Share

Bab 4

Penulis: Emka 1979
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 23:26:54

"Datang ke rumah sakit Black Mamba malam ini, kita akan menikah disana. Ingat, tidak ada yang boleh tahu tentang pernikahan kita!" Setelah mengatakan itu, Fadia pergi meninggalkan ruangan Mahendra.

Sementara lelaki itu, menatap kosong surat perjanjian pernikahan yang naru saja dia tanda tangani. "Apakah yang aku lakukan ini sudah benar?"

Setelah praktek, Mahendra bersiap pergi ke rumah sakit Black Mamba. Helaan napas panjang terdengar sebelum dia mengambil kunci mobilnya, seolah dia menanggung beban yang begitu berat. Sesampainya di rumah sakit, Mahendra langsung dibawa ke sebuah ruangan yang dijaga ketat oleh beberapa penjaga.

Hanya ada lima orang yang ada di dalam ruangan tu. Mahendra, Fadia, seorang lelaki paruh baya yang Mahendra tebak, dia adalah seorang penghulu. Adik, Fadia, dan juga seorang lelaki bernama Emir.

Mahendra berdiri di depan meja di ruang VVIP yang telah diubah menjadi meja akad nikah sederhana.

Sementara di belakangnya, berdiri Emir, menjadi saksi pernikahan mereka.

Fayra, adik kecil Fadia, berada di brankar. Wajahnya pucat, tapi matanya memancatkan binar bahagia..

"Apa kau benar-benar yakin dengan semua ini, Kak? Aku sudah pasrah dengan hidupku. Kakak tidak perlu mengorbankan masa depan Kakak hanya untukku, apalagi, menikah dengan lelaki yang tidak Kakak cintai," kata Fayra dengan suara lirih.

Fadia membelai rambut adiknya lembut.

"Ini satu-satunya cara agar kamu bisa terus hidup, Fayra. Kamu adalah satu-satunya yang Kakak punya. Dan dokter Mahendra... kuharap, dia bisa menyembuhkanmu."

Fadia lalu menatap Mahendra. Pandangan mata mereka bertemu.

Tidak ada cinta di sana saat ini, hanya sebuah kesepakatan yang dibangun di atas kebutuhan yang saling menguntungkan.

---

Beberapa orang penting Black Mamba baru saja masuk dan langsung duduk di sisi ruangan. Seorang notaris bernama Mike, yang juga merupakan bagian dari jaringan Black Mamba menyiapkan dokumen pernikahan Mahendra dan Fadia.

"Apa kalian sudah yakin melakukan perjanjian ini?" tanya sang notaris.

Mahendra menarik napas panjang.

"Ya. Kami sudah sepakat."

Notaris itu mengangguk, lalu mulai membaca dokumen resmi yang mereka susun:

Surat Perjanjian Pernikahan...

Demi kepentingan medis, penyelamatan nyawa pihak keluarga dari mempelai wanita, serta kerja sama strategis antara Rumah Sakit Black Mamba dan Mahendra Medical Project, maka kedua pihak sepakat menjalin hubungan pernikahan secara sah berdasarkan hukum di negara ini.

Setelah Fadia dan Mahendra menyetujui surat perjanjian itu, penghulu pun menjabat tangan Mahendra dengan erat. "Dokter Dewa Mahendra, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Fadia Az Zahra binti Samuel Ar Rasyid dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 20 juta rupiah dibayar tunai!"

Mahendra melirik sekilas ke arah Fayra yang tersenyum kecil, lalu kembali menatap Fadia.

"Saya terima nikah dan kawinnya Fadia Az Zahra binti Samuel Ar Rasyid dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" Mahendra menjawab dengan suara lantang

"Bagaimana saksi? Sah? tanya penghulu pada Emir dan juga pengacara Fadia.

"Sah!" teriak mereka serempak.

