Share

Bab 3- Dilamar

Author: Skyworld 04
last update Last Updated: 2023-06-12 12:14:57

Happy Reading Semuanya!

"Sial!! Bibir gue ternodai!" jerit Eva kesal.

Vivi dan Ana yang mendengar cerita itu hanya terkekeh pelan sekaligus bingung melihat kelakuan dari rekan mereka saat ini. Mereka sebenarnya cukup terkejut tapi menyadari tingkah temannya yang ajaib itu membuatnya berpikir kalau Eva memang sulit sekali untuk dimengerti, Eva bisa berubah mood nya dalam hitungan detik dan perubahan segalanya dalam waktu cepat. Padahal kalau mereka sudah pasti akan menerimanya dengan senang hati, memang siapa yang tidak ingin mendapatkan hadiah spesial yang seperti itu.

"But, why did Profesor Zaidan do that? Is he not married? Jadi dia sampai enggak mempermasalahkan itu dan mengecup bibir lo? Pasti ini romantis banget," ucapan dari Vivi barusan membuat Eva memutar matanya malas, bagaimana bisa rekannya mengatakan kalimat yang seperti barusan.

"Sejak dari awal sebenarnya gue merasa aneh dengan profesor Zaidan, setiap kali melihat Eva rasanya kaya dia memang ingin menerkam hidup-hidup. Lo mungkin pernah melakukan sesuatu sampai membuat Professor Zaidan kaya begitu," Iris mata Eva mengarah pada Ana yang bersedekap menatapnya.

"Gue saja baru ketemu dia sekali dan itupun kemarin pas di Kampus, ayah gue juga enggak pernah bicara apa-apa. Takdir gue jelek banget, masa gue dapat cobaan yang kaya begini! Sudah dikecup, dapat Dosbing begitu. Kurang sedekah kayaknya, sampai Tuhan mentakdirkan gue kayak begini."

Kedua temannya hanya menepuk pundaknya lembut, mencoba untuk menetralkan perasaannya sekarang ini. Sumpah demi apapun tadinya ia sudah tahu siapa yang akan menjadi pemimpinnya dan ia amat sangat bersyukur tetapi dengan kuasa dan kehendak tiba-tiba saja dosen pembimbingnya berubah menjadi orang yang amat sangat tidak diinginkan.

Eva sendiri merasa heran kenapa orang seperti Zaidan tiba-tiba menjadi dosen pembimbing padahal lelaki itu sepertinya belum pernah melakukannya dan beliau masih menjadi dosen baru di kampus mereka.

"Tapi lo sudah menyiapkan judul yang harus di setor ke pembimbing?" tanya Ana.

"Gue masih ada waktu tiga hari lagi buat setor, dan gue masih harus konsultasi sama ayah gue terkait skripsi yang gue ambil."

Pandangan mereka berdalih pada Vivi yang terlihat sibuk dengan ponselnya sembari sesekali tersenyum lebar, entah apa yang sedang disaksikan oleh temannya saat ini sampai tidak memperdulikan Eva yang membutuhkan cadangan support.

"Lo lihat apa?" tanya Eva

"Sosial medianya Pak Zaidan, sumpah Dia kelihatan keren banget. Bagaimana bisa ada lelaki seperti Pak Zaidan?"

Rekan kampus nya itu tampak menunjukkan sebuah akun sosial media di depannya yang menampilkan foto orang yang amat sangat dikenalnya. Entah bagaimana bisa temannya itu mendapatkan akun sosial media dosennya begitu cepat. Bahkan sama gilanya dengan rekan-rekan yang lain sampai rela membuat akun penggemar untuk Zaidan dan sudah difollow sampai ratusan orang. Ini gila dan amat sangat gila, ia tidak bisa berada di dunia ini terus menerus.

"Gue balik saja, stress gue lama-lama di sini."

Kedua temannya hanya mengedikkan bahunya tidak peduli dengan kepergiannya sekarang ini. Sudahlah temannya sedang tidak diajak kompromi sekarang ini.

