Share

Bab 1017

Author: Hazel
Yahsva menegur, "Kamu buat masalah apa lagi? Aku lagi minum teh dan main catur dengan Saba! Kalau nggak ada urusan penting, aku langsung akhiri panggilan telepon!"

Sepertinya, Yahsva tidak merasa puas dengan Simon. Sementara itu, Simon sangat takut kepada kakeknya. Mendengar teguran Yahsva, Simon langsung menceritakan masalah yang dialaminya di kediaman Keluarga Purnomo, "Kakek, aku juga nggak ingin mengganggumu karena masalah sepele, tapi Pak Chandra keterlaluan sekali!"

Simon melanjutkan, "Pak Chandra mempermalukanku di depan umum demi seorang pria kampungan! Aku nggak bisa terima! Kakek, aku mohon ...."

Simon tidak mengungkit Keluarga Purnomo. Dia berencana membalas mereka secara diam-diam. Setelah mendengar cerita Simon, Yahsva membentak, "Kamu selalu membuat masalah! Aku bantu kamu terakhir kali."

Simon menambahkan, "Kalau ke depannya kamu berani bertindak semena-mena dengan mengandalkan identitasmu, kamu selesaikan masalahmu sendiri! Aku nggak bisa melindungimu seumur hidup, kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (12)
goodnovel comment avatar
hans
***** mantabpffff lanjut
goodnovel comment avatar
Indra Sablenk
poin bnyak tapi g bisa di tukar,trus di putus2 aneh,awal2 aja bagus bisa dapat bonus makin kesini point ilang bonus g dapat
goodnovel comment avatar
Suaib Tauisa
baru dapat 4 bab, kok bersambung,...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1785

    Melihat 2 pria berkulit hitam yang jelek menghampiri mereka, Prita berkata dengan ekspresi jijik, "Tirta, nggak usah pedulikan mereka. Kita cari Kak Shazana saja."Prita hendak menarik Tirta pergi. Tirta tetap bergeming dan menimpali dengan ekspresi marah, "Nggak bisa, Paman. Mereka berani mengincarmu dan bicara begitu kasar. Hari ini, aku nggak bisa makan kalau nggak menghajar kedua pria ini sampai cacat."Melihat Tirta marah karena ada yang mengincarnya, wajah Prita memerah. Dia menyahut dengan lirih, "Kalau begitu, kamu hajar mereka saja. Yang penting jangan sampai mengotori tanganmu."Prita tidak menghalangi Tirta lagi. Ferrus tertawa hingga menunjukkan gigi kuningnya yang menjijikkan setelah mendengar perkataan Tirta. Dia berucap, "Pemuda Negara Darsia, kamu lagi mimpi ya? Kamu mau menghajar kami sampai cacat? Kamu tahu siapa yang kamu hadapi sekarang?"Ferrus meneruskan, "Sebaiknya kamu berlutut dan merangkak di bawah selangkanganku, lalu serahkan pacarmu padaku biar aku bisa men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1784

    Selesai bicara, Prita hendak keluar dari toko dan pergi ke toko tempat Shazana berada. Tirta yang kesal mengadang Prita dan berujar, "Sialan .... Paman, kamu nggak boleh asal tuduh aku! Aku belum sentuh kamu!"Prita merasa dia bisa mengendalikan kelemahan Tirta. Dia menimpali, "Kalau begitu, beri tahu aku bagaimana kamu bisa tahu kulit di sekujur tubuhku putih merona. Kalau nggak, tanggung sendiri akibatnya!"Tirta tidak ingin mengatakan dia memiliki mata tembus pandang. Dia berbisik di telinga Prita, "Sangat simpel. Karena Paman belum pernah disentuh pria. Kedua kakimu sangat rapat dan sama sekali nggak ada celah."Tirta menambahkan, "Selain itu, kamu masih muda. Dinilai dari pengalamanku, kulitmu pasti putih merona."Ini adalah pertama kalinya Prita begitu dekat dengan seorang pria. Dia merasa geli saat Tirta berbisik di telinganya. Prita mundur dan membalas, "Kamu ... ya sudah. Lain kali kamu nggak boleh bilang begitu lagi. Kalau nggak, aku curiga kamu mengintipku."Biarpun begitu,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1783

