Inicio / Urban / Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel / Malam Panjang Sang Tabib.

Compartir

Malam Panjang Sang Tabib.

Autor: Jimmy Chuu
last update Última actualización: 2025-06-12 23:04:33

Pak Wong menatap Peter lama, seolah menimbang keputusan.

Akhirnya, ia menghela napas panjang. "Baiklah. Aku akan memberimu bahan yang kau butuhkan. Anggap saja sebagai balas budi untuk punggungku. Tapi ingat, ini tidak menghapus hutangmu yang lama!"

"Terima kasih, Pak Wong. Aku janji akan melunasi semuanya segera."

Dengan wajah yang sudah jauh lebih ramah, Pak Wong mengeluarkan dua stoples kaca dari lemari khusus di belakang kasir. Satu berisi akar berwarna merah keemasan, dan yang lain berisi kelopak bunga putih yang tampak berkilau seperti salju.

"Ini yang terakhir kalinya aku memberimu keringanan," kata Pak Wong sambil menyerahkan bahan-bahan tersebut. "Jangan sia-siakan."

++++

Kembali di apartemennya, Peter langsung bekerja dengan teliti. Ia menyiapkan peralatan meracik yang dibawanya dari Benua Zicari, mortar dan alu khusus, panci kecil untuk merebus, dan cetakan pil dari batu giok.

"Di Benua Zicari, aliran Qi begitu kuat sehingga meracik pil adalah hal mudah," gumam Peter sambil menumbuk akar Ginseng Merah.

"Tapi di Bumi, energi Qi sangat tipis. Aku harus bekerja dua kali lebih keras untuk hasil yang sama."

Selama berjam-jam, Peter bekerja tanpa henti. Keringat membasahi dahinya saat ia mengalirkan sisa-sisa energi Qi dalam tubuhnya ke dalam ramuan.

Proses yang biasanya membutuhkan waktu singkat di Benua Zicari kini terasa begitu melelahkan.

"Dantian-ku hampir kosong," keluhnya saat merasakan energi dalam tubuhnya semakin menipis. "Aku harus berhemat. Dengan aliran Qi sebesar ini, aku hanya bisa membuat sepuluh pil Forging Qi."

Saat matahari mulai condong ke barat, Peter akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Di hadapannya, sepuluh butir pil kecil berwarna merah keemasan berkilau tertimpa cahaya sore.

Pil Forging Qi, ramuan tingkat dasar yang di Benua Zicari dianggap biasa saja, namun di dunia ini mungkin akan menjadi keajaiban.

"Sepuluh pil, masing-masing seharga satu juta rupiah," Peter menghitung dalam hati. "Sepuluh juta rupiah dalam satu hari. Tidak buruk untuk permulaan."

Dengan semangat menggebu, Peter menyimpan pil-pil tersebut dalam kotak kayu kecil dan bersiap untuk menjualnya. Ia mengambil meja lipat kecil yang ia temukan di sudut apartemen dan sebuah kursi plastik.

"Di Benua Zicari, orang-orang rela menempuh perjalanan berhari-hari hanya untuk membeli pil buatanku," kenangnya dengan bangga.

"Bahkan Raja Utara sendiri pernah menawarkan setengah kerajaannya untuk resep rahasiaku. Pasti tidak akan sulit menjual sepuluh pil sederhana di sini."

Pukul empat sore, Peter sudah siap dengan meja kecilnya di pinggir jalan yang ramai. Ia memilih lokasi strategis di dekat pasar tradisional, tempat banyak orang berlalu lalang.

Di atas meja, ia meletakkan kotak berisi pil Forging Qi dan sebuah papan kecil bertuliskan, "Pil Ajaib Penambah Energi - 1 Juta Rupiah/Butir".

"Pil ajaib penambah energi! Sembuhkan kelelahan dan tingkatkan stamina!" Peter berseru dengan penuh semangat kepada setiap orang yang lewat.

"Hanya satu juta rupiah untuk kesehatan prima!"

Namun, tidak seperti di Benua Zicari, orang-orang hanya melirik sekilas sebelum berlalu. Beberapa tertawa mengejek, yang lain menggelengkan kepala dengan tatapan kasihan.

"Satu juta untuk pil merah kecil itu? Kau gila ya?" komentar seorang pria berjas lusuh.

"Penipuan model baru nih," celetuk seorang ibu sambil menarik anaknya menjauh.

"Kalau mau jual narkoba jangan terang-terangan, nanti ditangkap polisi," ejek sekelompok remaja yang lewat.

Satu jam berlalu. Tidak ada pil yang terjual.

Dua jam berlalu. Masih belum ada yang tertarik.

