Share

Bab 32

Author: Hazel
Tiba-tiba, sebuah ide terlintas di benak Tirta. Dia bertanya, "Kak Nabila, apa kamu bisa duduk di kakiku waktu mengajariku membaca?"

Nabila yang curiga bertanya balik, "Ha? Kenapa aku harus duduk di kakimu?"

Tirta berbohong, "Sekarang aku sedikit mengantuk. Aku takut nggak bisa ingat waktu kamu mengajariku membaca. Kalau kamu duduk di kakiku, aku bisa lebih sadar. Lagi pula, kalau kamu sangat dekat denganku, aku bisa mendengar lebih jelas."

"Benaran?" tanya Nabila yang tidak memercayai ucapan Tirta.

Tirta menyahut, "Benar. Kak Nabila, kamu begitu baik kepadaku. Mana mungkin aku membohongimu? Masa aku begitu keterlaluan?"

Meskipun Nabila memberontak, Tirta tetap menggendong Nabila dan mendudukkan Nabila di kakinya. Saat bokong Nabila menempel di kakinya, Tirta merasa sangat nyaman. Hasratnya pun bergelora.

Nabila memperingatkan, "Tirta ... jangan macam-macam! Kalau nggak, aku akan langsung keluar! Kelak aku nggak akan memedulikanmu lagi!"

Nabila merasa tidak nyaman duduk di kaki Tirta.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus lanjut
goodnovel comment avatar
Mahmud Borham
ya sungguh sih
goodnovel comment avatar
Dede
very2 good
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 33

    Selesai bicara, Tirta mencium bibir Nabila dengan penuh hasrat, lalu melepaskan pakaiannya. Nabila baru berusia 18 tahun. Kulitnya putih dan mulus. Meskipun masih muda, Nabila mempunyai tubuh yang sintal."Um ... Tirta ... jangan ...," ucap Nabila. Dia gemetaran dan tubuhnya terasa lemas karena Tirta tidak berhenti menggerayanginya. Nabila tidak sanggup mendorong Tirta lagi. Dia memelas seraya menangis, "Kamu nggak boleh meniduriku ... aku mohon ... Tirta ... biarkan aku pergi ....""Kamu nggak boleh pergi. Kak Nabila, sekarang kamu sudah jadi pacarku. Jadi, wajar saja kalau aku menidurimu," tolak Tirta. Dia mulai melepaskan rok Nabila."Tirta, jangan," mohon Nabila seraya mencengkeram ujung roknya. Namun, tenaga Tirta terlalu kuat sehingga rok Nabila pun lepas.Saat ini, Nabila hanya memakai celana dalam. Tirta terpana saat melihat tubuh Nabila yang menggoda. Dia sudah bersiap-siap untuk bersanggama dengan Nabila.Nabila terus memelas, "Tirta, aku mohon. Jangan lakukan itu. Tolong ...

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 34

    Nabila membujuk, "Tirta, kamu jangan sedih lagi, ya? Kalau nggak, aku mau jadi pacarmu ...."Tirta menarik tangannya dan menimpali dengan acuh tak acuh, "Sudahlah. Aku nggak mau kamu mengasihaniku."Nabila menanggapi, "Aku bukan mengasihanimu. Aku serius dengan omonganku. Kamu sudah melihat tubuhku. Kamu juga menciumku dan menyentuhku. Aku pasti sudah marah sejak awal kalau memang sama sekali nggak menyukaimu. Aku juga menutupinya dari ayahku ...."Nabila menambahkan, "Aku hanya kaget karena tadi kamu terlalu kasar. Masa kamu mau langsung meniduriku?"Melihat Tirta yang kecewa, Nabila pun menangis lagi. Sebenarnya, dia juga menyukai Tirta. Hanya saja, tadi Tirta memang keterlaluan!"Benaran?" tanya Tirta yang mulai sedikit bersemangat. Dia merangkul Nabila dan menyeka air matanya. Tirta melanjutkan, "Tapi, tadi kamu bilang kamu nggak mungkin menikah denganku?"Nabila menjelaskan, "Kamu juga tahu, tuntutan orang tuaku sangat tinggi. Mana mungkin mereka mengizinkan kamu menikahiku? Kalau