Penghulu menengadahkan doa lalu menyuruh kedua mempelai untuk menandatangani buku nikah mereka. "Ini buku nikah kalian. Ingat, ada hak dan kewajiban suami dan istri yang harus kalian penuhi setelah kalian menandatangani buku nikah ini. Hargailah pernikahan kalian. Jika kalian merasa tidak cocok, atau perjanjian kalian sudah berakhir, maka berpisah adalah jalan yang terbaik. Jangan menodai pernikahan kalian dengan sebuah pengkhianatan." Itulah nesehat dari penghulu sebelum lelaki paruh baya itu meninggalkan rumah sakit.

Keduanya pun tersenyum setelah memegang buku nikah itu. Meski tak ada cinta diantara keduanya, setidaknya, mereka menghargai komitmen yang meraka jalani saat ini.

---

Usai penandatanganan, Fadia menghampiri Mahendra dan berkata pelan, nyaris seperti bisikan:

"Mulai sekarang, kita tim. Aku bantu menyingkirkan Reza dan Sifa. Kau selamatkan Fayra."

Mahendra mengangguk singkat.

"Kita mulai permainan ini, Fadia."

Sementara itu, di tempat lain, Sifa tengah mengirim pesan manja pada Mahendra.

"Sayang, kok kamu jarang balas chat akhir-akhir ini? Kamu pasti sibuk ya? Aku kangen."

Mahendra menatap pesan itu sekilas, lalu menghapusnya tanpa berniat membalasnya.

Wajahnya datar.

Tangannya mengepal erat saat bayangan perselingkuhan Sifa hadir di pelupuk matanya. "Kalian akan merasakan balasan dariku. Tunggu tanggal mainnya!"

***

Donor jantung untuk Fayra telah didapatkan. Mahendra pun menjadwalkan operasi untuk Fayra malam ini. Fadia pun sudah menyiapkan segalanya di rumah sakit miliknya.

Sebelum melakukan operasi, Mahendra memandang city scan jantung milik Fayra. Sekilas, bayangan operasi yang akan dia lakukan terlintas di kepalanya. Lelaki itu pun memejamkan matanya. "Semoga aku bisa!"

Mahendra pun berjalan menuju ke ruang operasi setelah semuanya siap. Lelaki itu berdiri di ruang operasi dengan pakaian steril. Semua dokter di dalam ruangan adalah orang-orang terpilih yang dipercaya Fadia.

Fadia berdiri di balik kaca observasi, kedua tangannya mengepal. Napasnya tertahan setiap detik.

Jantung donor yang didapat Fadia, kini ada di tangan Mahendra. Lelaki itu menaruhnya dalam wadah yang steril dengan pompa jantung yang terus menyala.

"Dok, detak jantung pasien hampir berhenti!" teriak salah satu perawat disana.

"Stabilkan tekanan darah! Kita mulai transplantasi sekarang!" seru Mahendra sambil mengambil jantung donor dari wadah steril

"Dok, tekanan darah pasien terus menurun. 70/40... dan terus menurun."

"Siapkan klem. Kita mulai transplantasinya sekarang. Potong aora pertama dengan hati-hati!" perintah Alvaro pada tim dokternya.

Tangan Mahendra mulai menyayat tubuh kecil itu. Seolah ada yang menuntunnya, tangan lelaki itu terus bergerak tanpa gemetar sedikitpun.

Jarum jam terus bergerak. Empat jam. Lima jam. Enam jam.

Sementara di dalam, Mahendra terus berkejaran dengan waktu.

"Dok, detak jantung pasien berhenti!" teriak dokter yang menjadi asistennya.

"Kita yang akan memberinya detak yang baru."

Mahendra pun mulai menyambung pembuluh darah satu per satu. "Siapkan defibrillator. Kita aktifkan jantungnya dalam hitungan ketiga."

"Satu, dua, tiga...."

Namun, monitor jantung masih menunjukkan garis lurus.

"20 joule!'

Tubuh Fayra pun terangkat. Namun mesin EKG masih datar.

"Dok, garisnya masih lurus!" teriak dokter asisten itu panik.

Mahendra menatap monitor jantung. "Tambah lagi 30 joule. Sekarang!"

Tak lama setelah itu, suara mesin EKG nulai terdengar.

"Dok, jantungnya berdetak kembali. Iramanya sudah mulai stabil!" dokter asisten itu berteriak tak percaya.