***

Kakinya menendang kerikil yang ada di depannya sembari berjalan menuju rumahnya, ia membenci keadaannya sekarang ini. Bayangannya dimana kejadian beberapa waktu lalu masih tergiang dalam ingatannya dan ia membencinya karena lelaki itu sudah mengambil sesuatu yang seharusnya diambil oleh suaminya nanti.

Pandangannya berdalih pada halaman rumahnya yang mendadak penuh, entah ada acara apalagi rumahnya sekarang ini. Kemarin arisan dan sekarang apalagi. Langkahnya berjalan menuju kedalam rumahnya dan memperhatikan orang tuanya tampak terdiam dengan beberapa orang asing di rumahnya di sebelahnya.

“Papa... Mama...”

Pandangan mereka berdalih memperhatikan Eva yang hanya memasang wajah bingungnya.

“Eva, kamu sudah pulang Nak?” tanya sang ibu sembari menggenggam erat tangannya.

Tubuhnya berjingkat kaget melihat lelaki yang tidak asing di depannya itu, matanya melotot melihat lelaki dengan tubuh tegapnya berada di depannya tampak menatap dirinya dalam.

Eva menyentuh lelaki di depannya menggunakan jari tangannya, berharap kalau ini adalah bagian dari mimpinya.

“Kamu sedang apa?” tanya Zaidan sembari menatapnya dalam.

“Woah! Asli! Ini asli,”

Sang ibu dengan cepat menarik anak bungsunya agar berjauhan dari Zaidan yang hanya menaikkan sebelah alisnya bingung. Eva memperhatikan sang ibu yang mengkodenya untuk diam tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

“Kamu pikir saya palsu?”

“Apa Bapak datang ke rumah saya untuk menagih skripsi saya?” tanya Eva.

Herman yang mendengar perkataan sang anak hanya berusaha untuk menutup mulut Eva agar tidak banyak bicara, ia tidak ingin sampai lelaki yang ada di depannya mendengar perkataan konyol sang putri.

“Kamu ini kenapa sih?” omel Herman.

Eva berusaha melepaskan diri dari jeratan sang ibu serta ayahnya, tenggorokannya mendadak kering melihat keadaannya saat ini. Tatapannya hanya mengarah pada lelaki yang memasang wajah datar di depannya, entah bagaimana bisa lelaki yang ada di depannya bisa datang ke rumahnya seperti sekarang ini.

“Enggak, kedatangan saya kemari bukan tentang urusan kampus. Kalau begitu sekarang saya to the point saja. Saya datang kemari dengan kesepakatan bersama untuk melamar kamu sebagai istri saya,”

BRTTTT!!!

Semburan air yang ada di dalam mulut Eva keluar begitu saja dan membuat kedua orang tua dari Eva mendadak panik, tentu saja panik karena semburan dari mulut sang anak mengenai wajah lelaki yang ada di depannya. Bahkan kedua orang tua dari Zaidan hanya menatap khawatir sang anak apalagi hanya tatapan datar yang ditampilkan oleh Zaidan.

"Maaf... maaf..." Orang tuanya panik dan sibuk memberikan tisue pada lelaki di depannya. 

Rasanya semua orang yang ada di ruangan ini lebih takut dengan Zaidan ketimbang yang dituakan sekarang ini. Sumpah Eva tidak peduli dengan permintaan maaf sekarang ini. 

"Bapak, saya enggak salah dengar, kan?" tanya Eva.

"Enggak,"

"Coba saya mau ulang," pinta Eva.

Zaidan kini mengambil sapu tangan yang ada di saku bajunya dan membersihkan sisa air di wajahnya.

"Saya ingin melamar kamu sebagai istri saya dan setelah ini saya enggak terima pengulangan kata," ucap Zaidan.

"Hahaha...."

