Share

Bab 905

Author: Hazel
"Nggak masalah," jawab Tirta sambil menyerahkan uang dan tersenyum santai. Tak lama, warga lain pun ikut berdatangan.

"Tirta, kami punya 7 hektare. Bisa dibulatkan, 'kan?"

"Tirta, tanah kami 9 hektare, apa bisa dibulatkan juga?"

"Tirta, Tirta ...!"

"Tirta ...."

Kerumunan warga pun makin membeludak. Mereka mengerubungi Tirta sambil berteriak minta diprioritaskan. Melihat situasi yang makin riuh, dia akhirnya mengambil alih dan menenangkan semua orang. Dia mulai membagikan uang satu per satu dengan sabar.

Yang membuat Tirta terkejut, Nia tiba-tiba muncul entah sejak kapan dan ikut membantunya menjaga ketertiban. Selain itu, warga yang tadi berteriak ingin menaikkan harga sewa tanah pun mendadak lenyap entah ke mana.

"Dasar Tirta, omongannya bahkan lebih ampuh daripada aku yang seorang kepala desa. Benar-benar nggak ngerti. Lebih baik dia saja yang jadi kepala desa selanjutnya," keluh Yanti dengan kesal tetapi juga bercampur kagum.

Meski mengeluh, Yanti tetap ikut membantu Tirta mengatur
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** Nia siap" korban selanjutnya lanjut
goodnovel comment avatar
aditiyasr1801
lanjutkan Tirta...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1547

    Melihat mereka berdua harus berdeham saat bicara, Tirta merasa malu. Farida dan Arum berucap pada saat bersamaan, "Nggak usah."Farida menambahkan, "Tirta, kamu dan Nabila makan dulu. Aku dan Kak Arum mau istirahat sebentar, nanti kami masuk sendiri."Mereka berdua takut Melati dan lainnya curiga jika digendong Tirta. Sementara itu, Tirta bisa menebak pemikiran mereka. Dia juga tidak memaksa lagi.Tirta berujar, "Oke. Kak Nabila, kita makan dulu. Aku belum pernah mencicipi masakan Susanti dan Agatha."Selesai bicara, Tirta merangkul pinggang Nabila yang ramping dan masuk ke vila. Siapa sangka, makanannya belum siap.Melati, Susanti, Agatha, Naura, Aiko, dan Nia yang memakai celemek sedang sibuk di dapur. Bella, Tina, Laras, dan Kimmy tidak masuk ke dapur lagi karena sempit. Mereka berdiri di depan pintu dapur sambil menunggu untuk membantu Melati dan lainnya.Padahal hanya memasak, tetapi begitu ramai. Tirta terkejut. Orang yang tidak memahami situasinya mungkin akan mengira para wanit

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1546

    Namun, sosok seorang wanita yang mondar-mandir di depan pintu vila menarik perhatian Tirta. Setelah menghentikan mobil, Tirta turun dan bertanya dengan ekspresi bingung, "Kak Nabila, kamu lagi hamil. Kenapa kamu nggak istirahat di kamar malah mondar-mandir di depan pintu?"Farida dan Arum yang duduk di kursi belakang kelelahan setelah disiksa Tirta. Mereka sudah tertidur. Tirta memperhatikan Nabila sehingga tidak membangunkan mereka berdua.Nabila mengatupkan bibirnya, lalu menjawab dengan perasaan bersalah, "Aku ... aku lihat kamu keluar bersama Kak Farida dan Kak Arum sepanjang sore. Seharusnya sebentar lagi kamu pulang, jadi aku mau tunggu kalian di depan pintu."Nabila melanjutkan, "Tirta, aku baru keluar sebentar. Kamu nggak usah takut aku kelelahan. Seharusnya dua hari ini aku nggak memperlakukan kamu seperti itu sehingga kamu nggak senang. Tirta, maaf. Aku yang salah ...."Tirta tidak menyangka Nabila masih merasa bersalah karena masalah ini. Dia mengusap kepala Nabila, lalu mem