Mahendra menutup matanya. Merasa lega karena telah berhasil menyelamatkan nyawa gadis kecil yang kini telah menjadi adik iparnya.

"Kita berhasil. Dia selamat," ucap Mahendra, sambil melepaskan sarung tangannya.

Fadia yang saat itu melihat prosesnya dari ruang observasi langsung terduduk di lantai. Wanita itu menangis dalam diam.

Begitu Mahendra keluar dari ruang operasi, Fadia langsung berlari memeluk suaminya. "Terima kasih, Mahendra. Kamu telah menyelamatkan adikku. Dan kini, saatnya aku menepati janjiku untuk menghancurkan adik dan kekasihmu."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 6

    “Kau mengancamku?” “Hehe, tidak! Anggap saja... peringatan dari seseorang yang mengagumimu dalam diam." Tubuh Fadia mematung di lorong kosong itu, perasaannya campur aduk di dalam dadanya. Ia tahu, Reza bukanlah lawan sembarangan, dan kehadirannya malam itu sudah cukup membuktikan bahwa dia tak akan ragu bermain kotor demi melindungi kepentingannya.Akan tetapi, Fadia berusaha tetap tenang. "Kau tidak perlu menakutiku, Reza. Kamu tentu tahu siapa aku. Ancamanmu itu tidak berarti apapun untukku!" Reza menyeringai kecil, lalu mengungkung tubuh Fadia ke tembok di sebelahnya. Fadia mulai ketakutan."Menjah dariku, Reza, atau aku akan menendang rudal kebangganmu agar tak bisa berdiri lagi!" Namun, ancaman Fadia tak membuat lelaki itu pergi. Dia justru menarik tubuh Fadia mendekat ke arahnya. “Bagaimana kalau kita bekerja sama, Fadia?”Fadia mengerutkan kening. “Untuk apa?”“Untuk menghancurkan Mahendra. Bayangkan jika kita bersatu, Fadia. Kekuasaan mafia-mu dan kekuatan jaringan gelap

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 5

    Sesuai janji Fadia pada Mahendra, wanita itu pun menyuruh Emir untuk menyelidiki semua tentang Reza dan juga Sifa. Setelah mendapatkan hasil, lelaki itu membawanya ke rumah sakit tempat Mahendra praktek. Lelaki itu mengetuk pintu ruangan Mahendra. “Permisi, Tuan. Saya telah mendapatkan informasi tentang aset Tuan.” Mahendra yang saat itu tengah memeriksa laporan pasien langsung menoleh. “Bicaralah.” Emir menyalakan tabletnya kemudian menyodorkannya di hadapan Mahendra. “Semua aset Tuan dipindahkan ke perusahaan bernama RZ Corp. Setelah kami selidiki, pemilik saham terbesar RZ Corp adalah Reza, adik tiri Tuan. Mahendra mengepalkan tangannya. “Kurang ajar! Berani sekali dia! Dan sejak kapan dia memiliki RZ Corp?” Tak lama setelah itu, Fadia masuk dengan membawa sebuah paper bag di tangannya. "Aku bawakan kamu makan siang. Kita bisa diskusi sambil makan bersama." Mahendra pun mengangguk. Dia lalu berdiri dan duduk di sofa panjang agar mereka bisa makan bersama. Fadia pu

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 4

    "Datang ke rumah sakit Black Mamba malam ini, kita akan menikah disana. Ingat, tidak ada yang boleh tahu tentang pernikahan kita!" Setelah mengatakan itu, Fadia pergi meninggalkan ruangan Mahendra. Sementara lelaki itu, menatap kosong surat perjanjian pernikahan yang naru saja dia tanda tangani. "Apakah yang aku lakukan ini sudah benar?" Setelah praktek, Mahendra bersiap pergi ke rumah sakit Black Mamba. Helaan napas panjang terdengar sebelum dia mengambil kunci mobilnya, seolah dia menanggung beban yang begitu berat. Sesampainya di rumah sakit, Mahendra langsung dibawa ke sebuah ruangan yang dijaga ketat oleh beberapa penjaga. Hanya ada lima orang yang ada di dalam ruangan tu. Mahendra, Fadia, seorang lelaki paruh baya yang Mahendra tebak, dia adalah seorang penghulu. Adik, Fadia, dan juga seorang lelaki bernama Emir. Mahendra berdiri di depan meja di ruang VVIP yang telah diubah menjadi meja akad nikah sederhana. Sementara di belakangnya, berdiri Emir, menjadi saksi pern