Tawa Eva terdengar sumbang dan tatapan hanya mengarah pada sang kakak yang hanya menunduk menatap lantai yang ada di bawahnya. Seharusnya yang menikah adalah kakaknya dan bukan dirinya, ia belum siap untuk menikah dan sekarang ia sibuk mengerjakan skripsi miliknya.

"Ini gila, siapa juga yang manu menikah."

Eva memijat pangkal hidungnya semuanya mendadak menjadi berat, bukan impiannya menikah dengan lelaki yang ada di depannya itu. Ini gila dan benar-benar sangat gila sampai rasanya ia harus masuk ke rumah sakit jiwa sepertinya.

"Ini GILA!"

Semuanya mendadak gelap, ia tidak ingin menikah dengan orang yang dibencinya sekarang ini.

To be continued...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   BAB 127 - EXTRA PART

    Happy Reading Semuanya! Ini adalah pernikahannya yang kedua dan perasannya masih sama. Dadanya berdegub sangat cepat memandang cermin di depannya, mungkin dulu bukan pernikahan yang membahagiakan untuknya tapi sekarang ini adalah sesuatu yang membahagiakan untuk Eva karena menikahi orang yang dicintainya. Eva terkekeh geli mengingat masa lalunya, ia dulu pernah bersumpah tidak akan mencintai Zaidan. Justru sekarang ia malah cinta mati pada lelaki itu, memang ucapan sama sekali tidak bisa dijaga. "Kamu kenapa?" tanya Livy. "Bukankah ini sangat lucu?" Livy menaikkan sebelah alisnya sembari menggendong bayi yang merupakan anak dari adiknya, ia tidak mengerti dengan perkataan sang adik saat ini. "Kenapa?" tanya Livy lagi. Bibir Eva tersenyum manis, "Dulu kita berkelahi hanya karena satu laki-laki, dulu aku sangat membenci dengan Mas Zaidan dan sekarang aku malah cinta mati sama dia." Livy tersenyum mendengar perkataan dari sang adik barusan. Setelah diingat kembali ini memang san

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 126- Happy After Ever (TAMAT)

    Happy Reading Semuanya! Kecupan itu semakin mendalam dan tidak peduli tempat. Mungkin orang yang melihatnya juga memahami apa yang terjadi dengan pasangan yang sedang dimabuk cinta itu. Ini adalah kebahagian mereka setelah melewati kenangan pahit yang menyerang mereka. Sudah dua minggu semenjak kehadiran Eva di rumahnya, kini rumah yang sempat suram karena karangan bunga dan berita kesedihan berubah menjadi sesuatu yang membahagiakan dan tidak menyangka jika akan mendapatkan kebahagian baru yang tidak pernah mereka sangka. "Ampun deh kalian! Bisa enggak sih kalau kalian melakukan itu di kamar saja? Bagaimana pun kalian harus menghormati orang tua disini." Kecupan mereka terlepas sembari memperhatikan ibu dari Zaidan yang kini meninggalkan mereka berdua untuk menghampiri cucu kesayangannya. Ibu dari Eva sendiri hanya terkekeh geli melihat adegan kedua anaknya. Zaidan tidak peduli, ini adalah hal menyenangkan untuknya dan membahagiakan di setiap

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 125 - Dia Kembali

    Happy Reading Semuanya! Jika ini adalah mimpi, maka jangan bangunkan Zaidan untuk saat ini. Sudah lama ia tidak memimpikan orang yang dirindukannya selama beberapa bulan belakangan ini. Ini adalah mimpi terindah yang pernah Zaidan rasakan setelah beberapa bulan ia mengalami perasaan kehilangan, air matanya mengalir dengan deras tanpa bisa ia cegah sama sekali. Eva muncul di mimpi tidur siangnya. Tidak! Ini bukan mimpi tidur siangnya. Hawa panas dan banyak mahasiswanya yang memperhatikannya, berarti ini sungguhan bukan hanya lamunannya semata. Orang yang dicintainya ada di depan matanya, semuanya terasa nyata, ini bukan hanya khayalan sematanya kan. Dia kembali... Orang yanng dicintainya kembali berada di depan matanya. Zaidan tidak ingin melewatkan mimpi indah ini sedikitpun. Lelaki dengan wajah tampan itu terlihat berlari menghampiri perempuan yang ada di depannya itu, memeluk perempuan yang kini membalas pelukannya tidak kalah er

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 124- Dosen Pembimbing itu Suamiku!

