Share

Bab 5

Penulis: Emka 1979
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 10:18:29

Sesuai janji Fadia pada Mahendra, wanita itu pun menyuruh Emir untuk menyelidiki semua tentang Reza dan juga Sifa. Setelah mendapatkan hasil, lelaki itu membawanya ke rumah sakit tempat Mahendra praktek. Lelaki itu mengetuk pintu ruangan Mahendra.

“Permisi, Tuan. Saya telah mendapatkan informasi tentang aset Tuan.”

Mahendra yang saat itu tengah memeriksa laporan pasien langsung menoleh.

“Bicaralah.”

Emir menyalakan tabletnya kemudian menyodorkannya di hadapan Mahendra.

“Semua aset Tuan dipindahkan ke perusahaan bernama RZ Corp. Setelah kami selidiki, pemilik saham terbesar RZ Corp adalah Reza, adik tiri Tuan.

Mahendra mengepalkan tangannya. “Kurang ajar! Berani sekali dia! Dan sejak kapan dia memiliki RZ Corp?”

Tak lama setelah itu, Fadia masuk dengan membawa sebuah paper bag di tangannya. "Aku bawakan kamu makan siang. Kita bisa diskusi sambil makan bersama."

Mahendra pun mengangguk. Dia lalu berdiri dan duduk di sofa panjang agar mereka bisa makan bersama.

Fadia pun kembali melanjutkan, “Setelah aku selidiki lebih jauh, Reza dan juga ibu tirimu, ternyata memiliki andil dalam kematian ayahmu. Hanya saja, aku masih belum menemukan bukti valid tentang itu."

Tatapan Mahendra berubah tajam. Tangannya mengepal erat. Jika memang kedua orang itu terlibat dalam kematian ayannya, dia akan pastikan, kedua orang itu tak akan bisa lolos dari kematian.

---

Di sebuah rumah tua di ujung jalan, seorang pria dengan wajah tegang berlari masuk. Nafasnya memburu, tangannya gemetar saat menyerahkan sebuah tablet ke hadapan Reza yang sedang duduk santai di kursinya sambil memainkan pulpen perak di sela-sela jari.

“Bos, kita punya masalah serius,” kata anak buahnya dengan suara pelan tapi serius.

Reza mengangkat alis, tak menghentikan gerakan tangannya.

“Masalah serius?” Ia menyeringai. “Masalah apa?.”

Anak buahnya menelan ludah. “Seseorang… telah meretas sistem data kita. Semua log transaksi rahasia, pergerakan uang dan barang, bahkan nama-nama mitra kita—diretas.”

Tangan Reza berhenti. Pulpen itu terhenti di udara, lalu jatuh pelan ke meja.

“Siapa?” tanyanya tajam, nadanya berubah dingin.

“Kami sedang melacak IP-nya, tapi ada satu nama yang muncul dari dark trace…” Suaranya makin pelan. “Seorang dokter… wanita… Dia sangat cantik. Tapi dia bukan sembarang wanita.”

Reza menyipitkan mata. “Dokter?”

“Ya. Nama samarannya Dr. Fadia. Dia bekerja sebagai dokter forensik di rumah sakit Grand Central. Tapi dia juga dikenal sebagai salah satu pimpinan di lingkaran hitam sebagai—”

"Ketua Black Mamba?” potong Reza, kini matanya menyala tajam.

Anak buahnya mengangguk perlahan.

“Kepala organisasi bawah tanah khusus penjualan organ ilegal yang sudah bertahun-tahun tak bisa disentuh. Semua mengira dia adalah pria tua kejam, tapi tak ada yang tahu, ternyata dia… seorang wanita.”

Reza tertawa kecil, nada sinis menyelip di ujung suara.

“Huh... Dunia ini memang penuh kejutan. Si cantik bertangan dingin ternyata mulai menyusup ke kandangku. Tapi kenapa?” gumamnya, lalu menatap anak buahnya tajam.

“Kami tidak tahu kenapa, tapi sepertinya, ini ada hubungannya dengan Kakak tiri Tuan."