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 35

    "Kak, jangan begitu. Nabila baru keluar. Nanti kita ketahuan," ujar Tirta yang panik. Dia segera mendorong Melati, lalu pergi menutup pintu. Tirta mengintip sosok Nabila yang berlari keluar dari celah pintu. Tampaknya, Nabila takut ditanya Melati lagi. Seharusnya, tadi Nabila tidak melihat kemesraan Tirta dengan Melati. Tirta pun mengembuskan napas lega.Melihat gerak-gerik Tirta, Melati menyindir, "Kamu makin hebat, ya. Baru beberapa hari saja, kamu sudah berhasil menaklukkan Nabila."Tirta menyanggah, "Nggak. Aku dan Nabila nggak ada hubungan apa-apa. Bukannya tadi dia sudah bilang? Dia hanya datang berobat.""Huh, kamu pikir aku bodoh? Kalau berobat, masa bajunya terbuka begitu? Wajahnya juga memerah," timpal Melati. Dia memutar bola matanya, lalu melanjutkan, "Nabila nggak pernah berobat di tempatmu. Kamu nggak usah berbohong kepadaku. Bagaimana rasanya meniduri Nabila?"Tirta pun berbicara jujur, "Aku nggak meniduri Nabila. Dia baru setuju menjadi pacarku. Kita belum sempat melaku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 36

    "Ada apa, Bi?" tanya Tirta. Setelah dipanggil beberapa kali, dia baru memberanikan diri untuk mendatangi rumah Ayu. Hanya saja, dia tidak berani menatap wajah wanita itu.Rumah Ayu sama sederhananya dengan rumah Tirta. Meja, ranjang, dan kursinya terbuat dari kayu. Meski begitu, rumah ini sangat wangi. Ruangan di dalamnya juga berkali lipat lebih bersih dan tertata daripada rumah Tirta."Kenapa kamu lelet sekali datangnya?" tanya Ayu. Dia masih berbaring dengan wajah lesu di ranjang, terlihat seakan-akan kurang tidur semalaman.Tirta bertambah gugup saat melihat posisi Ayu sekarang. Dia beralasan, "Aku baru bangun, belum sadar sepenuhnya tadi.""Bibi mau tanya sesuatu padamu. Apa kamu dengar suara-suara aneh semalam?" tanya Ayu sambil mengernyit."Suara apa? Aku nggak dengar tuh. Aku tidur pulas banget kemarin,"  sahut Tirta seraya menggeleng berulang kali. Dia mengira suara desahan Melati kemarin terlalu keras hingga terdengar Ayu. Namun, ucapan Ayu selanjutnya membuatnya kebingungan.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 37

    Setelah mendengar pertanyaan Tirta, beberapa wanita membalas dengan wajah yang merah."Hmph! Kamu membawa begitu banyak bahan obat kemari untuk dijual. Klinikmu pasti sudah mau bangkrut, 'kan?""Benar! Dia orang yang pelit. Kliniknya pantas bangkrut!""Bukan urusan kalian!" sahut Tirta. Dia malas meladeni mereka dan berjalan ke dalam melewati kerumunan."Tirta, kemari!" teriak Nabila. Ternyata dia juga ada di sini. Begitu melihat Tirta, dia segera melambaikan tangannya dengan gembira. Gadis ini sepertinya telah melupakan kejadian tentang Tirta yang membuatnya menangis kemarin.Hari ini, Nabila mengenakan gaun putih bermotif bunga. Namun, warna kulitnya lebih putih dibandingkan pakaiannya. Rambutnya diikat kuncir kuda dengan poni yang sedikit berantakan di dahinya. Dia terlihat seperti gadis lugu. Tirta merasa sangat gemas melihat penampilannya.Ketika hendak menyapanya, Tirta melihat Agus yang berdiri di samping Nabila dengan tatapan mengerikan.Setelah memelototi Tirta, Agus mengomeli

