Home / Romansa / Dokter Cinta Pemikat Hati / Chapt 5: The Pain is Back

Share

Chapt 5: The Pain is Back

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2022-09-02 14:39:12

"Shie ... apa yang harus kulakukan sekarang?" Zanara tak ingat sejak kapan ia mulai sering dilanda kecemasan. Ia jadi sering menggigiti jemarinya terkadang hingga berdarah, dan baru menyadarinya saat tangannya mulai terasa perih.

"Jayme. Coba hubungi Jayme, siapa tahu ia bisa membantu."

Zanara membulatkan maniknya. "Apa? Tidak! Aku tak akan pernah menghubunginya untuk meminta apa pun! Aku tidak mau ia mengambil kesempatan dari ini semua."

"Zee, untuk sekali ini saja coba tekan egomu. Lupakan apa pun yang tengah kau rasakan pada Jayme atau pria mana pun. Nyatanya kau membutuhkan bantuan mereka. Kau butuh bantuan, kau bukan wonderwoman, okay?"

Zanara masih bergeming. Tak ingin mengiyakan begitu saja, karena benar apa yang dikatakan oleh Shienna, egonya memaksa untuk menang saat ini. Entah dengan tujuan apa, tetapi Zanara sama sekali tak ingin mengalah.

Ia tak ingin pria itu berpikir bahwa dirinya lemah hingga membutuhkan bantuan pria itu. Ia sudah membuktikan sendiri bahwa nyatanya hingga kini dirinya mampu bertahan meski tanpa kehadiran pria mana pun.

Zanara tak ingin menyebut Jayme sebagai pengecualian. Pria itu memang pengganggu baginya sejak awal.

"Kau tidak perlu mendikteku, Shie. Aku telah menjalani ini semua seorang diri dan aku baik-baik saja. Nyatanya pria hanya menyakiti, dan aku tak akan pernah membuka peluang untuk disakiti lagi. Kau dengar itu?"

"Zee, dengarkan dulu. Apakah kau lupa, tidak hanya dirimu yang seorang single parent sekarang. Kau tidak melihatku?" Kalimat Shienna sukses membuat Zanara menyesali apa yang baru saja ia ucapkan. "Apakah menurutmu aku memiliki suami yang bisa kujadikan pegangan, hm? Namun, aku mengakui bahwa diriku hanya manusia biasa dan aku membutuhkan bantuan sesekali. "

Apa yang dikatakan Shienna benar adanya. Namun, menurutkan egonya sendiri nyatanya terasa lebih mudah ketimbang harus berurusan dengan pria itu.

"Maafkan aku, Shie, aku tidak bermaksud—"

"Sudahlah, tak masalah. Ini tentang kau, bukan aku. Jadi aku tak akan mempermasalahkan reaksimu atas masukanku. Hanya saja, ayolah, ini demi Marion. Kau tidak akan bisa mencarinya seorang diri."

Zanara mengakhiri panggilan dan memutar haluan kembali ke apartemen. Ia masih berharap dirinya yang bereaksi berlebihan. Ia berharap Marion sedang bermain di rumah saat dirinya tiba.

Namun, baru turun dari mobil ia mendengar suara Marion memanggilnya.

"Mama!"

Zanara menoleh dan langsung menghambur memeluk putrinya yang sudah satu jam membuatnya kelabakan mencari ke sana kemari. Ia mengecupi pipi dan kening Marion, seolah gadis kecil itu memang telah menghilang dan kini kembali ke pelukannya.

"Dari mana saja kau, sayang? Apakah kau tahu Mama mencarimu—"

"Hey, Zee."

Pria itu lagi. Zanara memutar maniknya tanpa canggung. Ia tak peduli meski Jayme melihat reaksinya yang menampilkan rasa tidak suka terhadap pria itu.

Wanita itu sudah mengatakan berulang kali bahwa ia tak tertarik untuk menjalin hubungan dengan siapa pun, tetapi pria itu tetap saja mengejarnya.

Zanara menurunkan Marion. "Naiklah bersama Melika, oke? Mama ingin bicara dengan paman Jayme."

Zanara tak dapat menahan diri saat Marion sudah tampak menjauh.