Tiga jam berlalu. Matahari mulai tenggelam, lampu-lampu jalan menyala, dan Peter masih duduk di belakang mejanya dengan wajah semakin muram.

"Permisi, Pak," Peter mencoba menghentikan seorang eksekutif yang lewat. "Pil ajaib penambah energi, cocok untuk pekerja keras seperti Bapak."

Pria itu berhenti sejenak, menatap Peter dari atas ke bawah dengan pandangan meremehkan. "Satu juta? Untuk benda tidak jelas ini? Lebih baik aku beli suplemen di apotek resmi. Setidaknya ada izin BPOM-nya."

"Tapi ini bukan suplemen biasa, Pak," Peter mencoba menjelaskan. "Ini mengandung energi Qi yang..."

"Qi? Apa itu? Omong kosong!" Pria itu tertawa mengejek. "Kembali ke sekolah, anak muda. Atau cari pekerjaan yang lebih layak daripada menipu orang di pinggir jalan."

Pria itu berlalu, meninggalkan Peter dengan harga diri yang terkoyak. Seorang tabib agung yang dulu dipuja-puja, kini dianggap penipu jalanan.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam.

Pasar mulai sepi, pedagang lain sudah mulai membereskan dagangan mereka. Peter menatap sepuluh pil di hadapannya yang masih utuh, tidak berkurang satu pun.

"Bagaimana mungkin?" bisiknya pada diri sendiri, kebingungan dan kekecewaan bercampur dalam suaranya.

"Di Benua Zicari, pil-pil ini akan ludes dalam hitungan menit. Di sini, bahkan setelah tiga jam, tidak ada yang percaya."

Peter terdiam, tercengang menatap kotak berisi sepuluh pil yang tidak laku.

Realitas dunia ini menghantamnya dengan keras. Ia bukan lagi tabib agung yang dihormati, melainkan hanya seorang penjual obat jalanan yang dianggap penipu.

Apakah pil-pil ajaibnya akan laku malam ini? Atau ia harus memikirkan strategi baru untuk membuktikan kekuatan penyembuhan

Bersambung

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Jebakan, dan Pengamat Misterius.

    Malam tiba dengan sangat cepat. Langit yang tadinya masih berwarna jingga kini sudah berubah menjadi hitam pekat dengan bintang-bintang yang bersinar redup di atas. Udara malam terasa sangat dingin hingga menusuk tulang.Suara jangkrik dan kodok dari sawah di sekitar penginapan terdengar dengan sangat nyaring.Peter duduk bersila di tengah kamar bungalow yang sangat sederhana itu. Lampu minyak kecil di sudut ruangan memberikan cahaya yang sangat redup dan bergoyang-goyang. Ia memejamkan mata dengan sangat pelan, mengatur napasnya menjadi sangat teratur dan dalam.Tubuhnya mulai memasuki mode meditasi yang dalam. Ia membuka semua indera spiritualnya dengan sangat hati-hati, merasakan setiap getaran energi di sekitarnya.Aura yang sangat halus mulai memancar dari tubuhnya, menciptakan semacam perisai tak terlihat di sekeliling kamar."Mari kita lihat siapa yang berani mengacau di wilayah yang pernah aku tempati," batinnya dengan nada yang sangat dingin dan tajam."Siapa pun yang ada di

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Gangguan Gaib.

    Pak Sutejo menarik napas dalam-dalam yang gemetar. Ia duduk di kursi kayu tua di teras dengan tubuh yang terlihat sangat lelah. Tangannya yang keriput menggenggam cangkir teh kosong dengan sangat erat hingga buku-buku jarinya memutih."Ada makhluk aneh yang muncul, Dokter," katanya akhirnya dengan suara yang sangat pelan, hampir seperti bisikan."Kadang-kadang ular raksasa berwarna hitam dengan mata merah menyala. Kadang-kadang sosok yang seperti hantu lapar dengan tubuh kurus mengerikan. Mereka muncul setiap kali ada tamu baru yang menginap saat malam tiba."Rani mengangguk cepat dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia duduk di tangga dengan tubuh meringkuk seperti mencoba membuat dirinya sekecil mungkin."Minggu pertama, ada dua pasangan yang menginap," lanjut Rani dengan suara gemetar."Tengah malam mereka menjerit ketakutan karena melihat ular raksasa merayap di jendela kamar mereka. Paginya mereka langsung pergi tanpa membayar, bahkan meninggalkan barang-barang mereka. Mereka bil

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Misteri Penginapan Melati.

