Share

Bab 1978

Author: Hazel
Tirta menjelaskan, "Begini, Pak. Aku datang ke Sekte Mujarab karena ingin meminta kalian menjaga kedua wanita ini dan Bi Elisa untuk sementara waktu. Setelah melihat Bi Elisa dan gurunya sekali lagi, aku akan segera pergi. Nanti aku baru kembali setelah urusanku selesai."

Tirta menambahkan, "Selama aku pergi, kalian harus menjamin keselamatan Bi Elisa dan kedua wanita ini."

Tirta malas bicara panjang lebar dengan mereka lagi. Selesai bicara, dia berjalan melewati mereka yang mengadangnya untuk mengejar Elisa dan Heidi.

Tadi Tirta memang kehilangan akal sehat setelah mendengar penjelasan Genta. Sekarang dia sudah sadar. Tirta merasa dia tidak boleh menunda waktu lagi. Sebaiknya dia berangkat ke Sekte Kristala secepatnya.

Melihat Tirta yang mengejar Elisa dan Heidi, Amaris bertanya sembari memandangi sosok Tirta, "Guru, kita mau ikut nggak?"

Mendengar perkataan Tirta, Eira berpikir Tirta ingin bermesraan dengan Elisa sebelum pergi. Dia menjawab, "Nggak usah. Sebentar lagi ... Tirta mau p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2381

    Setelah Tirta melontarkan ucapannya, wajah semua anggota Keluarga Ravian menjadi pucat pasi. Bahkan tubuh mereka gemetaran. Alasannya karena mereka tahu jelas maksud terselubung dari kata-kata Tirta.Ekspresi Fazli pucat pasi, dia sangat ketakutan seperti melihat hantu. Fazli yang kehilangan kendali berteriak, "Kamu ... Tirta Hadiraja yang berasal dari ibu kota? Nggak mungkin ... bukannya kamu sudah mati di Negara Yumai?"Awalnya Fazli berencana mengulur waktu saat Tirta membunuh Ezhardy. Dia ingin menunggu bawahan Ezhardy melawan Tirta. Sebenarnya Fazli sudah diam-diam menyuruh Nizar mengabari bawahan Ezhardy.Namun, sekarang Fazli merasa putus asa setelah mengenali identitas Tirta. Dia tidak mampu bertahan sampai bawahan Ezhardy datang.Bukan hanya Fazli, bahkan Nizar, Tishan, dan para junior Keluarga Ravian juga merasa putus asa. Terutama Tishan, sekarang dia baru mengenali Tirta.Tishan memelotot dengan perasaan takut sampai-sampai berbicara terbata-bata, "Oh ... aku sudah ingat ..

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2380

    Ezhardy diam-diam merasa lega. Dia membatin, 'Sepertinya pemuda ini takut juga.'Melihat tindakan Tirta, Wilis juga menganggap Tirta takut dan ingin meminta ampun kepadanya.Wilis langsung mendengus dan menegur, "Sekarang kalian baru takut, sudah terlambat kalau kalian mau minta ampun sekarang. Aku tegaskan lagi, aku juga nggak akan lepaskan kalian biarpun orang yang paling berkuasa di negara ini datang!"Wilis menambahkan, "Aku pasti akan meminta Pak Ezhardy menangkap kalian semua! Biar kalian dipenjara seumur hidup!"Walaupun berbicara begitu, Wilis tetap berharap Tirta dan Devika berlutut sambil meminta ampun padanya. Nanti dia akan menolak permintaan mereka. Hanya dengan begitu, kebenciannya bisa dilampiaskan.Namun, begitu Wilis melontarkan ucapannya, pandangannya menjadi kabur. Semua orang merasakan angin kencang berembus. Bam! Kepala Wilis langsung hancur.Tirta yang merasa jijik mengibaskan tangannya dan memandang anggota Keluarga Ravian sembari berujar, "Dasar segerombolan ora