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 38

    "Aku bilang aku memberimu harga 600 ribu karena kasihan padamu yang sudah nggak punya orang tua. Kalau bukan karena itu, aku nggak mungkin mau membeli bahan obatmu. Kalaupun dikasih gratis, aku juga nggak mau!" timpal Malvin dengan lantang.Ketika minum-minum bersama Agus kemarin, Malvin mendengar bahwa Tirta hidup sebatang kara. Dia juga sudah tidak bisa memiliki keturunan. Kini, Tirta hanya hidup bersama orang buta. Dengan latar belakang seperti ini, bagaimana mungkin Malvin takut pada Tirta? Malvin justru akan membalas Tirta karena telah memukulnya kemarin."Untuk apa kasihan? Aku nggak butuh dikasihani!" teriak Tirta dengan gusar. Lantaran sudah tidak bisa menahan amarahnya, dia langsung meraih kerah baju Malvin dan meninju mulutnya.Jika Agus tidak segera melerai mereka, Tirta mungkin akan mematahkan semua gigi Malvin. Meskipun sudah dilerai, Tirta sempat menghajar Malvin hingga wajahnya memar dan tidak bisa berdiri tegak."Tirta, apa kamu sudah gila? Cepat minta maaf pada Malvin!

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 39

    "Mercedes ... Maybach ...," ujar Malvin yang tercengang. Ini adalah mobil mewah seharga miliaran. Harganya berkali-kali lipat lebih mahal dari mobil Mercedes-Benz bekas miliknya. Apa wanita ini merupakan tokoh hebat? Bukan! Dia pasti wanita matre dan Mercedes Maybach itu hanya mobil sewaan.Malvin yakin Tirta yang miskin tidak mungkin mengenal wanita kaya. Setelah memikirkan hal ini, Malvin tidak takut lagi. Malvin maju dan membentak, "Aku yang menyuruh Tirta berlutut dan minta maaf! Apa urusannya denganmu?"Agatha menampar Malvin dan menegur dengan ekspresi dingin, "Memangnya kamu siapa? Beraninya kamu menyuruh Tirta berlutut dan minta maaf!Malvin tertegun. Dia bukan hanya dipukul Tirta, sekarang Agatha juga memukulnya! Namun, Malvin tidak mampu melawan Tirta. Dia yang kesal langsung mengeluarkan ponsel dan mengancam, "Kalau kalian berani, jangan pergi dulu! Sekarang aku akan menelepon ayahku untuk menyuruh bawahannya datang ke sini!"Agatha melipat kedua tangannya di dada sambil ter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 40

    "Ayah, aku nggak mau hidup susah ...," kata Malvin. Dia terduduk di tanah sambil menangis.Benny membentak, "Kalau begitu, cepat minta ampun kepada Bu Agatha dan temannya itu! Kalau nggak, keluarga kita pasti akan hidup susah!""Oke!" sahut Malvin. Kemudian, dia berlutut di depan Agatha dan Tirta, lalu meminta maaf sembari menampar wajahnya sendiri, "Bu Agatha, aku memang salah. Seharusnya aku nggak menindas orang. Tolong ampuni aku ....""Ada apa ini?" tanya Agus dan beberapa penduduk desa. Mereka terkejut melihat perubahan situasi yang mendadak ini.Kenapa Malvin yang sangat arogan sebelumnya malah meminta ampun sekarang setelah menjawab panggilan telepon? Para penduduk desa tidak paham dengan apa yang terjadi, tetapi Tirta tahu. Ternyata sekarang Agatha adalah direktur baru Farmasi Santika! Agatha benar-benar hebat!Kemarin, Tirta hampir meniduri Agatha. Dia juga menyentuh seluruh tubuhnya. Bahkan, Agatha juga membantu Tirta dengan tangan .... Seketika, Tirta merasa sangat puas!Aga

