Share

Bab 663

Author: Hazel
Melihat hal ini, Aaris juga tidak sanggup menerimanya. "Nggak mungkin ... bahkan kakak senior Pak Panji juga nggak bisa mengalahkannya?"

"Guru ... maaf. Aku telah membuatmu malu ...," ucap Bima sambil menahan rasa sakitnya setelah melihat kondisi Tirta. Dia merasa sangat bersalah.

"Nggak memalukan. Kamu memang bukan tandingannya, tapi mereka juga bertindak curang. Jangan bicara dulu, biar kuobati lukamu," ujar Tirta menahan amarahnya setelah memeriksa luka-luka Bima.

"Sebentar lagi, aku akan balaskan dendam untukmu dan akan kupatahkan kedua kakinya dengan tanganku sendiri!"

Karena tulang Bima mengalami keretakan, Tirta memutuskan untuk menggunakan aliran energi peraknya untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Kemudian, dia merobek sepotong kain dari bajunya.

Setelah itu, Tirta mengambil sebatang ranting dan mematahkannya menjadi ukuran yang pas, lalu mengikatnya di lutut Bima untuk menjaga stabilitas. Setelah memberikan perawatan sementara ini, Tirta berencana me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** seru lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1533

    Tak lama kemudian, Tirta keluar dari kamar. Dia mencuci tangan, lalu berjalan ke ruang makan di lantai 1. Kala ini, Susanti, Agatha, Irene, Aiko, Naura, Nia, Melati, Tina, Laras, dan Kimmy sudah kembali dari kebun buah.Nabila dan Bella duduk bersama, sedangkan Yasmin duduk di samping Nabila. Makanan lezat yang dipadankan dengan sekelompok wanita cantik benar-benar menggugah selera. Namun, belum ada yang mulai makan.Tirta menelan ludah, lalu duduk di kursi bagian tengah. Dia mengambil sendok dan memakan tiram yang lezat sebelum bertanya, "Kak Farida, kenapa kalian nggak makan? Mana Bi Ayu dan Bi Elisa? Kenapa mereka nggak ikut makan?"Sepertinya Nabila masih marah kepada Tirta karena masalah tadi pagi dan hadiah. Dia memutar bola matanya pada Tirta, lalu mendengus dan menyahut, "Kepala keluarga belum turun, mana mungkin ada yang berani makan?"Nabila melanjutkan, "Kamu masih berani menanyakan tentang Bi Ayu dan Bi Elisa. Entah berapa lama kamu menyiksa mereka semalam. Sampai sekarang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1532

    Setelah dirangsang Tirta, tubuh Arum menegang dan wajahnya memerah. Dia juga tidak memberontak. Arum hanya menunduk dan berbicara dengan lirih.Tirta tertawa dan menimpali, "Tenang saja, Kak Arum. Aku pasti akan buat kamu hamil anakku. Itu cuma masalah waktu. Kalau nggak, sekarang kita beraksi dulu."Melihat Arum yang pasrah, Tirta mulai tidak sabar. Dia melepaskan baju Arum. Sementara itu, Arum menghela napas dengan wajah memerah. Sudah jelas hatinya tergerak.Namun, Arum merasa khawatir. Dia menarik bajunya supaya aksi Tirta tidak berhasil. Arum menolak, "Jangan ... Tirta. Banyak orang tunggu kamu makan di lantai bawah."Arum meneruskan, "Setidaknya butuh waktu satu jam lebih begitu kamu melakukannya. Kalau kamu belum turun, mereka pasti akan naik untuk memanggilmu. Sebaiknya kita baru lakukan itu nanti malam, kamu boleh melakukannya sesuka hatimu ...."Tirta menyukai Arum yang selalu menurutinya dan nggak pernah cemburu. Dia memeluk Arum dan menciumnya lagi, lalu berpikir sejenak se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1531

    Melihat Devika pergi dengan membanting pintu, sebenarnya Marila yang berada di dalam kamar berniat mengejar Devika untuk menenangkannya. Namun, Marila merasa menghubungi Tirta lebih penting begitu teringat dengan latar belakang Tirta yang menyedihkan.Jadi, Marila tidak jadi mengejar Devika. Hanya saja, saat Marila menelepon, Tirta sama sekali tidak menjawab panggilan teleponnya.Belasan menit kemudian, dia terus menelepon Tirta belasan kali. Akan tetapi, Tirta tetap tidak menjawab panggilan telepon. Marila yang merasa tidak berdaya meletakkan ponselnya, lalu bergumam, "Apa Pak Tirta terancam bahaya?"Bagaimanapun, Marila juga tidak tahu beberapa hari yang lalu Nabila tidak sengaja menjatuhkan ponsel Tirta hingga rusak. Tirta juga tidak memakai nomor telepon lamanya lagi dan langsung membeli ponsel baru."Nggak bisa. Sebaiknya aku ajak Shinta untuk lihat kondisi Pak Tirta di Desa Persik," ucap Marila.Marila tidak ragu-ragu terlalu lama. Setelah membereskan barangnya, dia keluar dari k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1530