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 3

    Rumah sakit pribadi milik mafia bawah tanah Black Mamba, seorang gadis kecil terbaring lemah. Selang infus menempel di tangan mungilnya, alat bantu pernapasan terus bekerja mengatur oksigen masuk ke paru-parunya. Wajahnya manis, sangat mirip dengan Fadia, hanya saja jauh lebih pucat. Dia adalah Fayra Az Zahra. Satu-satunya keluarga yang dimiliki Fadia di dunia ini. Adik kandungnya. Yang kini menjadi dunianya. Sejak lahir, Fayra menderita kelainan jantung bawaan. Restrictive Cardiomyopathy, kelainan langka yang membuat dinding jantungnya kaku, tak mampu memompa darah dengan baik. "Bagaimana hasil pemeriksaan hari ini?" tanya Fadia dengan suara berusaha stabil, meski matanya sulit menyembunyikan kekhawatiran. Dokter pribadi Fayra menunduk. "Keadaannya semakin menurun, Nona. Tekanan darahnya drop tadi pagi, kami sudah stabilkan untuk sementara. Tapi... dia butuh transplantasi jantung sesegera mungkin." Fadia mengepalkan tangannya. Sudah bertahun-tahun ia mengerahkan sem

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 2

    "Aaarrgh!" Mahendra terbangun sambil memegang kepalanya yang terasa sakit. Mata Mahendra terbuka, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Lelaki itu mengira, dirinya sudah berada di alam baka. "Dimana aku? Apakah aku sudah mati?" lirih Mahendra sambil melihat sekeliling. Mahendra langsung terduduk saat sadar, ternyata dia masih berada di rumah sakit. Tepatnya di ruang kerjanya. Lelaki itu melihat tubuhnya. Tidak ada luka bakar. Lalu dia memegang kepalanya, tak ada darah yang mengalir. Tubuhnya... masih utuh. "Ini tidak mungkin! seharusnya aku mati dalam ledakan itu! Aku masih ingat dengan jelas kecelakaan itu!" Mahendra pun melihat kalender yang ada di meja kerjanya "!6 Juni 2024...." Tubuh Mahendra bergetar hebat. "Ohh tidak! Ini... ini satu tahun sebelum aku kecelakaan. Itu artinya... Aku kembali ke masa lalu…?! Aku hidup lagi?!" Mahendra pun panik. Dia langsung berlari keluar seolah tak percaya dengan keadaan ini. Dia melihat perawat asistennya sedang berdiri di mejanya

  • Dokter Jenius Milik Ratu Mafia   Bab 1

    Ting Suara pesan masuk memecahkan perhatian dokter spesialis bedah bernama Dewa Mahendra, yang saat itu tengah memeriksa laporan kesehatan pasien yang akan dia operasi besok. Mahendra pun melepaskan kacamatanya kemudian mengambil ponselnya. Lelaki itu mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah pesan video dari nomor tak dikenal masuk di ponselnya. "Nomor siapa ini?" gumam Mahendra Mahendra pun membuka pesan video itu tanpa rasa curiga sedikitpun. Saat video itu selesai terunduh. tangan Mahendra mengepal erat hingga buku-bukunya memutih. Dalam videp itu, tunangannya, Sifa tengah bercumbu mesra dengan pria yang sangat dikenalnya. Reza. adik tirinya. "Reza… kamu lebih hebat dari Mahendra yang lemah itu." "Setelah lelaki bodoh itu mampus, semua hartanya akan menjadi milikku. Dan kita akan menikah." Napas Dewa memburu. Seluruh darah di tubuhnya seperti berhenti mengalir. Air mata menggenang di sudut matanya, namun tidak sampai menetes. Baginya, pantang seorang lelaki me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status