    Bawahan membatin, 'Tadi Pak Bahera bersikeras ingin membunuh Tirta. Kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran? Jangan-jangan Pak Bahera takut pada Tirta?'Setelah memikirkan hal ini, para bawahan Keluarga Karim sangat kagum pada Tirta. Mereka juga tidak peduli Bahera benar-benar takut pada Tirta atau tidak.....Sementara itu, Tirta tidak tahu masalah yang terjadi di vila Keluarga Karim. Tentu saja dia juga tidak peduli.Sesudah masuk ke mal, Tirta membawa Orion dan lainnya masuk ke toko baju pria. Seorang staf toko langsung menyambut mereka. Dia adalah wanita yang berusia di atas 30 tahun. Tubuhnya berisi dan dandanannya sangat menor.Staf itu menyapa, "Selamat datang. Kalau boleh tahu, siapa yang mau beli baju?"Shazana mengangguk puas begitu mengamati model pakaian di dalam toko. Dia menyahut, "Aku mau belikan baju untuk suami dan anakku. Tolong bantu aku pilih beberapa potong baju yang cocok untuk mereka."Tirta mengamati sekeliling, lalu menggaruk kepala dan berucap dengan enggan, "Bu,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1782

    Neo adalah nama pria paruh baya itu. Marganya sama dengan Bahera. Awalnya, Neo bukan bermarga "Karim". Namun, Neo sudah setia mengabdi kepada Bahera selama 30 tahun lebih.Bahera sangat menyukai Neo, jadi dia langsung mengikuti cara kaisar zaman kuno untuk memberi Neo marga keluarganya."Ini ...," ucap ketua tim dari Badan Perlindungan Negara. Dia tidak berani menjawab pertanyaan Bahera. Hal ini karena ucapan Tirta terlalu mengerikan.Bahera yang kehilangan kesabaran mendengus dan membentak, "Kenapa kamu nggak berani bilang? Memangnya aku mau membunuhmu?"Ketua tim menyahut, "Pak Bahera, nyali Tirta besar sekali. Dia bukan cuma meninju Pak Neo sampai mati, dia juga mengancammu ... kalau Pak Bahera berani menyakiti keluarganya ... dia pasti akan membantai Keluarga Pak Bahera."Begitu ketua tim melontarkan ucapan ini, suasana di dalam ruang tamu menjadi hening. Semua bawahan tidak berani bersuara. Sudah jelas mereka terkejut mendengar ucapan Tirta.Mereka tidak percaya ada orang yang beg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1781

    Tirta berbicara jujur, "Urusanku nggak bisa beres dalam waktu singkat. Kamu nggak usah menghabiskan waktumu untuk memohon padaku."Beberapa hari ini, Tirta bukan hanya harus mengawasi Shazana agar dia tidak diam-diam pergi. Tirta harus mewaspadai anggota Sekte Kristala yang datang. Selain itu, dia juga harus memimpin pasukan khusus untuk mengikuti kompetisi.Setelah semua urusan itu selesai, Tirta harus pergi ke kediaman Keluarga Hadiraja lagi. Namun, Aluna mengira Tirta tidak ingin membantunya karena disinggung adiknya. Aluna pun menangis, dia terlihat kasihan.Tangisan Aluna membuat Orion teringat saat dirinya tahu ayahnya sakit parah. Orion bersimpati pada Aluna.Orion mendesah, lalu berkata kepada Tirta, "Tirta, meskipun nggak sempat pergi, kamu bisa tanya penyakit kakeknya. Kamu langsung berikan resep kepadanya biar dia bisa mencobanya setelah pulang. Kita nggak perlu memikirkan obatnya berefek atau nggak."Tentu saja, Tirta bukan orang yang kejam. Tadi dia hanya tidak kepikiran c

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1780

    "Bu, Ayah masih memakai baju pasien. Nanti kita belikan beberapa potong baju untuknya dulu, lalu kita baru makan dan jalan-jalan," ucap Tirta.Tirta memang mendengar suara gadis itu, tetapi dia mengabaikannya. Tirta berjalan ke depan sambil bicara.Shazana mengamati baju Tirta, lalu mengangguk dan menyahut, "Oke. Ibu juga ingin membeli beberapa potong baju untukmu."Prita bergegas maju. Dia memandang Tirta seraya berujar, "Tunggu dulu. Tirta, apa nanti kamu bisa bantu aku pilih beberapa potong baju?"Tentu saja Tirta tidak keberatan. Dia mengiakan, "Nggak masalah, Paman."Tirta selalu menjaga sikapnya saat bersama Shazana dan Orion. Kebetulan dia bisa menggoda Prita ketika membantunya memilih baju. Jadi, dia bisa lebih rileks.Shazana memutar bola matanya dan mengomentari, "Prita, aku juga pernah hidup di dunia fana. Kenapa kamu meminta Tirta untuk membantumu memilih baju? Apa kamu nggak percaya dengan seleraku?"Prita tersenyum nakal seraya membalas, "Kak, kamu nggak paham. Aku dan Ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status