    Matahari sore mulai tenggelam di ufuk barat Kota Teratai dengan cahaya jingga yang menyapu gedung-gedung tinggi. Langit berubah dari biru cerah menjadi gradasi oranye kemerahan yang sangat indah.Angin sore bertiup pelan membawa aroma makanan dari restoran-restoran di sepanjang jalan.Peter Davis berjalan keluar dari Hotel Grand Teratai yang sangat mewah dengan langkah santai namun wajah yang sedikit lelah. Ia mengenakan kemeja putih sederhana dan celana hitam biasa, tanpa aksesori berlebihan. Penampilannya sangat kontras dengan kemegahan hotel bintang lima di belakangnya.Hotel itu sepenuhnya ditanggung oleh Asosiasi Hunter Nasional Rastal sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya. Sebagai dokter yang kini dianggap aset negara, Peter mendapat fasilitas lengkap.Gaji tinggi yang ditransfer setiap bulan, makan gratis di restoran hotel, bahkan keamanan dua puluh empat jam oleh petugas khusus. Semua kenyamanan duniawi tersedia untuknya.Tapi hatinya tetap gelisah.Sudah berhari-hari

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Kemenangan Medis, Tantangan Manticore

    Keheningan berlanjut selama beberapa detik yang terasa sangat panjang.Lalu tiba-tiba, Tuan von Rutherford berdiri dari kursinya. Ia melangkah maju, berdiri di samping Peter dengan ekspresi sangat serius."Kami menyaksikan keajaiban," katanya dengan suara yang bergetar penuh emosi."Anak kami yang hampir mati, kini hidup kembali berkat Dokter Peter!"Suaranya semakin keras, penuh dengan emosi yang tidak tertahankan."Semua dokter terbaik dunia bilang tidak ada harapan. Mereka bilang kami harus menerima kenyataan. Tapi Dokter Peter tidak menyerah. Dia memberikan harapan ketika tidak ada yang lain berani."Tuan von Rutherford menatap seluruh aula dengan mata berkaca-kaca."Ini bukan placebo. Ini bukan sugesti. Ini nyata. Anak saya bisa berdiri. Bisa berjalan. Bisa tersenyum lagi."Ia berbalik menatap Peter dengan ekspresi penuh rasa hormat yang sangat dalam."Kami akan berhutang seumur hidup pada Anda, Dokter Peter."Tepuk tangan mulai terdengar.Pertama dari satu orang di barisan belak

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Tamparan Untuk Dunia Medis

    Dr. Morel berdiri, mendekati podium dengan langkah santai. Ia tersenyum ramah kepada semua wartawan, lalu mulai berbicara dengan nada sangat formal."Selamat siang semuanya," katanya dengan suara yang diperkuat mikrofon."Terima kasih sudah hadir di konferensi pers ini. Hari ini, kita berkumpul untuk membahas kasus medis yang luar biasa. Kasus yang menantang semua pemahaman kita tentang kedokteran modern."Ia menunjuk ke arah Elliot yang duduk di kursi roda."Elliot von Rutherford, dua belas tahun, didiagnosis dengan Degenerasi Otot Genetik Progresif stadium lanjut oleh tim ahli internasional. Semua dokter menyatakan tidak ada harapan. Prognosis: terminal."Suasana di aula sangat hening. Semua mata tertuju pada Elliot."Tapi," lanjut Dr. Morel dengan nada semakin serius."Dalam waktu satu minggu, dengan terapi akupunktur dan ramuan herbal tradisional oleh Dokter Peter Davis, Elliot menunjukkan pemulihan yang luar biasa. Ia kini bisa duduk, berdiri, dan berjalan dengan bantuan."Gemuru

  • Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel   Konferensi Pers Yang Tak Terduga

    Peter menatapnya dengan ekspresi sangat dingin."Mustahil hanya bagi mereka yang berhenti belajar," jawabnya dengan nada sangat tenang namun tajam seperti pisau.Dr. Schneider tidak menjawab. Ia hanya menatap Elliot dengan ekspresi sangat kompleks. Ada kekaguman, ada ketidakpercayaan, ada rasa malu yang sangat besar.Selama tiga puluh tahun karirnya sebagai dokter, ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Semua yang ia pelajari di universitas, semua yang ia baca di jurnal medis, semua yang ia percayai tentang sains dan kedokteran, semuanya runtuh dalam satu minggu."Saya... saya harus mengakui," katanya akhirnya dengan nada sangat pelan, sangat berat."Anda telah melakukan sesuatu yang saya tidak bisa jelaskan dengan sains modern."Peter tidak menjawab. Ia hanya menatap jendela besar yang menampilkan pemandangan Kota Teratai di bawah dengan ekspresi sangat tenang.Tiba-tiba, bunyi gaduh terdengar dari luar ruangan. Suara orang banyak, kamera, mikrofon.Suster Linda berlari masuk d

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status