Marcus turun dari atap tinggi dengan gerakan seperti kucing liar yang berburu di malam gelap. Mendarat tanpa mengeluarkan suara sedikitpun di balkon apartemen Peter yang gelap dan sunyi.Ia mengintip melalui jendela kaca yang besar dan melihat ruang tamu yang gelap dan sunyi. "Terlalu mudah dan membosankan," bisiknya sambil tersenyum licik."Dokter kampung ini bahkan tidak memasang sistem keamanan yang memadai." Dengan gerakan yang sangat terlatih dan profesional, ia membuka kunci jendela menggunakan alat khusus pembuka kunci yang canggih.Melangkah masuk ke dalam apartemen dengan hati-hati dan waspada. Yang lainnya mengikuti satu per satu dengan gerakan yang sama hati-hatinya, mata mereka berkilat dalam kegelapan."Dimana dokter sialan itu bersembunyi?" bisik Alexander sambil mencengkeram cakar besi mematikannya erat-erat. Namun ketika mereka melangkah lebih dalam ke dalam apartemen yang gelap dan sunyi, sesuatu yang sangat aneh mulai terjadi.Ruangan yang tadinya familiar dan biasa
Dalam waktu kurang dari satu jam, apartemen yang tadinya ramai dengan aktivitas dan tawa-canda kini menjadi sunyi sepi. Peter berdiri sendirian di tengah ruang tamu yang luas, merasakan keheningan yang mencekam menyelimuti tempat tinggalnya.Namun Peter tidak membuang waktu berharga untuk bersedih atau merasa kesepian karena ditinggalkan. Ia segera bergerak cepat ke kamarnya setelah memastikan semua orang sudah pergi dengan selamat.Di dalam kamar, Peter membuka lemari rahasia yang tersembunyi di balik lukisan antik. Mengeluarkan sebuah tas kulit tua yang penuh dengan berbagai jimat ajaib dan talisman spiritual.Tas itu berisi berbagai peralatan kultivasi langka yang dibawanya dari Benua Zicari. "Saatnya mempersiapkan penyambutan yang layak dan tak terlupakan untuk para tamu tak diundang," gumam Peter sambil tersenyum dingin.Ia mulai bekerja dengan gerakan yang sangat terlatih dan presisi tinggi seperti master yang telah melakukan ritual ini ribuan kali.++++Peter mulai memasang ber
Sementara itu, di dalam mobil mewah Mercedes-Benz S-Class yang melaju mulus menembus malam kota Wada, Peter duduk dengan tenang di kursi belakang. Sandra Steel duduk di sampingnya dengan wajah yang terlihat khawatir, sementara Pak Wong duduk di kursi depan.Sesekali Pak Wong menoleh ke belakang dengan wajah yang masih pucat karena ketakutan. "Dokter Peter," Sandra berkata dengan suara khawatir yang tidak bisa disembunyikannya.Mata indahnya menatap Peter dengan tatapan yang penuh kegelisahan. "Apakah Anda benar-benar yakin tidak apa-apa?""Antonio Ricci bukan orang yang mudah memaafkan kesalahan atau penghinaan. Dia bisa melakukan apa saja untuk membalas dendam, termasuk hal-hal yang paling keji sekalipun."Peter tersenyum tipis sambil menatap keluar jendela mobil yang gelap. Melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit yang berlalu seperti bayangan dalam kegelapan.Mata tajamnya seolah bisa menembus kegelapan dan melihat masa depan yang akan terjadi. "Saya sudah menduga hal ini akan
"Habisi dokter tradisional desa itu," perintah Antonio bergema di ruang lelang yang sepi. Mata tajamnya berkilat penuh kebencian saat menatap Vincent Cassano, pengawal setianya yang memiliki wajah tampan namun hati sekejam setan."Tapi jangan sampai dikaitkan dengan saya. Buat seolah-olah itu kecelakaan atau perampokan biasa yang tidak meninggalkan jejak."Vincent Cassano, pria berusia tiga puluhan dengan wajah yang tampan bagai model majalah terkenal, tersenyum dingin. Penampilannya yang menawan dan sempurna menyembunyikan sifat kejam yang mengalir dalam darahnya.Rambut hitamnya yang disisir rapi ke belakang berkilau di bawah lampu kristal mewah. Sementara mata birunya yang jernih menyimpan kedinginan yang bisa membuat siapa saja merinding.Vincent adalah tipe pembunuh yang paling berbahaya di dunia. Wajah tampannya yang mempesona membuat korban lengah sebelum menyadari mereka sedang berhadapan dengan malaikat maut."Baik, Tuan Antonio," Vincent menjawab dengan suara yang lembut nam
Para pengawalnya mulai bergerak mendekati Peter dengan mata mengancam. "Saya hanya memberikan pendapat jujur sebagai praktisi pengobatan tradisional," Peter menjawab dengan tenang, sama sekali tidak gentar dengan ancaman itu."Jika Tuan Antonio tidak setuju, silakan minta ahli lain untuk memverifikasi." Saran Peter itu justru membuat situasi semakin tegang.Beberapa tamu yang paham tentang herbal mulai berbisik-bisik, meminta petugas lelang untuk membawa jamur itu ke meja mereka agar bisa diperiksa lebih dekat. "Boleh saya lihat jamurnya sebentar?" tanya seorang pengusaha tua yang dikenal sebagai kolektor herbal langka."Saya juga ingin memeriksa," tambah wanita paruh baya yang memiliki toko obat tradisional besar. Pembawa acara tampak kebingungan.Di satu sisi ia takut menolak permintaan para peserta lelang, namun di sisi lain ia juga takut membuat Antonio Ricci marah besar. "Silakan," Antonio berkata dengan nada sarkastik."Biarkan semua orang memeriksa. Saya yakin mereka akan membu
"Tuan Antonio," Sandra menjawab dengan nada formal yang kaku. "Saya tidak menyangka Anda akan hadir di acara ini.""Tentu saja saya harus hadir," Antonio tertawa kecil seperti dubuk kelaparan. "Terutama setelah mendengar ada yang mempertanyakan kualitas barang-barang dari perusahaan saya."Matanya yang tajam dan penuh keserakahan kini tertuju langsung pada Peter dengan tatapan mengintimidasi. Aura jahat yang dipancarkan semakin kental, membuat beberapa tamu di sekitar mulai mundur dari tempat duduk mereka."Anda pasti Dokter Peter yang terkenal itu," Antonio berkata dengan nada sinis. "Saya sudah sering mendengar nama Anda belakangan ini.""Katanya Anda sangat ahli dalam menilai barang-barang herbal dan pengobatan tradisional." "Saya hanya praktisi pengobatan tradisional biasa, Tuan Antonio," Peter menjawab dengan tenang, tidak menunjukkan rasa takut sedikitpun."Hanya kebetulan sedikit memahami tentang jamur dan tanaman obat." Ketenangan Peter justru membuat Antonio semakin curiga da