Share

Bab 5- Marah

Penulis: Skyworld 04
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-12 12:24:51

Happy Reading Semuanya!

Sudah tiga hari semenjak kejadian dimana dirinya secara mendadak dilamar oleh Dosen Kampusnya, Eva tidak ingin bertemu dengan Zaidan. Sumpah demi apapun dirinya tidak ingin bertemu Zaidan meskipun harus merelakan nilai sempurnanya. Ia sudah tidak peduli ancaman nilai lainnya.

Tapi...

Sekarang adalah hari terakhir pengumpulan judul skripsi setelah diundur selama 2 hari dari waktu sebelumnya dan membuatnya mau tidak mau harus bertemu dengan Zaidan si Dosen dengan pikiran kotor. Persetan dengan segala persiapan pernikahannya.

Tok..

Tok..

Tok..

“Masuk!”

Tangan Eva membuka pintu ruangan Zaidan di depannya, sebenarnya ia tidak membuat janji seperti mahasiswi lainnya tapi sekarang ia mode kepepet dan membutuhkan Acc judul skripsinya oleh Zaidan agar dirinya masuk ke bab pertama.

“Maaf mengganggu waktunya Prof,”ucap Eva pelan.

“Kamu masih membutuhkan saya?”

Eva terdiam tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun. Tatapannya hanya mengerah pada Zaidan yang kini menutup semua aktivitas yang sedang dilakukannya. Tangan Eva meremas pelan kemeja yang dikenakan olehnya sekarang ini.

“Masih, tapi kalau Bapak berencana untuk memindahkan saya ke Dosen lain... Saya super duper enggak masalah dan malah bahagia. Karena tandanya saya enggak perlu ketemu sama Bapak lagi,” sahut Eva pelan.

Zaidan bersedekap memandang perempuan yang ada di depannya itu. Ia sudah melakukan hal lebih untuk kualifikasi agar dipercaya bisa menjadi Dosen Pembimbing perempuan yang ada di depannya.

“Saya masih marah dengan kamu, sudah bolos mata kuliah saya. Penyetoran judul skripsi kamu belum melakukannya, dan bermain kucing-kucingan dengan saya. Apakah sebegitu sulitnya sampai kamu melakukan ini?”

“Tapi...”

Iris mata elang Zaidan memperhatikan perempuan yang kini tampak menunduk menatap lantai yang ada di bawahnya itu.

“Bagaimana jika judul kamu enggak saya ACC? Apakah kamu bisa lulus tepat waktu? Kamu menikah dengan saya dan segalanya akan saya permudah,”Eva mencengkram erat kertas yang ada di tangannya.

“Saya mau lulus tepat waktu, tapi saya belum siap jika harus menikah dengan Bapak. Saya sudah stress dengan memikirkan judul skripsi dan saya juga belum siap jadi ibu rumah tangga karena saya belum mapan.”Perkataan dari Eva barusan membuat lelaki yang ada di depannya tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Zaidan mengetuk meja di depannya, suasana ruangan itu mendadak menjadi dingin dan Eva sama sekali tidak bisa mengatakan apapun lagi. Ia sudah terlalu shock mendengar kalimat selanjutnya dari lelaki yang ada di depannya itu.

“Apakah saya pernah meminta kamu untuk menjadi calon istri saya dengan kriteria harus MAPAN? Saya enggak tertarik dengan hal yang seperti itu, saya menyukai kamu apa adanya dan diri kamu sekarang ini.”

Luluh dengan perkataan Zaidan? Tentu saja tidak. Kenapa ia harus luluh mendengar perkataan dari lelaki di hadapannya. Eva bukan perempuan yang seperti ada diluar sana, atau dirinya bukan rekan-rekannya yang mudah luluh begitu saja hanya karena rupawan dan perkataan manis dari Zaidan.

“Judul saya jadinya bagaimana?”tanya Eva mengalihkan pembicaraan.

Tangan Zaidan terulur dan mengambil kertas yang sedari tadi ada di tangan perempuan yang menjadi calon istrinya.