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1431

    Awalnya, Ayu mengira setidaknya Tirta akan sedikit bersemangat setelah melihat banyak wanita yang familier. Memang tidak mungkin Tirta bisa langsung bangkit. Namun, sekarang Tirta tetap terlihat tidak fokus.Tirta berucap dengan lesu, "Bi, aku lelah sekali. Kamu bawa aku istirahat di kamar saja."Bahkan, Tirta malas menyapa Melati dan lainnya. Melihat kondisi Tirta, Ayu merasa cemas lagi. Dia segera bertanya kepada Elisa, "Dik, menurutmu ... apa cara kita nggak berguna?""Belum bisa dipastikan. Aku merasa seharusnya kondisi sekarang nggak menarik, jadi nggak bisa merangsang Tirta," timpal Elisa.Elisa berpikir sejenak, lalu menemukan cara lain untuk merangsang Tirta. Dia melanjutkan, "Oh iya, bukannya Tirta suka lingeri? Nanti suruh Bu Susanti dan lainnya pakai lingeri untuk merangsang Tirta. Mungkin kondisi Tirta bisa membaik."Begitu Elisa melontarkan ucapannya, Melati segera berteriak sebelum Susanti menyetujuinya, "Eh ... itu ... kami sudah pakai lingeri. Langsung bawa Tirta ke kam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1430

    Begitu mendengar kata-kata Agus, amarah Betari malah makin memuncak. Dia langsung mengambil gelas arak di depannya dan menyiramkan sisa minuman di dalam ke wajah Agus.Kemudian, Betari memaki dengan penuh amarah, "Dasar kamu orang tua gila! Kamu pikir itu masih pantas disebut omongan manusia?""Mana ada orang tua yang akan dengan sadar mendorong anaknya masuk ke lubang api begitu? Aku rasa, kamu pasti sudah kemaruk uang sampai hilang akal ya?" tanya Betari."Pokoknya nggak bisa. Aku nggak akan pernah biarkan anakku terlibat dalam urusan seperti itu. Biarpun si Tirta mati hari ini, aku juga nggak akan izinkan Nabila pergi melihatnya walau cuma sebentar!" tegas Betari.Melihat kedua orang tuanya nyaris akan bertengkar lagi, Nabila buru-buru menyeka air mata. Dia berdiri, lalu berbicara dengan suara serak yang diselingi isak tangis, "Bu ... Ayah ... kalian jangan bertengkar lagi ya?"Nabila bertanya, "Gimana kalau kalian membiarkanku pergi melihat Tirta? Meski nanti kami nggak lagi bersam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1429

    Irene berujar, "Aku ... aku juga bisa kok. Meskipun sebenarnya aku nggak pernah terpikir buat benar-benar bersama Tirta. Bagaimanapun, aku dan dia sudah punya ikatan perasaan sejak dulu. Aku juga berharap dia bisa cepat pulih. Hanya saja, orangnya banyak banget. Aku takut ... takut nanti aku ...."Irene melontarkannya dengan wajah memerah. Nada suaranya terdengar agak canggung dan tak terlalu alami.Setelah beberapa hari tak bertemu, hawa dingin yang dulu selalu terasa dari tubuh Irene pun seolah mulai memudar. Kini, dia justru makin memancarkan pesona khas seorang wanita.Kalau saat ini Tirta dalam kondisi sehat, pasti dia bakal langsung memeluk Irene dan mengajaknya untuk bercinta sampai puas.Agatha membalas, "Kak Irene, kita ini sama-sama wanita. Kamu nggak perlu malu. Aku bisa lihat kok, dari kesediaanmu untuk datang ke sini saja sudah jelas. Hatimu memang sungguh-sungguh sayang sama Tirta.""Daripada terus menyimpannya dalam hati, kenapa nggak sekalian jujur saja? Mari kita melay