"Mahendra? Kau yakin ini orang yang sama?”

“Cocok 99 persen dengan data IP-nya. Beberapa kali, dia terlihat bersama dengan Dokter Mahendra. Mungkin, dia ingin Kakak tiri Tuan menyelamatkan adiknya, atau mingkin, ada urusan lain yang kita tidak tahu.”

Reza bersandar santai. Matanya menatap langit-langit seakan menghitung rencana.

“Berani sekali dia menggigit ekor naga. Tapi tak masalah. Mungkin sudah waktunya aku bermain sedikit lebih kasar.”

Ia mengambil kembali pulpennya, memutarnya di antara jemarinya.

“Baik, kita akan temui dia."

---

Beberapa hari kemudian, Reza akhirnya menemukan markas kedua Dokter cantik yang mulai mencampuri urusannya.

Fadia baru saja keluar dari ruang rekam medis dengan berkas di tangannya, pikirannya masih sibuk mengolah catatan transaksi senjata ilegal milik RZ Corp yang baru saja ia dapatkan guna menjerat Reza.

Langkahnya terhenti saat melihat seseorang berdiri di ujung lorong, menyandarkan tubuhnya di dinding dengan ekspresi santai. Jas mahal membungkus tubuh pria itu, wajahnya tampak licik namun sangat tenang. Tatapan matanya begitu tajam seolah menelanjanginya hidup-hidup. Dia adalah Reza, adik tiri Mahendra.

"Cukup susah juga aku mencarimu, Dokter Fadia Az Zahra."

Tubuh Fadia menegang. Napasnya tertahan. Ia tak menduga akan berhadapan langsung dengan pria itu malam ini, apalagi di rumah sakit rahasia miliknya.

Ia mengatur napas dan berusaha untuk tetap tenang di hadapan lelaki licik ini. "Tuan Reza. Ada keperluan apa Anda datang kemari?"

Reza melangkah pelan, suara sepatu mahalnya menggema di lorong rumah sakit itu.

"Heh!Lucu sekali. Seharusnya aku yang bertanya. Ada apa kamu mengorek semua informasi tentangku? Mengorek data keuanganku? Mencari tahu keterlibatanku dengan kematian ayah Mahendra?"

Ia berhenti tepat di depan Fadia, menatap langsung ke mata wanita itu. Membuat Fadia gugup karena hembusan napas lelaki itu terasa hangat di wajahnya.

"Apa kau ingin menjadikanku calon suamimu, Sayang. Atau... kau sedang menargetkan salah satu organ dalamku untuk kau jual, hmm?"

Wajah cantik Fadia menegang. Pupil matanya membesar seketika. Selama ini ia menyamar sebagai dokter forensik demi satu tujuan: menyelamatkan adiknya... dengan menjual organ dalam manusia. Entah bagaimana caranya, lelaki ini tahu semuanya. Fadia pun sedikit gelagapan. Baru kali ini, dia merasa gugup luar biasa.

“Kau... bicara apa?” suaranya nyaris bergetar.

Reza tersenyum miring, tatapannya seperti elang yang siap memakan mangsanya..

“Kamu sangat cantik, pintar, tapi juga berbahaya. Topengmu sebagai dokter forensik di rumah sakit Grand Central begitu mengesankan. Tapi sayangnya, aku juga punya koneksi yang sama denganmu, Sayang. Dunia hitam bukan hanya milikmu.”

Fadia melangkah mundur satu langkah. Jantungnya berdetak kencang. Tak mungkin... Hanya Emir dan beberapa orang kepercayaannya yang tahu tentang bisnis gelap jual-beli organ manusia. Tak ada jejak digital. Tak ada catatan apapun. Bagaimana dia bisa tahu?

“Aku tidak tahu apa maksudmu,” jawabnya kaku.

Reza menyipitkan mata.

“Tenang saja, aku belum berniat membocorkannya ke publik... selama kau tidak ikut campur urusanku.”

“Kalau kau tak punya apa-apa untuk disembunyikan, kenapa kau takut aku menyelidikimu?” balas Fadia, mencoba mengendalikan suasana.