    "Ini ...," ucap Devika. Saat dia lanjut membalikkan halaman dokumen, tiba-tiba dia melihat suatu informasi yang membuatnya mengernyit. Devika langsung teringat rumor tentang Keluarga Hadiraja di ibu kota yang pernah didengarnya.Devika membaca isi dokumen, "Delapan belas tahun yang lalu, Kepala Keluarga Hadiraja yang sakit parah sekarat. Semua keturunan sah Keluarga Hadiraja, baik yang berkembang di luar negeri atau dalam negeri langsung datang ke ibu kota. Mereka mengincar hak kendali dan kekayaan Keluarga Hadiraja yang dikuasai kepala keluarganya, Elhan.""Waktu itu, anak pertama Elhan yang bernama Orion merupakan kandidat yang paling berhak dan kompeten untuk mewarisi hak kendali Keluarga Hadiraja dari semua keturunan sah. Sayangnya, setelah Orion menjenguk Elhan di rumah sakit, rumor beredar Orion yang terpukul nggak sadarkan diri dan menjadi lumpuh total," lanjut Devika.Devika meneruskan, "Istri Orion dan anaknya yang baru lahir juga menghilang di rumah sakit secara misterius. Ak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1529

    Tirta menegang begitu Yasmin mencengkeram kemaluannya. Tubuhnya bergetar, dia segera menyingkirkan Yasmin sembari menegur, "Sialan .... Yasmin, cepat lepaskan! Itu bukan hadiah, kamu salah! Minggir!"Tirta juga tidak menyangka Yasmin malah menemukan barang asli dari hadiah tersebut. Melihat Tirta yang emosional, Yasmin mengira Tirta tidak rela memberikan hadiah kepadanya.Yasmin mendengus dan marah-marah, "Kakak Guru jahat! Jelas-jelas aku sudah menemukan hadiahnya, tapi kamu masih nggak mau mengaku! Dasar pelit! Kalau kamu nggak mau berikan padaku, aku ambil sendiri!"Kemudian ... sebenarnya Tirta ingin menghentikan Yasmin. Namun, Tirta takut dia tanpa sadar kehilangan kendali dan menyakiti Yasmin.Apa daya, akhirnya dia membiarkan Yasmin berbuat sesuka hatinya. Lagi pula, tidak ada yang melihat. Jadi, Tirta tidak mempermasalahkannya.Yasmin bergumam, "Eh? Jelas-jelas bentuknya sama. Kenapa barangnya melekat di tubuh Kakak Guru?"Setelah beberapa saat, ekspresi Yasmin menjadi makin an

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1528

    "Nggak, Kakak Guru. Aku cuma penasaran dengan hadiahmu. Kalau Kak Bella dan Kak Nabila nggak mau, Kakak Guru berikan padaku saja ya?" kata Yasmin.Yasmin samar-samar melihat 2 benda yang unik, berbentuk elips, panjang, dan dibuat dari batu giok. Melihat Tirta menyembunyikannya, Yasmin yang penasaran berjalan ke belakang Tirta untuk mengecek. Hanya saja, Tirta sudah memasukkan kedua barang itu ke dalam Cincin Penyimpanan. Jadi, kedua tangannya kosong. Tentu saja Yasmin tidak bisa menemukannya.Yasmin yang curiga bertanya, "Eh ... aneh. Jelas-jelas tadi aku lihat barangnya, kenapa tiba-tiba menghilang? Kakak Guru, apa kamu menyembunyikan hadiahnya?"Tirta menyangkal, "Mana ada hadiah? Yasmin, kamu pasti salah lihat. Aku cuma bercanda dengan kedua kakakmu. Kalau nggak, mereka juga nggak mungkin marah sampai-sampai meninggalkanku di sini."Bagaimanapun, barang itu tidak cocok dipakai Yasmin. Tirta sendiri juga harus menunggu sampai dirinya menerobos tingkat pembentukan fondasi sebelum men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status