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1428

    Bip, bip, bip!Dalam perjalanan pulang, sebuah mobil Mercedes Maybach putih yang sama persis dengan mobil mereka juga melaju kencang di jalan, nyaris seperti terbang!Mobil itu hampir saja menabrak mobil yang sedang dikendarai oleh Naura. Untung saja di detik-detik terakhir, kedua pengemudi serentak menginjak rem sekuat tenaga.Dua mobil itu akhirnya berhenti dalam jarak yang sangat dekat, bahkan tidak sampai 10 sentimeter. Situasinya memang sangat berbahaya, tetapi akhirnya bisa lolos tanpa kecelakaan besar.Naura memaki, "Hei, kamu bisa bawa mobil nggak sih? Kenapa buru-buru banget? Kamu tahu nggak, kamu itu sudah lawan arah barusan!"Naura yang memang sedang terburu-buru ingin mengantar Tirta kembali ke Desa Persik, tidak sempat turun dari mobil.Begitu melongok dari jendela, Naura langsung memarahi pengemudi mobil Maybach dengan nada kesal, lalu bersiap menyalakan mesin dan berbelok untuk melanjutkan perjalanan.Untung saja, Susanti yang duduk di kursi belakang memiliki penglihatan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1427

    Saat Farida mengucapkan kata-kata itu, wajahnya terlihat jauh lebih malu dibandingkan Arum. Di antara semua wanita Tirta, usianya memang yang paling tua. Dia bahkan lebih tua satu atau dua tahun daripada Ayu.Akan tetapi, Farida malah tidur bersama Tirta yang masih muda belia karena gagal mengendalikan diri. Saat harus mengakuinya di depan Melati dan Arum, rasa malu di hatinya tentu jauh lebih besar."Eh? Ini .... Kak Farida, kamu juga begitu tergila-gila sama Tirta?" Mendengar cerita Farida barusan, Melati dan Arum benar-benar tak bisa menahan keterkejutan mereka.Bagaimanapun dalam bayangan mereka selama ini, Farida selalu dikenal sebagai wanita yang sangat anggun dan penuh wibawa. Dia juga selalu menjaga sikap.Farida tidak berani menatap mata Melati dan Arum. Tatapannya terus menghindar, lalu akhirnya malah menatap ke arah jendela saat memberi tahu, "Um ... aku dan Tirta sebenarnya sudah janji. Nanti setelah dia pulang, kami akan tidur bareng lagi. Tapi sekarang Tirta lagi kena mas

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1426

    Melati bertanya, "Eh? Kak Farida, Arum ... ka ... kalian juga rela tidur sama Tirta? Kalian nggak lagi bercanda denganku, 'kan?"Mendengar kabar ini, Melati merasa hatinya campur aduk. Ada rasa senang, juga ada sedikit kesal. Dia senang karena makin banyak wanita yang bersedia tidur bersama Tirta, makin besar pula harapan Tirta untuk cepat pulih.Namun di sisi lain, Melati juga sedikit jengkel karena pesona Tirta ternyata luar biasa besar sampai-sampai Farida dan Arum pun bersedia bergabung. Apalagi bukan hanya satu dua orang saja yang akan tidur bersama Tirta, melainkan ada sekelompok wanita yang rela menunggu giliran ....Bayangan tentang suasana seperti itu, bahkan membuat Melati yang tebal muka pun merasa malu. Kalau bukan demi kesembuhan Tirta, mungkin dia sendiri tidak akan setuju dengan hal seperti ini.Mendengar nada bicara Melati yang seperti tidak percaya, Arum pun refleks menunduk. Dengan suara pelan, dia mengakui semuanya dengan perasaan bersalah, "Kak Melati, jujur saja ak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1425

