Share

Bab 1645

Author: Hazel
Devika sudah dikalahkan oleh Tirta yang tidak tahu malu. Dia berbalik dan berucap kepada Gaurav dengan ekspresi marah, "Cepat suruh anggota Badan Perlindungan Negara untuk tangkap dia!"

Gaurav mengernyit dan mengamati Tirta sejenak sebelum menimpali, "Sudahlah, Devika. Kamu pulang dulu. Serahkan masalah ini padaku."

"Oke, Ayah. Setelah membereskan pria berengsek ini, kamu harus kabari aku. Kalau nggak, malam ini aku nggak bisa tidur," balas Devika.

Devika memelototi Tirta dengan ekspresi jijik, lalu pergi. Dia merasa dirinya bisa dibuat kesal setengah mati oleh Tirta jika berlama-lama di tempat ini.

Setelah Devika pergi, Gaurav berujar kepada Saba dan Yahsva, "Pak Saba, Pak Yahsva, kalian menghindar dulu. Aku mau bicara berduaan dengan pemuda ini."

Dilihat dari situasinya, Saba dan Yahsva benar-benar khawatir Gaurav akan memberi Tirta pelajaran demi membela Devika. Namun, presiden sudah memberi perintah. Jadi, mereka tetap harus menghindar.

Melihat kekhawatiran Saba dan Yahsva, Tirta m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti Raudatul janah
iyaa banyakin donk seri nya biarin kita beli poin trus yg penting gak nanggung
goodnovel comment avatar
Revan RV Nardian
makin penasaran dan seru perbanyak donk cerita nya makin sedikit aja tulisannya biasanya banyak
goodnovel comment avatar
Eman Kancil
biasa nya bnyak ko skrng sedikit si
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1645

    Devika sudah dikalahkan oleh Tirta yang tidak tahu malu. Dia berbalik dan berucap kepada Gaurav dengan ekspresi marah, "Cepat suruh anggota Badan Perlindungan Negara untuk tangkap dia!"Gaurav mengernyit dan mengamati Tirta sejenak sebelum menimpali, "Sudahlah, Devika. Kamu pulang dulu. Serahkan masalah ini padaku.""Oke, Ayah. Setelah membereskan pria berengsek ini, kamu harus kabari aku. Kalau nggak, malam ini aku nggak bisa tidur," balas Devika.Devika memelototi Tirta dengan ekspresi jijik, lalu pergi. Dia merasa dirinya bisa dibuat kesal setengah mati oleh Tirta jika berlama-lama di tempat ini.Setelah Devika pergi, Gaurav berujar kepada Saba dan Yahsva, "Pak Saba, Pak Yahsva, kalian menghindar dulu. Aku mau bicara berduaan dengan pemuda ini."Dilihat dari situasinya, Saba dan Yahsva benar-benar khawatir Gaurav akan memberi Tirta pelajaran demi membela Devika. Namun, presiden sudah memberi perintah. Jadi, mereka tetap harus menghindar.Melihat kekhawatiran Saba dan Yahsva, Tirta m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1644

    Tentu saja Tirta mengenali suara Devika. Dia yang terkejut membatin, 'Obat spiritual ayahnya ... ternyata presiden yang menanam obat spiritual ini?'Mungkin hanya Tirta yang bisa mencuri obat spiritual presiden. Namun, Tirta yakin tidak mungkin ada yang melihatnya saat mencuri obat spiritual karena dia menggunakan Teknik Menghilang.Tirta langsung berbalik, lalu memarahi Devika dengan ekspresi muram, "Bu Devika, terserah kalau kamu bilang aku menyusup ke Nagamas tanpa status apa pun. Tapi, kenapa kamu begitu yakin aku yang mencuri bahan obat-obatan ayahmu?"Tirta menegaskan, "Apa kamu tahu kamu menuduh tanpa bukti dan merusak nama baik orang lain? Kamu mencela karakterku yang mulia!"Saat bertatapan dengan Gaurav yang berdiri di samping Devika, Tirta juga tetap bersikap tegas. Sementara itu, Devika tertegun. Tentu saja dia tidak menyangka sikap Tirta begitu tegas.Ekspresi Gaurav sedikit berubah. Dia bergumam dalam hati, 'Luar biasa. Kalau nggak melihat rekaman kamera pengawas, aku jug

