Share

Bab 1563

Author: Hazel
Shinta tanpa sadar meremas ujung bajunya dan bertanya dengan gugup, "Kenapa, Kak Tirta? Apa pesonaku sebagai wanita kurang menarik?"

Tirta tidak ingin menyinggung mereka berdua. Dia menjawab, "Tentu saja kamu menarik. Kamu dan kakakmu sangat cantik dan memesona."

Kemudian, Tirta langsung mengalihkan pembicaraan, "Sudahlah, ayo ikut aku pulang ke vila. Kalian tinggal di Desa Persik beberapa hari dulu biar aku bisa melayani kalian. Setelah itu, kita baru pergi ke ibu kota sama-sama."

Selesai bicara, Tirta hendak memimpin jalan. Namun, Marila segera memanggil Tirta, "Tunggu, Pak Tirta. Ini ... aku punya dokumen tentang latar belakangmu. Sebaiknya kamu lihat dokumen ini dulu sebelum memutuskan kapan pergi ke ibu kota."

Marila juga ingin merasakan lingkungan tempat tinggal Tirta di Desa Persik, tetapi dia sudah tahu latar belakang Tirta. Jadi, dia tidak boleh menyembunyikannya lagi. Kalau tidak, Marila tidak akan datang bersama Shinta untuk mencari Tirta.

Sambil bicara, Marila mengeluarkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** penasaran lanjut
goodnovel comment avatar
Revan RV Nardian
makin seru ga sabar episode berikut nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1872

    Jika tingkat kultivasi Prita lebih tinggi, dia bisa membuat air spiritual dan jimat yang lebih banyak. Sementara itu, air spiritual dan jimat yang dibuat Tirta paling banyak karena dia sudah terbiasa. Dia membuat 20 air spiritual dan 30 lebih Jimat Perisai Cahaya Emas.Prita berujar dengan gembira, "Tirta, aku nggak menyangka ternyata membuat air spiritual dan jimat begitu mudah. Seperti nggak menghabiskan tenaga apa pun."Shazana malah bertanya, "Tirta, kedua barang ini bisa dibuat dengan mudah. Apa harga penjualan kita nggak terlalu mahal?"Tirta menggeleng dan menyahut seraya tersenyum, "Bu, harga penjualanku sama sekali nggak mahal. Jangan lihat cara pembuatannya mudah, tapi yang kita jual itu bukan bahannya. Kita jual produk dari bahan yang sudah dikembangkan. Efeknya sudah jelas."Tirta meneruskan, "Kalaupun kita jual dengan harga 3 atau 5 kali lipat lebih tinggi, pasti tetap banyak yang rebutan. Selain itu, putramu punya kemampuan sehebat ini. Biarpun diberikan selembar kertas p

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1871

    Orion masih ingin menolak. Bella menghampirinya dan membujuk, "Paman, mereka yang bersikeras memberikan uang ini. Paman terima saja. Orang lain yang menginginkan uang ini juga nggak punya kesempatan."Saat bicara, Bella melihat Tirta sekilas dengan mata berbinar-binar. Mata Bella sangat jernih bagaikan bintang di langit.Orion adalah orang yang berpendirian kuat. Namun, akhirnya dia tidak menolak lagi. Orion berucap, "Oke ... aku terima uangnya."Sekitar 1 jam kemudian, ribuan cek baru selesai diterima dengan bantuan Marila, Shinta, dan Devika. Jumlah uangnya terlalu banyak sehingga tidak bisa dihitung dalam waktu singkat.Walaupun Devika, Marila, dan Shinta adalah keturunan ningrat, mereka juga tidak pernah melihat uang yang begitu banyak. Jumlahnya benar-benar fantastis.Devika yang cemburu membatin, 'Pria berengsek ini terlalu kaya. Ke depannya dia harus menyumbangkan uangnya kalau negara kekurangan uang.'Setelah membereskan cek, Orion berkata kepada Tirta, "Tirta, aku ingin mendis

