Share

Bab 1562

Author: Hazel
"Hei ... Shinta, jangan bicara sembarangan! Nanti Pak Tirta salah paham setelah mendengarnya!" bentak Marila.

Marila merasa malu karena payudaranya diremas Shinta. Ditambah dengan ucapan Shinta, wajah Marila merah padam. Dia memasukkan ponselnya ke saku, lalu mulai balik menyerang Shinta. Marila tidak ingin Tirta salah paham dirinya mempunyai penyimpangan orientasi seksual.

Shinta mendengus dan menegaskan, "Marila, jangan kira kamu itu sangat hebat karena lebih tua dariku! Kak Tirta itu milikku. Kalau kamu berani mengincarnya, aku pasti menyerahkanmu kepada Kak Devika ...."

Kemudian, Tirta mendengar suara Shinta meminta ampun dari ujung telepon. "Ah ... jangan. Kak, aku salah. Aku nggak bilang lagi, jangan remas payudaraku. Kalau nggak, nanti aku biarkan kamu perbesar payudara terlebih dulu."

Shinta mengingatkan, "Aku susah payah memperbesar payudaraku! Jangan remas lagi, nanti meledak!"

"Apa Shinta ketagihan karena rasanya sangat nikmat waktu aku memperbesar payudaranya terakhir kali?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1571

    Para wanita itu berusaha tersenyum saat menyembahyangi orang tua Tirta karena ingin membuat Tirta senang. Namun, mereka semua menangis tersedu-sedu ketika berpisah dengan Tirta. Mereka tidak rela berpisah dengan Tirta.'Aku cuma ingin menjalani hidup yang tenang, menemani Bi Ayu dan lainnya, serta menghabiskan masa tua di Desa Persik. Tapi, sekarang jalan hidupku makin jauh dari rencanaku. Bahkan aku sendiri nggak tahu ke depannya hidupku akan menjadi seperti apa. Hidup memang sulit ditebak,' batin Tirta.Setelah menenangkan dirinya, Tirta berkata kepada Marila yang duduk di sampingnya, "Bu Marila, kamu langsung bawa aku ke kediaman Keluarga Hadiraja setelah turun dari pesawat. Aku mau menyembuhkan ayah kandungku, lalu menyelesaikan dendamku dengan Altair sebelum memperpanjang usia Pak Yahsva.""Pak Tirta ... apa kita boleh membicarakan masalah ini?" tanya Marila.Sewaktu di Desa Persik, Tirta menutupinya karena tidak ingin para wanita itu tahu kebenarannya. Tentu saja Marila tahu Tirt

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1570

    Para wanita tidak bersemangat makan lagi setelah tahu Tirta akan pergi ke ibu kota. Tirta juga tahu mereka merasa sedih.Namun, sekarang Tirta sedang stres. Jadi, dia tidak tahu bagaimana caranya menghibur mereka. Setelah makan, Arum, Farida, Agatha, Susanti, dan lainnya membereskan meja makan.Tiba-tiba, Tirta memanggil mereka, "Kak Arum, Kak Farida, jangan beres-beres dulu. Ikut aku ke gunung sebentar. Aku mau kalian temani aku kunjungi orang tuaku."Walaupun Tirta sudah tahu tentang orang tua kandungnya, orang tua asuhnya memperlakukannya seperti anak kandung mereka. Mana mungkin Tirta melupakan kebaikan orang tua asuhnya?Sayangnya, dulu Tirta tidak tahu dan tidak mampu membalas kebaikan mereka. Sekarang Tirta sangat hebat, tetapi mereka sudah meninggal. Dia hanya bisa membawa semua kekasihnya untuk menyembahyangi orang tua asuhnya.Mendengar ucapan Tirta, Ayu mendesah dan berujar, "Ayo kita pergi. Ini ide bagus. Aku juga sudah lama nggak mengunjungi mereka."Ayu juga menjadi murun