    Ayu coba menenangkan Susanti, "Paling-paling Nabila cuma nggak rela harus melayani Tirta barengan sama wanita-wanita lain. Lagian, kamu juga memberitahunya supaya Tirta bisa cepat pulih. Kalau sampai nanti mereka putus, itu sudah jadi tanggung jawab Tirta sendiri. Salah dia juga sih, siapa suruh menggoda banyak wanita?"Mendengar itu, barulah Susanti menghela napas lega. Dia buru-buru memberi tahu Ayu, "Bibi Ayu, setahuku Tirta punya cukup banyak wanita. Coba Bibi pikirkan. Siapa tahu kita bisa mencari beberapa orang lagi?"Ayu langsung merasa kikuk tanpa sadar. Dia membalas, "Aku ... aku coba hubungi ya." Segera setelah itu, dia menelepon Melati."Apa? Aku sih jelas nggak masalah. Ayu, aku bersedia kok! Bahkan kalau perlu, aku jadi yang pertama yang tidur sama Tirta pun nggak apa-apa! Kalau memang kurang orang, aku bisa ajak kakak sepupuku juga. Kebetulan dia baru cerai, siapa tahu dia juga mau kalau aku bujuk-bujuk?" tanya Melati.Sebagai wanita pertama yang pernah bersama Tirta, sek

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1424

    Susanti memberi tahu, "Aku, Tirta, Bibi Ayu, dan Bibi Elisa lagi menunggu di depan pintu lobi bandara. Bu Agatha, kamu harus hati-hati juga ya dalam perjalanan ke sini."Mendengar Agatha setuju, Susanti pun merasa lega. Setelah mengingatkan singkat, dia pun menutup telepon lalu segera menghubungi Nabila.Sementara itu di sisi lain, Agatha baru saja menutup telepon dan sedang bersiap-siap berganti pakaian.Namun tiba-tiba, Agatha teringat sesuatu sehingga berujar, "Eh ... seingatku Kak Irene juga pernah punya hubungan sama Tirta. Terjadi masalah seperti ini, sepertinya aku harus mengabari Kak Irene juga. Siapa tahu dia mau bantu Tirta?"Agatha pun buru-buru mengambil ponselnya lagi, lalu menelepon Irene....Di tempat lain. Tak lama setelah Susanti menelepon Nabila, panggilannya langsung diangkat. Nabila bertanya, "Bu Susanti, malam-malam begini kamu tumben banget meneleponku. Ada apa ya?"Saat itu, kebetulan kampus Nabila sedang libur. Dia sedang bersantai sendirian di rumah yang dibel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1423

    Susanti menambahkan, "Kalau nggak, gimana kalau sekarang saja kamu langsung ceritakan pada aku dan Bibi Ayu? Aku khawatir kalau Tirta terus seperti ini, tubuhnya nggak akan kuat menahan."Mendengar ucapan itu, Elisa pun jadi ragu dan terlihat sedikit bimbang. "Ini ...."Namun pada akhirnya, di bawah desakan Ayu yang ikut memintanya menjelaskan, Elisa pun akhirnya menceritakan ide yang dia pikirkan.Elisa memberi tahu, "Sebenarnya aku juga nggak yakin apakah cara ini bisa berhasil atau nggak, tapi untuk saat ini sepertinya cuma ini yang terpikirkan dan patut dicoba.""Bukannya Tirta paling suka tidur sama wanita? Lagian kita sekarang juga sudah dalam perjalanan pulang ke Desa Persik. Di sana, ada banyak wanita Tirta juga," lanjut Elisa.Elisa bertanya, "Menurutku, gimana kalau kita kumpulkan semua wanita Tirta, lalu biarkan mereka melayani Tirta sekaligus di atas ranjang? Siapa tahu dengan begitu, Tirta bisa terdorong, terangsang, dan setidaknya bisa melupakan semua masalah patah hatiny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status