Inicio / Urban / Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel / Ramuan Penambah Energi.

Compartir

Ramuan Penambah Energi.

Autor: Jimmy Chuu
last update Última actualización: 2025-06-12 23:03:51

Mentari belum sepenuhnya muncul ketika Peter Davis membuka mata.

Berbeda dari hari-hari sebelumnya, kali ini ia bangun dengan semangat yang membara. Semalaman ia telah memikirkan rencana untuk memulai kehidupan barunya di dunia yang telah ia tinggalkan selama lima tahun.

"Hari ini adalah awal dari segalanya," gumam Peter sambil meregangkan tubuhnya yang masih terasa kaku. Apartemen kumuhnya masih berantakan meski ia telah berusaha membersihkannya semalaman setelah insiden dengan kelompok Arit Merah.

Peter berjalan menuju jendela dan membukanya lebar-lebar, membiarkan udara pagi yang segar memasuki ruangan.

Dari ketinggian lantai tiga, ia bisa melihat aktivitas pagi yang mulai bergeliat di kawasan pinggiran Kota Wada. Pedagang kaki lima mulai menata dagangan, pekerja pabrik berjalan tergesa menuju halte bus, dan anak-anak sekolah dengan seragam kusut melangkah malas menuju sekolah.

"Di Benua Zicari, aku adalah tabib agung yang dihormati," Peter berbicara pada dirinya sendiri, matanya menatap jauh ke cakrawala.

"Keterampilan penyembuhan dan ramuan yang kupelajari selama lima tahun tidak akan sia-sia di dunia ini. Jika di sana aku bisa menyembuhkan raja-raja dan bangsawan, di sini aku pasti bisa membangun reputasi dan kekayaan dengan cepat."

Sebuah senyum percaya diri tersungging di bibirnya. "Seratus juta rupiah? Hanya masalah waktu. Dengan kemampuan meracik pil Qi yang kumiliki, aku bisa menghasilkan lebih dari itu dalam hitungan hari."

Peter mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil dari dalam lemari. Kotak itu tampak asing di antara barang-barang berantakan di apartemennya.

Barang itu terlalu rapi, terlalu terawat, seolah berasal dari dunia yang berbeda. Mungkin memang begitu. Entah bagaimana, kotak itu ikut terbawa saat ia kembali dari Benua Zicari.

"Langkah pertama, membuat pil Forging Qi," gumamnya sambil membuka kotak tersebut. Di dalamnya terdapat beberapa alat kecil untuk meracik obat, namun bahan-bahan yang dibutuhkan tidak ada.

"Aku butuh herbal khusus untuk ini."

Peter menutup kotak itu dan bersiap-siap. Meski apartemennya berada di pinggiran kota yang kumuh, area ini sebenarnya cukup ramai.

Bangunan-bangunan tua berhimpitan dengan toko-toko kecil, warung makan sederhana, dan berbagai jenis pedagang yang menjajakan dagangannya di sepanjang jalan. Salah satu yang Peter ingat adalah toko obat herbal milik Pak Wong, satu-satunya toko obat tradisional di kawasan ini.

"Semoga Pak Wong masih membuka tokonya," harap Peter sambil melangkah keluar dari apartemen.

++++

Toko Obat Tradisional "Sehat Sejahtera" milik Pak Wong terletak di ujung jalan, tepat di persimpangan yang menghubungkan kawasan kumuh dengan area perdagangan yang lebih ramai.

Bangunan tua bercat hijau pudar itu tampak kontras dengan gedung-gedung modern yang mulai bermunculan di sekitarnya.

Peter mengetuk pintu kayu yang setengah terbuka. Bel kecil di atas pintu berdenting pelan saat ia melangkah masuk.

"Selamat pagi, ada yang bisa..." Pak Wong, pria paruh baya dengan wajah keriput dan rambut beruban, menghentikan salamnya begitu melihat siapa yang datang. Wajahnya yang semula netral langsung berubah masam.

"Oh, kau," ucapnya dengan ekspresi cemberut.

"Selamat pagi, Pak Wong," sapa Peter dengan senyum percaya diri. "Lama tidak berjumpa."

Pak Wong mendengus. "Lama tidak berjumpa karena kau menghindari hutangmu, Davis."

Peter tidak gentar. Dengan langkah percaya diri seolah pelanggan priviledge, ia mendekati meja kasir. "Aku butuh beberapa bahan herbal, Pak. Akar Ginseng Merah dan Bunga Lotus Salju."

Mata Pak Wong melebar. "Ginseng Merah dan Lotus Salju? Itu bahan langka dan mahal! Untuk apa kau membutuhkannya?"

"Aku akan membuat pil penambah energi," jawab Peter dengan tenang. "Pil Forging Qi."

"Forging apa?" Pak Wong mengerutkan dahi. "Kau bicara omong kosong apa lagi? Terakhir kali kau datang ke tokoku, kau mengoceh tentang ramuan ajaib yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Hasilnya? Hutang sepuluh juta yang belum kau bayar selama dua tahun!"