Ia menarik lengan Jayme menjauh dari gedung apartemen dan mendekat ke mobilnya, agar setelah ia menyemburkan lava amarah, pria itu bisa langsung angkat kaki dari hadapannya.

"Kau bawa ke mana putriku?" tanya wanita itu, ketus. Ia tak peduli meski beberapa orang menoleh padanya, ingin tahu apa yang tengah ia ributkan.

"Zee, pelankan suaramu, Marion bisa saja mendengar."

"Aku tidak peduli, Dokter Demir! Bukankah sudah kukatakan berulang kali kalau aku tidak suka kau terlalu dekat dengan putriku?! Tidakkah kau tahu, aku mencarinya sampai nyaris gila, dan kau seenaknya membawa putriku tanpa izin dariku!" cecarnya.

Jayme yang sesungguhnya merasa bersalah hanya diam. Ia tak ingin menyanggah, karena apa yang dilakukannya memang tidak bisa dibenarkan.

"Maafkan aku. Tadi aku sempat mampir ke toko, tetapi tokomu tutup, jadi aku datang ke sini karena ...." Jayme tak melanjutkan kalimatnya. Ia tak yakin jika apa yang akan ia katakan penting bagi wanita bermanik cantik di hadapannya.

Namun, Zanara yang sejak tadi sudah didera amarah, tak ingin membiarkan pria itu menggantung kalimatnya. Ia harus bertanggung jawab dengan menuntaskan apa yang telah ia ucapkan.

"Karena apa? Aku sudah muak mendengarkan alasan klise darimu, Dokter Demir."

Jayme menghela napas, disergap rasa bersalah. "Maafkan aku, aku hanya rindu. Dan ketika tiba di sini hanya ada Melika dan Marion. Aku berniat mencarimu, tetapi Marion memintaku untuk membelikannya es krim dan berkeliling sebentar."

Napas Zanara yang masih setengah-setengah, terdengar makin tersengal. Andai saja bisa, mungkin sudah ia tumpahkan kemarahan membabi buta pada pria ini.

Namun, bukan tak sanggup, ia hanya tak ingin bersikap berlebihan. Ia memang marah akan sikap Jayme, tetapi tak ingin terlibat terlalu jauh secara emosional dengan pria itu.

Jika cinta saja ia hindari, maka kemarahan pun seharusnya bisa ia jinakkan.

"Setidaknya kau bisa menghubungiku, kan?" Kali ini Zanara menurunkan intonasinya. Ia tetap tak ingin menatap mata pria yang kini gelisah disergap rasa bersalah. Ia tak ingin kekesalannya melunak dan berubah menjadi iba.

Biar saja pria ini menerima hukuman batin atas apa yang telah ia lakukan, nyaris saja Zanara terkena serangan jantung akibat perbuatannya.

"Bagaimana aku bisa bicara denganmu, jika teleponku selalu dijawab oleh pesan suara?"

Mendengar kalimat itu, Zanara menegakkan tubuhnya. Apakah ia telah salah memblokir nomor? Atau saking tergesanya, ia tak perhatikan nomor siapa saja yang ia hapus atau saring, karena hingga kini nomor Jayme di ponselnya hanyalah nomor tanpa nama.

Sama seperti posisi Jayme dalam hidupnya, yang tak pernah memiliki tempat dalam hidup dan hati Zanara hingga kini.

Namun, untuk mengakui bahwa itu mungkin merupakan kesalahannya, Zanara sungguh tak ingin, dan tak akan pernah. Mau ditaruh di mana mukanya jika ia mengakui kesalahan di hadapan Jayme?

Mungkin pria itu akan besar kepala dan merasa dengan Zanara mengakui kesalahan, maka ada kesempatan baginya untuk makin mendekat.

Dinding hatinya harus tetap tinggi dan kokoh, agar tak ada yang bisa melewati atau meruntuhkan meski mencoba berkali pun.

Zanara pada akhirnya hanya menghela napas kesal. Kemudian ia berbalik, berniat melangkah meninggalkan Jayme yang masih mematung di tempat, sama sekali tak halangi kepergian wanita itu.

Tangan pria itu masih membawa bungkusan berisi kue dan boneka yang ia beli untuk Marion, belum sempat ia berikan pada gadis kecil itu.