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2379

    Sebelum Devika sempat bicara, Nizar melanjutkan, "Tapi, kamu begitu cantik. Jadi, kamu nggak usah minta maaf sambil berlutut lagi. Nanti kamu ikut aku ke kamarku, lalu aku akan meminta ayahku untuk mengampunimu. Bagaimana?"Wilis memandangi keempat wanita itu dengan tatapan mesum dan menimpali, "Benar. Karena kalian begitu cantik, temani kami bersenang-senang sebentar dulu. Kalau suasana hati kami bagus, tentu saja kami nggak akan meminta pertanggungjawaban kalian lagi."Tishan yang memeluk wanita juga terus mengamati keempat wanita itu. Seketika dia merasa wanita di pelukannya tidak menarik lagi.Tishan menjilat bibirnya dan berujar, "Aku memang junior di keluarga ini, tapi aku juga harus bantu membereskan kalian yang membuat keributan di rumah Keluarga Ravian. Kuharap nanti kalian bisa bersikap patuh."Tishan juga melihat Tirta. Hanya saja, waktu dia bertemu Tirta terakhir kali sudah berlalu terlalu lama. Jadi, sekarang dia tidak mengenali Tirta.Selain itu, Tishan menganggap Tirta s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2378

    Sebelum orang itu selesai bicara, semua orang di tempat sudah memahami maksudnya. Dia pasti ingin memanfaatkan masalah ini untuk menyanjung Keluarga Ravian. Orang itu ingin menunjukkan dia memikirkan kepentingan Keluarga Ravian.Orang lain juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kemampuan mereka. Namun, sudah ada yang mengungkit hal ini. Jadi, tidak ada gunanya jika mereka mengungkit lagi.Tidak ada yang ikut berkomentar. Nizar yang teringat masalah ini meletakkan gelas anggurnya di atas meja, lalu berdeham dan berucap, "Pak Ezhardy, apa yang dibilang orang itu benar. Tolong Pak Ezhardy tanyakan bagaimana kondisi ketiga wanita itu."Nizar menambahkan, "Kalau mereka kabur dan kabar ini tersebar, ke depannya Keluarga Ravian pasti akan ditertawakan di Pulau Shariza."Ezhardy tertawa, lalu menanggapi, "Sekarang siapa yang berani mentertawakan Keluarga Ravian? Tapi, omonganmu memang masuk akal. Pengawalku memang sudah pergi terlalu lama, seharusnya nggak begitu. Sebaiknya a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2377

    Tentu saja Tirta dan Serra yang datang. Seharusnya helikopter yang terbang dari ibu kota ke Pulau Shariza tidak bisa mengimbangi kecepatan pesawat penumpang.Namun, Tirta merasa helikopter terbang terlalu lambat. Jadi, dia tiba-tiba menemukan ide untuk menggunakan Teknik Pengendali Angin pada helikopter.Alhasil, kecepatan helikopter meningkat pesat dan melaju sangat cepat. Serra benar-benar takjub. Itulah sebabnya Tirta bisa sampai di rumah Keluarga Ravian hampir bersamaan dengan Devika dan lainnya.Setelah turun dari helikopter, Tirta terkejut melihat Devika dan lainnya. Dia bertanya, "Bu Devika, Marila, Shinta, kenapa kalian juga datang ke sini?"Serra yang ikut turun dari helikopter menyapa Devika dan lainnya dengan hormat, "Bu Devika, Bu Marila, Nona Shinta ...."Devika hanya mengangguk pada Serra, lalu melirik Tirta dan membalas dengan ketus, "Kenapa? Memangnya cuma kamu yang boleh datang? Apa kami nggak boleh datang?"Shinta berujar dengan antusias, "Kak Tirta, padahal kamu suda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2376

    Devika sama sekali tidak panik ditodong senapan. Dia meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, lalu mendengus dan bertanya dengan tegas, "Kamu siapa?""Um?" sahut pengawal itu. Dia tertegun sejenak, lalu menyeringai dan melanjutkan, "Nyalimu cukup besar, ternyata kamu nggak takut pada kami? Hehe, aku ini pengawal pribadi pemimpin Pulau Shariza dan adikku itu salah satu kekasihnya."Pengawal itu menambahkan, "Kalau ikut aku, kalian pasti nggak akan hidup menderita."Devika tertawa dan menanggapi, "Buka matamu lebar-lebar. Biarpun aku ikut kamu, apa kamu berani menyentuhku?"Kemudian, Devika menunjukkan kartu identitasnya.Setelah mengenali identitas Devika, pengawal itu sangat ketakutan. Wajahnya pucat pasi. Dia berbicara terbata-bata, "Devika Lakeswara ... khusus dilindungi Badan Perlindungan Negara? Margamu Lakeswara .... Ha? Kamu itu putrinya presiden?"Pengawal itu langsung terduduk di tanah dan sekujur tubuhnya seolah-olah mati rasa. Justru dia yang cari mati karena sudah me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status