Reza tertawa dingin.

“Aku tak takut diselidiki. Aku hanya tidak suka ada orang lain yang menyentuh area yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh siapain. Dan kau, Fadia... kau terlalu cantik untuk mati dalam kantong mayat yang kau jahit sendiri di ruang forensikmu.”

Kalimat itu seperti pisau yang menyayat. hati Fadia. Wanita itu mengepalkan tangannya.

“Kau mengancamku?”

“Hehe, tidak! Anggap saja... peringatan dari seseorang yang mengagumimu dalam diam."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 6

    “Kau mengancamku?” “Hehe, tidak! Anggap saja... peringatan dari seseorang yang mengagumimu dalam diam." Tubuh Fadia mematung di lorong kosong itu, perasaannya campur aduk di dalam dadanya. Ia tahu, Reza bukanlah lawan sembarangan, dan kehadirannya malam itu sudah cukup membuktikan bahwa dia tak akan ragu bermain kotor demi melindungi kepentingannya.Akan tetapi, Fadia berusaha tetap tenang. "Kau tidak perlu menakutiku, Reza. Kamu tentu tahu siapa aku. Ancamanmu itu tidak berarti apapun untukku!" Reza menyeringai kecil, lalu mengungkung tubuh Fadia ke tembok di sebelahnya. Fadia mulai ketakutan."Menjah dariku, Reza, atau aku akan menendang rudal kebangganmu agar tak bisa berdiri lagi!" Namun, ancaman Fadia tak membuat lelaki itu pergi. Dia justru menarik tubuh Fadia mendekat ke arahnya. “Bagaimana kalau kita bekerja sama, Fadia?”Fadia mengerutkan kening. “Untuk apa?”“Untuk menghancurkan Mahendra. Bayangkan jika kita bersatu, Fadia. Kekuasaan mafia-mu dan kekuatan jaringan gelap

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 5

    Sesuai janji Fadia pada Mahendra, wanita itu pun menyuruh Emir untuk menyelidiki semua tentang Reza dan juga Sifa. Setelah mendapatkan hasil, lelaki itu membawanya ke rumah sakit tempat Mahendra praktek. Lelaki itu mengetuk pintu ruangan Mahendra. “Permisi, Tuan. Saya telah mendapatkan informasi tentang aset Tuan.” Mahendra yang saat itu tengah memeriksa laporan pasien langsung menoleh. “Bicaralah.” Emir menyalakan tabletnya kemudian menyodorkannya di hadapan Mahendra. “Semua aset Tuan dipindahkan ke perusahaan bernama RZ Corp. Setelah kami selidiki, pemilik saham terbesar RZ Corp adalah Reza, adik tiri Tuan. Mahendra mengepalkan tangannya. “Kurang ajar! Berani sekali dia! Dan sejak kapan dia memiliki RZ Corp?” Tak lama setelah itu, Fadia masuk dengan membawa sebuah paper bag di tangannya. "Aku bawakan kamu makan siang. Kita bisa diskusi sambil makan bersama." Mahendra pun mengangguk. Dia lalu berdiri dan duduk di sofa panjang agar mereka bisa makan bersama. Fadia pu

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 4

    "Datang ke rumah sakit Black Mamba malam ini, kita akan menikah disana. Ingat, tidak ada yang boleh tahu tentang pernikahan kita!" Setelah mengatakan itu, Fadia pergi meninggalkan ruangan Mahendra. Sementara lelaki itu, menatap kosong surat perjanjian pernikahan yang naru saja dia tanda tangani. "Apakah yang aku lakukan ini sudah benar?" Setelah praktek, Mahendra bersiap pergi ke rumah sakit Black Mamba. Helaan napas panjang terdengar sebelum dia mengambil kunci mobilnya, seolah dia menanggung beban yang begitu berat. Sesampainya di rumah sakit, Mahendra langsung dibawa ke sebuah ruangan yang dijaga ketat oleh beberapa penjaga. Hanya ada lima orang yang ada di dalam ruangan tu. Mahendra, Fadia, seorang lelaki paruh baya yang Mahendra tebak, dia adalah seorang penghulu. Adik, Fadia, dan juga seorang lelaki bernama Emir. Mahendra berdiri di depan meja di ruang VVIP yang telah diubah menjadi meja akad nikah sederhana. Sementara di belakangnya, berdiri Emir, menjadi saksi pern