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1870

    Puluhan bawahan tidak berani menjawab pertanyaan Tirta. Ekspresi mereka tampak sangat ketakutan. Akhirnya, ketiga master yang memberanikan diri untuk maju dan berbicara jujur kepada Tirta.Tentu saja, ketiga master juga ketakutan. Suara master yang melontarkan kalimat terakhir bergetar.Tirta sama sekali tidak marah. Dia malah tertawa dan menanggapi dengan santai, "Biarkan saja mereka pergi. Ada bagusnya juga. Orang yang tetap tinggal di sini baru anggota Keluarga Hadiraja yang sebenarnya. Suatu hari nanti, mereka pasti menyesal karena keputusan ini."Tirta memang tidak dekat dengan anggota Keluarga Hadiraja yang lain. Justru dia merasa lebih tenang setelah mereka pergi.Ketiga master dan puluhan bawahan mengembuskan napas lega. Mereka berkomentar."Benar, mereka semua sangat picik. Orang-orang ini nggak tahu mereka punya masa depan yang lebih baik kalau mengikuti Pak Tirta.""Justru mereka yang rugi kalau meninggalkan rumah Keluarga Hadiraja."Orion merasa terhibur mendengar ucapan me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1869

    Suara mereka semua sangat menggelegar sehingga suara lain tidak terdengar lagi. Situasinya lebih heboh daripada saat penonton di arena bersorak untuk merayakan kemenangan. Selain itu, status orang yang bersuara juga berbeda."Kalian semua tenang dulu," ucap Tirta seraya melambaikan tangannya.Suasana langsung menjadi tenang. Semua orang melihat Tirta dan tidak bersuara lagi. Tirta baru melanjutkan ucapannya, "Hari ini, bukan cuma aku yang pulang ke rumah Keluarga Hadiraja, ayah dan ibuku juga. Seharusnya kalian juga menyambut orang tuaku."Begitu Tirta melontarkan ucapannya, kata-kata semua orang langsung berubah. "Siap, Pak Tirta! Kami menyambut kepulangan Kepala Keluarga Hadiraja dan istrinya!"Wajah Orion dan Shazana memerah setelah mendengar suara mereka. Keduanya berjalan ke rumah Keluarga Hadiraja sambil mengangguk kepada pebisnis kaya di kedua sisi mereka.Melihat situasi ini, Devika yang berjalan di belakang tercengang. Dia bergumam, "Mereka semua ... pebisnis kaya paling berpe

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1868

    Tirta tersentuh. Dia berucap, "Ayah, Ibu, aku tahu niat baik kalian. Tapi, kalian nggak usah mengkhawatirkan hal ini. Kedua barang ini hampir nggak membutuhkan modal produksi. Kita cuma butuh batu giok dan kertas jimat kuning biasa. Aku bisa membuat ribuan jimat dan air spiritual dalam sehari."Mendengar perkataan Tirta, Orion menanggapi dengan ekspresi kaget, "Apa? Tirta, kamu nggak bercanda, 'kan? Kamu bisa membuat 2 barang ajaib seperti ini sebanyak ribuan dalam sehari?"Shazana mengomentari sembari memelotot, "Astaga .... Kalau begitu, penjualan jimat dan air spiritual ini bisa menghasilkan keuntungan bersih ratusan jutaan ... salah ... bahkan miliaran?"Bella yang duduk di samping menimpali, "Paman, Bibi, ucapan Tirta memang benar. Aku pernah lihat dia membuat barang ini. Sama sekali nggak menghabiskan tenaga atau waktu. Jumlah barang yang dibuatnya sehari sudah cukup untuk kalian jual selama 10 hari."Tirta menambahkan sambil tersenyum, "Ayah, selain itu, kedua barang ini nggak a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1867

    Jairus dan lainnya tertegun sejenak sebelum bicara."Apa? Mana boleh begitu? Pelatih, kami tetap mau bayar.""Harga jimat ini 20 miliar per lembar dan berguna untuk melindungi nyawa seseorang."Tirta menegaskan, "Pokoknya kalian nggak usah bayar. Jangan berdebat denganku lagi. Kalau nggak, aku mau minta bayaran."Jairus dan lainnya sangat terharu. Mereka menanggapi dengan mata berkaca-kaca."Oke, Pelatih. Kalau ke depannya kamu butuh bantuan, kami pasti akan berusaha keras dan nggak akan menolak.""Tapi, kami tahu dengan kemampuanmu, mungkin kamu nggak butuh bantuan kami."Tirta tertawa dan menimpali, "Belum tentu. Yang penting ke depannya kalian nggak menolak kalau aku memang butuh bantuan kalian."Selesai bicara, Tirta berbalik dan berjalan ke kursi penonton. Shazana berkata kepada Orion yang masih melamun begitu melihat Tirta berjalan ke arah mereka, "Putra kesayanganmu sudah datang. Cepat cari dia."Tentu saja Orion melamun karena tercengang melihat kedua hadiah dari Tirta. Mendeng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status