Peter tertegun. Lagi-lagi, sosok yang menempati tubuhnya selama ia pergi telah menciptakan masalah. Namun ia tidak kehilangan keyakinan.

"Kali ini berbeda, Pak Wong. Aku benar-benar tahu apa yang aku lakukan."

"Berbeda?" Pak Wong tertawa sinis. "Yang berbeda hanya jumlah hutangmu yang semakin membengkak dengan bunga! Dan sekarang kau berani datang meminta bahan mahal lagi?"

Pak Wong mengambil tongkat kayu dari balik meja kasir. "Keluar dari tokoku sebelum aku... ARGH!" teriaknya keras.

Tiba-tiba, Pak Wong menjatuhkan tongkatnya. Wajahnya meringis kesakitan saat ia memegangi pinggangnya.

"Encok lama Anda kambuh lagi, Pak?" tanya Peter dengan nada prihatin.

"Bukan urusanmu!" bentak Pak Wong, namun wajahnya jelas menunjukkan kesakitan. "Sudah tiga bulan ini semakin parah. Dokter hanya memberi obat pereda nyeri yang tidak membantu sama sekali."

Peter mendekat, matanya menatap tajam. "Izinkan aku membantu."

Sebelum Pak Wong bisa menolak, Peter sudah meletakkan tangannya di titik akupunktur di punggung bawah pria tua itu. Dengan gerakan halus dan hampir tidak terlihat, ia mengalirkan sedikit energi Qi yang tersisa dalam tubuhnya.

Efeknya langsung terasa. Mata Pak Wong melebar dalam keterkejutan saat rasa sakit yang telah menghantuinya selama berbulan-bulan mendadak lenyap.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya takjub.

"Hanya sedikit teknik pijat yang aku pelajari," jawab Peter sederhana, menyembunyikan kenyataan bahwa ia baru saja menggunakan teknik penyembuhan tingkat tinggi dari Benua Zicari. "Bagaimana perasaan Anda sekarang?"

Pak Wong bergerak perlahan, menggerakkan pinggangnya ke kanan dan kiri. Tidak ada rasa sakit. Untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, ia bisa bergerak bebas tanpa rasa nyeri.

"Ini... luar biasa," gumamnya. Tatapannya pada Peter berubah. "Kau benar-benar berbeda dari terakhir kali kita bertemu."

Peter tersenyum.

"Seperti yang aku katakan, kali ini berbeda."

Bersambung

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Comentarios (1)
goodnovel comment avatar
Sherly Monicamey
Peter Davis keren
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Jebakan, dan Pengamat Misterius.

    Malam tiba dengan sangat cepat. Langit yang tadinya masih berwarna jingga kini sudah berubah menjadi hitam pekat dengan bintang-bintang yang bersinar redup di atas. Udara malam terasa sangat dingin hingga menusuk tulang.Suara jangkrik dan kodok dari sawah di sekitar penginapan terdengar dengan sangat nyaring.Peter duduk bersila di tengah kamar bungalow yang sangat sederhana itu. Lampu minyak kecil di sudut ruangan memberikan cahaya yang sangat redup dan bergoyang-goyang. Ia memejamkan mata dengan sangat pelan, mengatur napasnya menjadi sangat teratur dan dalam.Tubuhnya mulai memasuki mode meditasi yang dalam. Ia membuka semua indera spiritualnya dengan sangat hati-hati, merasakan setiap getaran energi di sekitarnya.Aura yang sangat halus mulai memancar dari tubuhnya, menciptakan semacam perisai tak terlihat di sekeliling kamar."Mari kita lihat siapa yang berani mengacau di wilayah yang pernah aku tempati," batinnya dengan nada yang sangat dingin dan tajam."Siapa pun yang ada di

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Gangguan Gaib.

    Pak Sutejo menarik napas dalam-dalam yang gemetar. Ia duduk di kursi kayu tua di teras dengan tubuh yang terlihat sangat lelah. Tangannya yang keriput menggenggam cangkir teh kosong dengan sangat erat hingga buku-buku jarinya memutih."Ada makhluk aneh yang muncul, Dokter," katanya akhirnya dengan suara yang sangat pelan, hampir seperti bisikan."Kadang-kadang ular raksasa berwarna hitam dengan mata merah menyala. Kadang-kadang sosok yang seperti hantu lapar dengan tubuh kurus mengerikan. Mereka muncul setiap kali ada tamu baru yang menginap saat malam tiba."Rani mengangguk cepat dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia duduk di tangga dengan tubuh meringkuk seperti mencoba membuat dirinya sekecil mungkin."Minggu pertama, ada dua pasangan yang menginap," lanjut Rani dengan suara gemetar."Tengah malam mereka menjerit ketakutan karena melihat ular raksasa merayap di jendela kamar mereka. Paginya mereka langsung pergi tanpa membayar, bahkan meninggalkan barang-barang mereka. Mereka bil

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Misteri Penginapan Melati.

