup informasi lebih jauh."Ralin berdiri kemudian mendekat. Bersembunyi di balik tembok untuk mendengarkan obrolan mereka."Aku benar-benar nggak respect sama tuh cewek dari pertama kali ketemu. Lihat aja pakaiannya. Masak di musim yang masih dingin gini dia malah pakai jaket biasa. Nggak ke

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status