MasukKetika Gaurav menghubungi kedua pejabat senior, Lilian sudah sampai di Negara Yumai dengan menaiki pesawat terbang. Tentu saja, Brianna dan Kinsella juga ikut.Situasinya sudah jelas. Biarpun Kinsella sudah menghubungi orang tua Lilian, mereka tidak bisa datang tepat waktu. Alhasil, mereka gagal menghentikan Lilian yang sudah bertekad untuk menemui Tirta.Sesampainya di lobi bandara, Lilian menyadari ada yang aneh. Dia bergumam dengan ekspresi bingung, "Eh, kenapa ada banyak pasukan di bandara? Selain itu, banyak orang Negara Yumai berlari masuk dengan ekspresi panik. Apa yang terjadi?"Brianna membalas, "Aduh, itu nggak penting. Lilian, bukannya orang itu mengajakmu bertemu? Kamu langsung telepon suruh dia datang ke bandara. Kalau nggak, kamu nggak boleh tinggalkan bandara. Aku dan Bu Kinsella akan terus mengawasimu."Brianna tahu Lilian mencari "Jawara" untuk menyerahkan dirinya. Dia sangat marah melihat Lilian bersikeras datang ke Negara Yumai, jadi dia tidak akan membiarkan Lilian
Hampir 500 lebih pasukan Negara Yumai mati di dalam awan jamur itu. Tidak tampak darah ataupun potongan tubuh mereka lagi, semuanya langsung menjadi abu. Selain itu, setidaknya 700 lebih pasukan Negara Yumai terluka parah.Melihat situasi ini, Tirta tertawa dan berkomentar, "Benda ini bisa membunuh lebih cepat daripada Pedang Terbang!"Kemudian, tujuh rudal lain juga meledak. Biarpun kecepatan Tirta sangat tinggi, dia juga hampir terkena ledakan rudal itu. Tirta langsung mengerahkan mantra untuk melindungi dirinya dalam sekejap.Kali ini, ledakannya lebih besar. Bisa dibilang kekuatannya setara dengan bom besar. Awan jamur berwarna hitam kemerahan langsung menutupi awan jamur yang lebih kecil sebelumnya. Asap tebal mengepul.Bam! Pasukan Negara Yumai yang mati lebih banyak, setidaknya tubuh 2 ribu orang hancur lebur. Pokoknya lebih dari seribu orang.Bahkan, puluhan mobil lapis baja meledak sebelum sempat dinyalakan. Semua mobil itu tidak berguna lagi.Ngung! Selain itu, hawa panas dan
Melihat situasi ini, pasukan Negara Yumai yang antusias tadi buru-buru mundur. Salah satu dari mereka memerintah sambil kabur, "Cepat mundur! Ledakkan dia dengan rudal mini yang lebih banyak! Kalau rudal mini nggak berefek, pakai rudal besar, peluru penembus zirah, dan beberapa ton bom!"Orang itu menambahkan, "Lagi pula, presiden dan para pejabat sudah mati. Apa pun caranya, kita harus membunuhnya!"Alis Tirta berkerut saat mendengar suara orang itu. Dia bergumam, "Beberapa ton bom dan rudal besar? Entah lonceng perunggu bisa menahannya atau nggak. Kalaupun bisa, mungkin Bu Ilona yang berada di dalam lonceng juga bisa mati karena guncangannya. Sebaiknya aku pindahkan medan perang ke tempat lain saja."Tirta tidak menghabiskan waktu lagi. Dia mengendalikan puluhan Pedang Terbang untuk memenggal kepala pasukan Negara Yumai dengan cepat.Srak! Srak! Srak! Darah kembali menggenang di reruntuhan rumah presiden Negara Yumai. Sementara itu, Tirta berlari ke tempat yang lebih jauh secepat kil
Tentu saja, Gaurav juga ikut menyaksikan kejadian yang spektakuler ini. Selain itu, tidak ada orang lain lagi.Melihat semua tindakan Tirta, Gaurav sangat terkejut dan senang. Dia memuji, "Pemuda ini memang pemberani! Hanya saja, dia nggak mempertimbangkan konsekuensinya."Gaurav merasa senang karena semua tindakan Tirta membuatnya puas. Dia terkejut karena memikirkan bagaimana caranya Tirta kembali ke Negara Darsia dengan selamat setelah melakukan hal seperti itu.Yahsva mengusulkan, "Pak Presiden, nggak usah cemas. Tirta pasti sepenuhnya yakin kalau berani berbuat seperti itu. Tapi, kita juga nggak boleh diam saja. Menurutku, lebih baik utus pasukan untuk menjemput Tirta di pelabuhan Negara Yumai."Yahsva seperti lebih muda belasan tahun. Dia tampak energik saat bicara."Ini ...," ucap Gaurav yang sedikit ragu. Begitu mengutus pasukan, kemungkinan besar pasukan dari dua negara akan bertarung. Pasti banyak pasukan yang mati atau terluka parah. Namun, bagaimana Tirta pergi dari Negara
Mendengar perkataan Tirta, Ilona merenung dengan serius sebelum berkata, "Pak Tirta, aku sudah mengerti maksudmu. Kamu pasti berpikir cepat atau lambat Negara Yumai akan memilih presiden baru setelah Sagara mati. Nantinya presiden baru pasti akan berusaha keras untuk membalasmu.""Jadi, kamu baru memilihku menjadi presiden. Dengan begitu, kamu bukan cuma bisa menghentikan masalah itu terjadi. Cara ini juga bisa menjamin ke depannya Negara Yumai bisa dikendalikan olehmu. Tebakanku benar, 'kan?" lanjut Ilona.Tirta mengangkat alisnya dan menyahut, "Bisa dibilang begitu. Jadi, Bu Ilona sudah setuju?"Ilona mengangguk dengan yakin dan membalas, "Kalau demi menjamin keselamatan Pak Tirta, aku pasti setuju.""Oke. Kalian berdua tunggu aku di lingkaran cahaya ini. Aku mau pindahkan medan perangnya ke tempat lain. Anjing sialan, ikut aku. Sekarang aku mau bawa kamu cari batu dan obat spiritual," ucap Tirta.Selesai bicara, Tirta baru menyadari anjing hitam sudah menghilang. Dia bergumam, "Eh,
Suara pasukan Negara Yumai memang sangat keras dan aura mereka sangat mengintimidasi. Namun, mereka hanya pecundang yang lemah bagi Tirta.Sebelum mendekati Tirta, pasukan Negara Yumai sudah dicincang Mantra Pedang Spiritual yang dikerahkan olehnya.Tirta membunuh pasukan Negara Yumai sambil menghampiri Ilona dan berkata, "Bu Ilona, sekarang nggak ada yang memimpin Negara Yumai. Ini kesempatan bagus bagimu untuk mengasah kemampuanmu."Ilona menggigit bibirnya sembari bertanya, "Pak Tirta, apa maksudmu? Aku nggak terlalu mengerti."Arata yang berdiri di samping membatin sembari mengernyit, 'Apa yang ingin dilakukan Tirta? Jangan-jangan dia bermaksud menyuruh ....'Arata tiba-tiba kepikiran suatu kemungkinan yang mengejutkan, tetapi dia tidak terlalu yakin. Hanya saja, ucapan Tirta selanjutnya membuat tubuh Arata bergetar hebat bak disambar petir. Arata baru percaya.Tirta membunuh sepuluh pasukan Negara Yumai setiap melangkah. Dia berjalan dengan santai di tengah kerumunan seraya menyah