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1545

    Setelah mengantar Henny kembali ke toko bibit pohon buah, Tirta pusing melihat kondisi toko yang berantakan. Sementara itu, Farida dan Arum masih tidur di dalam mobil. Mereka belum bangun.Melihat Tirta mengernyit, Henny mengamati kondisi toko dan berkata dengan lirih, "Nggak apa-apa, Pak Tirta. Aku bisa membereskannya pelan-pelan. Kamu nggak usah urus masalah ini."Tirta menghela napas dan menimpali, "Biar aku cari cara untuk bantu kamu saja. Bu Henny, pejamkan matamu sebentar. Kamu baru buka matamu setelah aku beri kamu instruksi.""Pejamkan mata? Oke, Pak Tirta. Aku pejamkan mataku," sahut Henny. Walaupun tidak memahami maksud Tirta, dia tetap menuruti perintahnya."Seharusnya gabungan Teknik Bola Air dan Teknik Pengendali Angin bisa membersihkan sampah dan kotoran di toko," gumam Tirta seraya merenung. Kemudian, dia langsung menjalankan rencananya.Henny samar-samar mendengar Tirta bergumam, lalu dia mendengar suara angin dan air. Henny bertanya, "Sebenarnya apa yang terjadi?"Henn

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1544

    Di perjalanan, Tirta tiba-tiba mempunyai ide saat melihat penampilan Henny yang berantakan. Dia menarik Henny ke gang, lalu menyuruhnya memejamkan mata. Tirta menggunakan Teknik Bola Air dan Teknik Pembersih Debu untuk membersihkan tubuh dan pakaian Henny.Pesona Henny baru terlihat. Dia bukan termasuk wanita yang sangat cantik, tetapi dia cukup menarik.Setelah selesai, Tirta mengangguk puas dan berkata, "Bu Henny, sekarang kamu nggak punya tempat tinggal lagi. Kamu juga repot karena harus membesarkan anak. Kalau nggak, kamu ikut aku pulang ke Desa Persik saja.""Pak Tirta ... aku rasa nggak usah. Lagi pula, kondisi Ghiman dan adikku sudah begitu tragis. Mereka pasti nggak bisa menyakiti aku dan anakku lagi," timpal Henny.Henny menambahkan, "Nanti aku bereskan toko bibit pohon buah, seharusnya masih bisa ditinggali. Aku nggak mau merepotkan kamu."Henny tidak tahu apa yang dilakukan Tirta kepadanya. Namun, sekarang Henny menganggap Tirta sebagai penyelamatnya. Jadi, Henny tidak akan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1543

    "Bu Henny, aku sudah tahu kondisimu. Aku yang suruh 2 orang berengsek ini datang untuk meminta maaf padamu. Tapi, kamu sendiri yang putuskan mau maafkan mereka atau nggak," ujar Tirta.Dilihat dari kondisi Henny, sudah jelas selama ini dia hidup menderita. Anaknya juga tampak kurus. Tirta merasa khawatir melihat kondisi Henny. Dia segera maju untuk memasukkan energi spiritual ke dalam tubuh Henny dan anaknya, jadi tubuh mereka bisa pulih."Minta maaf padaku ...," gumam Henny. Setelah mendengar ucapan Tirta, dia sangat emosional. Henny meluapkan semua penderitaan yang dialaminya selama ini. Dia juga hidup susah karena luntang-lantung di jalanan.Air mata Henny mengalir. Dia melihat Filda dan Ghiman yang pingsan di dekat sana. Henny terus menggeleng dan berkata dengan suara serak, "Pak Tirta ... nggak ... aku nggak mau maafkan mereka. Waktu itu ... mereka berdua ... ancam aku dengan nyawa anakku ... demi paksa aku cerai dan ... pergi tanpa membawa uang sepeser pun ...."Henny menambahkan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1542

    Filda lebih penakut. Melihat Ghiman merangkak, dia langsung menyetujuinya, "Jangan .... Tirta, jangan bunuh aku. Aku merangkak sekarang ...."Filda meniru gerakan Ghiman saat merangkak. Dia mengikuti Ghiman. Darah dari kedua kakinya yang putus menggenang di tanah.Namun, Tirta tidak merasa Filda kasihan. Filda pantas merasakan akibatnya. Tirta melihat Farida dan Arum yang berada di mobil, lalu berpesan, "Kak Farida, Kak Arum, kalian tidur dulu. Tunggu aku kembali."Tirta melafalkan mantra untuk memasang formasi perlindungan. Setelah selesai, dia baru mengikuti Filda dan Ghiman dengan tenang.Dalam waktu 10 menit, Ghiman dan Filda baru merangkak sejauh ratusan meter. Akan tetapi, telapak tangan mereka sudah berlumuran darah karena terus bergesekan dengan tanah. Mereka juga terus mengerang kesakitan.Dua puluh menit berlalu lagi, akhirnya Ghiman dan Filda merangkak sekitar 1.000 meter. Dari tempat ini, bisa terlihat pasar yang jaraknya ratusan meter.Hanya saja, sekarang lengan, dada, pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status