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 3

    Rumah sakit pribadi milik mafia bawah tanah Black Mamba, seorang gadis kecil terbaring lemah. Selang infus menempel di tangan mungilnya, alat bantu pernapasan terus bekerja mengatur oksigen masuk ke paru-parunya. Wajahnya manis, sangat mirip dengan Fadia, hanya saja jauh lebih pucat. Dia adalah Fayra Az Zahra. Satu-satunya keluarga yang dimiliki Fadia di dunia ini. Adik kandungnya. Yang kini menjadi dunianya. Sejak lahir, Fayra menderita kelainan jantung bawaan. Restrictive Cardiomyopathy, kelainan langka yang membuat dinding jantungnya kaku, tak mampu memompa darah dengan baik. "Bagaimana hasil pemeriksaan hari ini?" tanya Fadia dengan suara berusaha stabil, meski matanya sulit menyembunyikan kekhawatiran. Dokter pribadi Fayra menunduk. "Keadaannya semakin menurun, Nona. Tekanan darahnya drop tadi pagi, kami sudah stabilkan untuk sementara. Tapi... dia butuh transplantasi jantung sesegera mungkin." Fadia mengepalkan tangannya. Sudah bertahun-tahun ia mengerahkan sem

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 2

    "Aaarrgh!" Mahendra terbangun sambil memegang kepalanya yang terasa sakit. Mata Mahendra terbuka, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Lelaki itu mengira, dirinya sudah berada di alam baka. "Dimana aku? Apakah aku sudah mati?" lirih Mahendra sambil melihat sekeliling. Mahendra langsung terduduk saat sadar, ternyata dia masih berada di rumah sakit. Tepatnya di ruang kerjanya. Lelaki itu melihat tubuhnya. Tidak ada luka bakar. Lalu dia memegang kepalanya, tak ada darah yang mengalir. Tubuhnya... masih utuh. "Ini tidak mungkin! seharusnya aku mati dalam ledakan itu! Aku masih ingat dengan jelas kecelakaan itu!" Mahendra pun melihat kalender yang ada di meja kerjanya "!6 Juni 2024...." Tubuh Mahendra bergetar hebat. "Ohh tidak! Ini... ini satu tahun sebelum aku kecelakaan. Itu artinya... Aku kembali ke masa lalu…?! Aku hidup lagi?!" Mahendra pun panik. Dia langsung berlari keluar seolah tak percaya dengan keadaan ini. Dia melihat perawat asistennya sedang berdiri di mejanya

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 1

    Ting Suara pesan masuk memecahkan perhatian dokter spesialis bedah bernama Dewa Mahendra, yang saat itu tengah memeriksa laporan kesehatan pasien yang akan dia operasi besok. Mahendra pun melepaskan kacamatanya kemudian mengambil ponselnya. Lelaki itu mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah pesan video dari nomor tak dikenal masuk di ponselnya. "Nomor siapa ini?" gumam Mahendra Mahendra pun membuka pesan video itu tanpa rasa curiga sedikitpun. Saat video itu selesai terunduh. tangan Mahendra mengepal erat hingga buku-bukunya memutih. Dalam videp itu, tunangannya, Sifa tengah bercumbu mesra dengan pria yang sangat dikenalnya. Reza. adik tirinya. "Reza… kamu lebih hebat dari Mahendra yang lemah itu." "Setelah lelaki bodoh itu mampus, semua hartanya akan menjadi milikku. Dan kita akan menikah." Napas Dewa memburu. Seluruh darah di tubuhnya seperti berhenti mengalir. Air mata menggenang di sudut matanya, namun tidak sampai menetes. Baginya, pantang seorang lelaki me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status