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1643

    Tirta duduk di seberang Saba dan Yahsva sambil berbincang dengan asyik. Gaurav baru memastikan Tirta bukan musuh. Jadi, dia tidak perlu membawa pasukan bersenjata untuk menguji Tirta.Devika merasa geram saat melihat pelaku yang membuatnya terluka. Dadanya yang berisi naik turun. Dia berucap dengan marah, "Eh ... bukannya ini pria berengsek yang ingin mendekati Kakek Saba dan mencelakai Marila? Kapan dia masuk ke Nagamas?"Devika meneruskan, "Ayah, dia yang mencuri bahan obat-obatanmu, 'kan? Tadi kamu memanggil begitu banyak orang untuk menangkapnya? Nggak perlu, kamu nggak usah urus masalah ini lagi. Serahkan padaku saja, aku pasti akan memberinya pelajaran!"Selain itu, Devika makin membenci Tirta karena tindakan Tirta yang mencuri bahan obat-obatan saat tengah malam sangat keterlaluan.Mendengar ucapan Devika, mata Gaurav berbinar-binar. Dia buru-buru bertanya, "Oh? Devika, kamu benar-benar mengenalnya? Cepat beri tahu Ayah apa yang kamu tahu tentangnya ...."Sebenarnya Devika tidak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1642

    Ketika berjalan mengikuti jejak kaki berlumpur, Gaurav sudah menyuruh orang untuk mengambil rekaman kamera pengawas di Nagamas."Eh ... ternyata pelaku yang mencuri obat spiritual nggak terekam? Jangan-jangan, pelakunya itu tipe orang yang ditulis di catatan sejarah?" gumam Gaurav.Melihat rekaman kamera pengawas yang dikirim kepadanya, ekspresi Gaurav menjadi muram. Langkah kakinya juga terhenti.Hal ini karena tidak ada orang yang muncul di rekaman kamera pengawas. Namun, satu per satu obat spiritual terus digali.Akhirnya, 1 menit sebelum Gaurav keluar dari pintu belakang, baru muncul sederet jejak kaki berlumpur di tanah yang bersih dan menyebar ke depan dengan cepat. Kecepatannya bahkan lebih tinggi daripada kelinci yang berlari.Sebagai presiden, Gaurav pernah membaca banyak catatan sejarah Negara Darsia. Dia bisa menanam obat spiritual dan menemukan lokasi nadi naga setelah mempelajarinya dari catatan sejarah. Gaurav juga tahu mengenai eksistensi pemurni energi yang menguasai te

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1641

    Nada bicara Genta sangat tegas. Tirta yang merasa tidak rela mengeluh, 'Ada yang datang? Siapa yang datang malam-malam begini? Aku baru mendapatkan 6 obat spiritual.'Namun, Tirta jarang mendengar Genta berbicara dengan serius seperti ini. Dia terpaksa memasukkan obat spiritual ke dalam Cincin Penyimpanan, lalu bergegas meninggalkan tempat itu. Tirta kembali ke gazebo taman yang jaraknya ratusan meter dari sini.....Tak lama setelah Tirta pergi, seorang pria paruh baya yang wajahnya tampak berwibawa berjalan keluar dari pintu belakang vila. Hidungnya mancung, bibirnya tebal, dan rambutnya hitam legam. Pria itu mengenakan jas tunik hitam dan sepatu kain buatan tangan.Pria tersebut mengkritik wanita cantik di belakangnya dengan ekspresi khawatir, "Padahal kamu sudah berusia 26 tahun, tapi bisa-bisanya kamu jatuh waktu naik tangga! Kamu memang ceroboh! Cepat ikut aku. Aku pilih satu jenis obat, nanti kamu minum obatnya. Lukamu pasti sembuh setelah tidur semalaman."Lengan kanan wanita c

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1640

    "Benar juga," timpal Yahsva. Dia sependapat dengan Saba.Yahsva pun membicarakan hal lain dengan Saba, "Oh iya. Kak Saba, sekarang sudah larut malam dan terlalu buru-buru. Kita belum sempat menyiapkan apa pun. Bagaimana kamu menyambut kedatangan Tirta dan Bella waktu Tirta datang lagi besok?"Saba menyahut seraya merenung, "Ini ... sekarang aku juga belum menemukan ide yang bagus. Tapi, aku pasti nggak akan mengecewakan mereka."Siapa sangka, saat Saba dan Yahsva baru berbincang sejenak, Tirta sudah sampai di depan sebuah taman obat kecil dengan menggunakan Teknik Menghilang dan Teknik Pengendali Angin. Dia menelusuri aroma obat spiritual.Letak taman obat ini tepat di bagian paling tengah area belakang vila Nagamas. Namun, sekarang semua perhatian Tirta sudah teralih oleh obat spiritual. Mana mungkin dia memedulikan letak taman obat?"Di sini tempatnya ... Sialan! Ternyata semuanya obat spiritual, bahkan usianya sudah sangat lama. Malam ini aku jadi kaya!" gumam Tirta.Tirta memandang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status