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1569

    Tirta tidak bisa mengatakan kebenarannya, jadi dia hanya bisa mencari alasan lain untuk menenangkan Nabila.Kemudian, Farida dan Melati melihat Tirta dengan ekspresi khawatir. Farida berkata, "Tirta, sebenarnya apa yang terjadi? Jelaskan dulu biar kami bisa tenang."Melati menimpali, "Benar. Tirta, ucapanmu kedengaran ambigu sehingga kami cemas."Mereka belum puas ditiduri Tirta. Mana mungkin mereka bisa terima Tirta mendadak pergi ke ibu kota.Sebelum Tirta sempat bicara, Shinta berdiri dan membantu Tirta menjelaskan secara terperinci, "Kakak-kakak sekalian nggak usah khawatir. Seorang senior yang sudah tua sekarat karena sakit parah. Dia menunggu Kak Tirta untuk menyelamatkannya."Shinta menambahkan, "Jadi, aku dan kakakku baru datang untuk menjemput Kak Tirta. Aku harap kalian bisa mengerti karena masalah ini menyangkut nyawa orang. Memang agak mendesak."Padahal Shinta berbohong, tetapi dia sama sekali tidak merasa bersalah saat bicara. Lagi pula, Shinta sudah terbiasa nakal.Bahka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1568

    Mendengar ucapan Devika, Saba mengangguk dan menyahut seraya mengernyit, "Devika, aku mengerti. Hal ini memang keterlaluan."Begitu Saba melontarkan ucapannya, Devika langsung terlihat senang. Dia segera berseru, "Baguslah! Kakek Saba, kamu harus memutuskan hubungan dengan pria berengsek itu secepatnya! Jangan sampai ke depannya dia memanfaatkan statusmu untuk bertindak semena-mena di luar!"Devika tidak mengatakan sesuatu pada Saba. Setelah Saba memutuskan hubungan dengan Tirta, Devika akan bertindak supaya ke depannya Tirta tidak mempunyai kesempatan untuk bertemu Marila lagi.Namun, ucapan Saba selanjutnya membuat Devika yang baru merasa senang langsung kecewa. Saba mengelus janggutnya dan menjelaskan dengan ekspresi serius, "Bukan begitu. Devika, kamu salah paham. Maksudku, Shinta masih muda. Seharusnya dia nggak menyukai Tirta, benar-benar keterlaluan."Saba melanjutkan, "Aku harus menegur Shinta. Tapi, aku rasa Marila dan Tirta sangat cocok. Kalau mereka bisa bersama, itu hal bag

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1567

    Begitu mengungkit kompetisi pasukan khusus internasional, Saba tidak terlihat santai lagi. Dia meletakkan cangkir tehnya di atas meja. Dia menghela napas sembari menggeleng.Kemudian, Saba tiba-tiba teringat seseorang. Dia berucap, "Tapi, mungkin ada satu orang bisa bantu ...."Saat hendak menyebut nama orang itu, Saba melihat gerak-gerik Yahsva. Dia langsung mengalihkan topik pembicaraan dan menegur, "Tunggu dulu. Yahsva, apa maksudmu mengacaukan bidakku? Apa kamu nggak bisa menerima kekalahanmu?"Wajah Yahsva memerah. Dia menarik tangannya, lalu berdeham dan membantah, "Kak Saba, bukan begitu. Aku cuma lihat bidaknya kotor, jadi aku mau membersihkannya. Lagi pula, apa mungkin aku melakukan hal rendahan seperti itu?"Saba langsung mengungkap perbuatan Yahsva tanpa ragu sedikit pun, "Bukannya tadi kamu sudah melakukannya?""Ini .... Aduh, Devika! Kebetulan kamu datang, cepat duduk dan main catur dengan Kakek Saba. Aku masih ada urusan, aku pergi dulu," ujar Yahsva.Seketika Yahsva tida

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1566

    Devika berpikir jika dia keluar dan mengungkap identitasnya, pasti dia bisa membuat Tirta ketakutan setengah mati dengan mudah. Bahkan, Devika tidak perlu menggertak Tirta. Nantinya Tirta pasti tidak berani mendekati Marila lagi.Tentu saja, jika Tirta tidak tahu diri, Devika juga tidak keberatan memberinya pelajaran. Tiba-tiba, Devika yang teringat sesuatu menghentikan langkahnya dan mengubah arah tujuan. Dia berkata, "Oh, iya. Aku harus bertemu Kakek Saba biar dia memutuskan hubungan dengan pria berengsek ini."Devika pergi ke vila yang letaknya di dekat pinggiran Nagamas. Sejak Saba kembali ke ibu kota, dia sering pergi ke rumah Yahsva untuk minum teh dan main catur saat senggang.Saba tidak berada di vila Keluarga Dinata. Jadi, Devika harus pergi ke rumah Yahsva jika ingin mencari Saba.....Pada saat yang sama, di gazebo vila Yahsva. Saba dan Yahsva duduk berhadapan. Yahsva memegang bidak hitam sambil mengernyit. Dia merenungkan cara untuk melawan bidak putih yang berada di posisi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status