Zanara pasti tak akan mau menerima pemberian darinya meski itu untuk Marion.

Belum benar-benar meninggalkan Jayme, seseorang—yang berdiri tak jauh dari tempat di mana Jayme berada—memanggil nama wanita itu.

"Zanara ...."

Zanara hentikan langkahnya. Tanpa perlu berbalik, ia tahu siapa yang kini tengah berdiri di balik punggungnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dokter Cinta Pemikat Hati   Chapt 133: Happy Ending (2)

    Satu tahun kemudian.“Jayme, apakah balon yang kemarin sudah dipasang semuanya?” tanya Zanara sembari membawa beberapa kotak besar berwarna biru. Ia tampak mondar-mandir mengatur semua yang akan mereka gunakan untuk pesta hari ini.Marion tampak bersemangat membantu sang ibu dengan memasang beberapa ornamen di sekitar meja yang di atasnya telah tertata makanan kecil dan kue tart.Sesekali ia mengedar pandangan di seluruh penjuru ruangan. Sudah cantik dengan banyak hiasan, balon, serta pernah-pernik berwarna biru dan putih. Bahkan kue yang tertata di meja pun berwarna biru. Ia sudah mengintipnya tadi dan sekarang kue itu tertutup hiasan dengan warna putih.Hari ini bukanlah hari ulang tahun Marion, atau pun Jayme dan Zanara. Bukan pula perayaan pernikahan keduanya, melainkan pesta baby shower yang terlambat mereka laksanakan dengan terpaksa—karena sempat terjadi perdebatan antara Jayme dan Zanara mengenai apakah mereka akan mengadakan pesta itu atau tidak.Di saat Jayme menginginkannya

  • Dokter Cinta Pemikat Hati   Chapt 132: Happy Ending

    Hari-harinya bahkan terasa kosong tanpa kehadiran Marion. Ia dan Jayme seharian hanya menghabiskan waktu di hotel, sekadar piknik di balkon atau bercinta yang akhir-akhir ini menjadi hal yang Zanara hindari.Tragedi pengaman yang terlupakan menimbulkan kecemasan di hati Zanara, bagaimana kalau itu lantas menimbulkan bibit di dalam rahimnya? Apakah ia sudah siap dengan itu?Kini Shienna dan lainnya sudah pergi dan meninggalkan Jayme dan Zanara berdua kembali. Keduanya tengah berbaring di lantai balkon dengan memandangi langit yang cerah. Semuanya sudah selesai dan ia, juga Jayme tak perlu lagi berurusan dengan masalah yang mungkin akan membuat kehidupan keduanya begitu rumit.Urusan yang harus diselesaikan oleh Zanara saat ini adalah perbincangan mengenai bayi yang kembali diulang-ulang oleh Jayme.“Berarti ini kesempatan untuk kita membuat bayi?” godanya di sela percakapan mereka sembari melakukan piknik di balkon seperti yang biasa dilakukan oleh keduanya selama tak ada Marion.“Tida

  • Dokter Cinta Pemikat Hati   Chapt 131: Kenneth or Brandon? (2)

    Zanara menghubungi Shienna, memintanya agar menjaga Marion sehari lagi, karena dirinya dan Jayme masih ada keperluan yang harus mereka selesaikan. Meski rindu, setidaknya ia yakin akan bertemu dengan Marion.Sementara dengan Kenneth, tak ada hari esok. Detik ini juga pria itu harus menjelaskan segalanya.Kenneth memaksa untuk pulang, saat Zanara dan Jayme tiba di rumah sakit. Dengan lengan yang patah dan beberapa luka di tubuhnya, Kenneth tak bisa pergi ke mana pun.Jayme menyeret pria itu kembali ke kamarnya, diikuti Zanara, lalu mengunci pintu ruangan tempat dirinya dirawat.“A-apa yang kalian mau? Jayme ... mengapa kau tampak aneh, kawan?”“Jangan berpura-pura lagi, Ken. Atau ... aku harus memanggilmu Brandon?”Kenneth terhenyak kala mendengar todongan Jayme terhadapnya. Ia kemudian menoleh ke arah Zanara, lalu Jayme, secara bergantian.“Apa yang kau katakan?”“Sudahlah, penipu, kau tidak bisa lari lagi. Sekarang katakan, apa tujuanmu menyamar sebagai Kenneth si detektif swasta ini

  • Dokter Cinta Pemikat Hati   Chapt 130: Kenneth or Brandon?