    Matahari sore mulai tenggelam di ufuk barat Kota Teratai dengan cahaya jingga yang menyapu gedung-gedung tinggi. Langit berubah dari biru cerah menjadi gradasi oranye kemerahan yang sangat indah.Angin sore bertiup pelan membawa aroma makanan dari restoran-restoran di sepanjang jalan.Peter Davis berjalan keluar dari Hotel Grand Teratai yang sangat mewah dengan langkah santai namun wajah yang sedikit lelah. Ia mengenakan kemeja putih sederhana dan celana hitam biasa, tanpa aksesori berlebihan. Penampilannya sangat kontras dengan kemegahan hotel bintang lima di belakangnya.Hotel itu sepenuhnya ditanggung oleh Asosiasi Hunter Nasional Rastal sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya. Sebagai dokter yang kini dianggap aset negara, Peter mendapat fasilitas lengkap.Gaji tinggi yang ditransfer setiap bulan, makan gratis di restoran hotel, bahkan keamanan dua puluh empat jam oleh petugas khusus. Semua kenyamanan duniawi tersedia untuknya.Tapi hatinya tetap gelisah.Sudah berhari-hari

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Kemenangan Medis, Tantangan Manticore

    Keheningan berlanjut selama beberapa detik yang terasa sangat panjang.Lalu tiba-tiba, Tuan von Rutherford berdiri dari kursinya. Ia melangkah maju, berdiri di samping Peter dengan ekspresi sangat serius."Kami menyaksikan keajaiban," katanya dengan suara yang bergetar penuh emosi."Anak kami yang hampir mati, kini hidup kembali berkat Dokter Peter!"Suaranya semakin keras, penuh dengan emosi yang tidak tertahankan."Semua dokter terbaik dunia bilang tidak ada harapan. Mereka bilang kami harus menerima kenyataan. Tapi Dokter Peter tidak menyerah. Dia memberikan harapan ketika tidak ada yang lain berani."Tuan von Rutherford menatap seluruh aula dengan mata berkaca-kaca."Ini bukan placebo. Ini bukan sugesti. Ini nyata. Anak saya bisa berdiri. Bisa berjalan. Bisa tersenyum lagi."Ia berbalik menatap Peter dengan ekspresi penuh rasa hormat yang sangat dalam."Kami akan berhutang seumur hidup pada Anda, Dokter Peter."Tepuk tangan mulai terdengar.Pertama dari satu orang di barisan belak

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Tamparan Untuk Dunia Medis

    Dr. Morel berdiri, mendekati podium dengan langkah santai. Ia tersenyum ramah kepada semua wartawan, lalu mulai berbicara dengan nada sangat formal."Selamat siang semuanya," katanya dengan suara yang diperkuat mikrofon."Terima kasih sudah hadir di konferensi pers ini. Hari ini, kita berkumpul untuk membahas kasus medis yang luar biasa. Kasus yang menantang semua pemahaman kita tentang kedokteran modern."Ia menunjuk ke arah Elliot yang duduk di kursi roda."Elliot von Rutherford, dua belas tahun, didiagnosis dengan Degenerasi Otot Genetik Progresif stadium lanjut oleh tim ahli internasional. Semua dokter menyatakan tidak ada harapan. Prognosis: terminal."Suasana di aula sangat hening. Semua mata tertuju pada Elliot."Tapi," lanjut Dr. Morel dengan nada semakin serius."Dalam waktu satu minggu, dengan terapi akupunktur dan ramuan herbal tradisional oleh Dokter Peter Davis, Elliot menunjukkan pemulihan yang luar biasa. Ia kini bisa duduk, berdiri, dan berjalan dengan bantuan."Gemuru

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Konferensi Pers Yang Tak Terduga

    Peter menatapnya dengan ekspresi sangat dingin."Mustahil hanya bagi mereka yang berhenti belajar," jawabnya dengan nada sangat tenang namun tajam seperti pisau.Dr. Schneider tidak menjawab. Ia hanya menatap Elliot dengan ekspresi sangat kompleks. Ada kekaguman, ada ketidakpercayaan, ada rasa malu yang sangat besar.Selama tiga puluh tahun karirnya sebagai dokter, ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Semua yang ia pelajari di universitas, semua yang ia baca di jurnal medis, semua yang ia percayai tentang sains dan kedokteran, semuanya runtuh dalam satu minggu."Saya... saya harus mengakui," katanya akhirnya dengan nada sangat pelan, sangat berat."Anda telah melakukan sesuatu yang saya tidak bisa jelaskan dengan sains modern."Peter tidak menjawab. Ia hanya menatap jendela besar yang menampilkan pemandangan Kota Teratai di bawah dengan ekspresi sangat tenang.Tiba-tiba, bunyi gaduh terdengar dari luar ruangan. Suara orang banyak, kamera, mikrofon.Suster Linda berlari masuk d

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status