    Happy Reading Semuanya! "Selamat siang, Prof." Bibirnya hanya melengkung membentuk senyuman tipis menanggapi sapaan dari mahasiswanya. Langkahnya berjalan memasuki ruangannya setelah hampir dua jam ia mengajar di dalam kelas, tatapan matanya mengarah pada meja kerjanya yang menampilkan foto orang tercintanya. Zaidan belum bisa move on atas semua yang sudah terjadi pada keluarga kecilnya. Zaidan tidak mencoba untuk melupakan, perasaan kehilangan dan ketakutan itu masih terasa. Lelaki itu juga masih sering meridukan Eva yang sama sekali tidak pernah hadir dalam mimpinya ataupun bayi mungilnya, padahal Zaidan amat sangat berharap jika ia bisa melihat keduanya meski dalam mimpi. "Sayang, ini sudah tiga bulan berlalu." Lelaki yang kini sibuk mengamati foto kebersamaan mereka sewaktu liburan hanya bisa menghela napas pelan, ia tidak menyangka jika sudah menghabiskan waktu yang lama untuk merelakan Eva. Sebenarnya sekarang pun ia belum merelakan kepe

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 123 - Kesedihan Mendalam

    Happy Reading Semuanya! Tubuhnya benar-benar lemas, ia tidak menyangka jika dalam waktu singkat harus mendapatkan kabar menyakitkan seperti sekarang ini. Menurut Zaidan ini adalah karma karena dulu membuat sakit hati Eva yang tidak terlampiaskan, tetapi yang ia rasakan karmanya terlalu berat. "Apakah ini karma untuk saya Eva?" bisik Zaidan. Zaidan tidak mendapatkan kabar apapun setelah kepulangannya dari bandara setelah menunggu hampir tiga jam lebih demi mendengar kabar terkait orang tercintanya. Orang tuanya yang menyusul ke TKP juga belum memberi kabar apapun. Air matanya terus mengalir tanpa bisa Zaidan cegah, pembuktian jika Eva adalah cinta sejatinya. Lelaki yang merasa dunianya hancur hanya bisa terdiam memperhatikan ruang utama rumahnya sekarang ini, matanya sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Kepalanya menunduk, air matanya kembali mengalir karena harapannya mendadak pupus. Harusnya malam ini mereka bisa tertawa bersama sembari menimang anak mereka, tapi kenyatan

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 122 - Kecelakaan

    Happy Reading Semuanya! Waktu yang ditunggu olehnya akhirnya datang juga. Saat ini mungkin Zaidan memang masih bersedih, tapi ia juga tidak ingin berlangsung lama. Masih ada lagi hal yang perlu ia kerjakan, dan air matanya terasa kering. Zaidan tidak bisa melampiaskan begitu saja. Lelaki itu yakin kalau ia bisa menangis dengan lega nanti, bersama orang tercintanya yang lebih tahu tentang kejadian meninggalnya kerabat dekatnya itu. Untuk sekarang ia harus menyiapkan diri dengan bahagia karena Eva akan kembali ke pelukannya. Rumahnya sudah di dekor ulang dengan keadaan steril tidak ada debu, agar anaknya dan orang tercintanya bisa hidup dengan layak di rumah mereka saat ini. Rumah penuh dengan kenangan, Zaidan juga sudah menyetok persiapan makanan untuk menyambut keduanya. Hatinya berdegub kencang tidak karuan. "Mass ingin segera bertemu kamu sayang, menunggu cerita yang akan kamu lontarkan untuk Mas." Zaidan sudah mendengar kabar jika istri dan anaknya saat ini sedang transit di Si

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status