    Zanara menyeret langkah keluar dari bangunan itu. Ia menguap beberapa kali, rasa kantuk sepertinya mulai menyerang. Ia masuk ke dalam pelukan Jayme dan menyandarkan kepala di dada pria yang memilih untuk menunggunya di luar.“Bagaimana?” tanya Jayme, seolah ingin tahu akan hasil yang didapat sang istri mengenai Kenneth, yang ia yakini memang adalah Kenneth yang asli.“Aku harus datang menemui Kenneth. Namun, sepertinya tidak malam ini. Kita kembali ke hotel saja, Jayme ... aku mengantuk.”Jayme mengangguk, kemudian menuntun Zanara masuk ke dalam taksi dan membiarkan wanita itu tidur sepanjang perjalanan.Tiba di hotel, giliran Jayme yang tak bisa terlelap. Ia memikirkan kecurigaan Zanara mengenai Kenneth, tetapi dirinya tak percaya. Kini, rasa ingin tahu yang sebelumnya hanya dirasakan Zanara pada akhirnya juga menggelitik perasaan Jayme.Ia mengambil ponsel Zanara yang sejak tadi berdering. Nama Mark tertera di layarnya. Apa yang dilakukan pria itu menghubungi istrinya selarut ini? A

  • Dokter Cinta Pemikat Hati   Chapt 129: Tertangkap!

    “Gabriel? Apa yang kau lakukan di sini? Apa yang kau cari? Dan bagaimana—“ Zanara tak mampu melanjutkan kalimatnya. Ia teringat perkataan Kenneth mengenai seseorang yang mengikuti mereka.Lalu ingatan Zanara tertuju pada kertas yang berisi pelaku sabotase mobilnya, bahkan penculikan Marion pun melibatkan Gabriel di dalamnya.Ia selama ini tak percaya itu, tetapi tak ingin memulai pertengkaran dengan mengatakan bahwa Kenneth mungkin saja berdusta entah dengan tujuan apa.Kini, setelah melihat sendiri buktinya, masihkah Zanata meragukan hasil analisa dan investigasi Kenneth?Mungkin tidak, tetapi Zanara masih yakin bahwa Kenneth adalah Brandon yang menyamar. Namun, apa motif Brandon menyamar dan terus mengikuti Zanara? Dan mungkinkah dirinya akan mengakui setelah semua masalah ini menemui titik terang?Zanara mendekat pada Gabriel yang hanya menunduk, menghindari tatapan tak percaya dari wanita yang sungguh ia cintai itu. Ia tak bisa ... tak bisa jika Zanara lantas membencinya. Namun, e

  • Dokter Cinta Pemikat Hati   Chapt 128: Pria di Balik Tudung

    Zanara berteriak, tetapi yang keluar hanya suara tak beraturan. Ia berusaha menghalangi apa pun yang akan dilakukan oleh pria misterius itu. Entah bagaimana keamanan hotel itu hingga pria asing ini bisa masuk dan melakukan ... entah apa, di kamarnya.Berbagai kemungkinan terus mengganggu pikiran Zanara.Jayme masih terlelap, bagaimana jika penyusup itu lantas ... ah! Sungguh Zanara ingin melakukan sesuatu, tetapi tangan dan kakinya sudah terikat dan tali yang mengikatnya terhubung pada trail yang ada di kamar mandi.Zanara berusaha melepaskan ikatan itu, tetapi tak bisa. Ia masih berusaha memanggil nama Jayme, dan suaranya hanya terasa seolah tenggelam dan tak terdengar.Sementara itu, si penyusup melanjutkan apa yang ia lakukan sebelumnya, mencari sesuatu entah apa. Bahkan Zanara yang sejak tadi berusaha untuk mengira-ngira pun tak menemukan jawaban hingga penyusup itu terlanjur mengikatnya seperti sekarang.“Sial!” umpatnya dengan suara yang nyaris tak terdengar, hanya tersangkut di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status