“Kamu harus mentraktir saya makan siang hari ini jika ingin saya setujui judul skripsi kamu,”

“Bapak palak mahasiswi sendiri?”tanya Eva

“Kalau begitu jangan harap saya ACC judul kamu,” sahut Zaidan.

Eva mempoutkan bibirnya mendengar perkataan dari lelaki yang ada di depannya itu, “Ya sudah, tapi saya yang menentukan tempat makannya. Bapak jangan khawatir makanannya pasti enak dan Bapak suka, meskipun bukan makanan bintang lima.”

Zaidan hanya mengangguk mengiyakan perkataan dari perempuan yang ada di depannya, ia memang marah karena Eva menghindarinya meskipun ia tahu kalau Eva pasti akan membutuhkan bantuan dari dirinya. Tatapannya mengarah pada kertas yang ada di depannya itu.

“So, what did you take for this thesis? Apa permasalahan yang kamu ambil?” tanya Zaidan.

“Euhm... jujur saja ini simple masalahnya. Seperti yang kita ketahui kalau peserta didik terkadang mengalami kesulitan dalam belajar dan sebagai tenaga pendidik juga membutuhkan inovasi terbaru dalam media pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar peserta didik. Jadi, saya mengambil dengan tema pengembangan media pembelajaran digital menggunakan 3D.”

Zaidan mengangguk mendengar perkataan dari perempuan yang menjadi calon istrinya itu, “So, apa perbedaannya antara media pembelajaran sebelumnya? Bukankah sama saja?” Eva memperhatikan Zaidan yang ada di depannya itu.

“Euhm... seperti yang kita ketahui kalau peserta didik lebih banyak menggunakan buku sebagai media pembelajaran or maybe like PPT dan video yang berasal dari salah satu aplikasi. Jadi, saya berencana untuk membuat media dimana peserta didik juga bisa bermain dan belajar menjadi satu dan dalam inovasi terbaru menggunakan 3D animasi.”

“Good, kamu bisa mengajukan. Akan lebih bagus lagi jika kamu bekerja sama dengan tim DKV untuk membantu kamu menyelesaikan dan nanti saya bantu untuk bicara dengan mereka. Nice, kamu bisa mengembangkannya. Saya berharap kamu melakukan dengan bersungguh-sungguh, kalau kamu membutuhkan bantuan lain. Kamu bisa menghubungi saya,”Bibir Eva tersenyum manis, ia puas mendengar jawaban dari perempuan yang ada di depannya itu. Ia begitu puas.

“And kamu jangan merasa puas,” sambung Zaidan

Eva mempoutkan bibirnya mendengar perkataan dari lelaki yang ada di depannya, sepertinya memang Zaidan tidak pernah memberikan kesempatan untuk dirinya bahagia.

Zaidan yang melihat Eva tampak mempoutkan bibirnya kini bergerak untuk mengecup bibir perempuan yang ada di hadapannya. Mata Eva membulat dan memukul bahunya kasar. Tatapan mata Eva hanya bisa menatap tajam lelaki yang ada di depannya itu.

“Bibir kamu manis, saya tunggu kamu di parkiran mobil khusus dosen nanti siang dan jangan bolos mata kuliah saya lagi.”

Sumpah demi apapun Eva benar-benar membenci lelaki yang ada di depannya itu, tindakan dari zaidah yang benar-benar membuatnya murka.

“Bapak kenapa sih suka banget begitu, bibir saya ternodai dan itu yang membuat saya menjadi semakin membenci Bapak. Dasar dosen mes—”

Ucapan Eva terhenti saat ada seseorang yang masuk kedalam ruangan. Zaidan menutup mulut Eva menggunakan jari tangannya agar calon istrinya tidak banyak bicara.

“Maaf Pak Zaidan saya mengganggu, nanti siang akan ada rapat fakultas jam 2 nanti. Saya harap Bapak segera hadir,”

Zaidan mengangguk mengiyakan perkataan dari lelaki yang ada di depannya itu, ia hampir saja murka karena tidak mengucapkan salam dan mengganggu kemesraan dirinya dengan Eva.

“Kalau begitu saya juga harus pamit,”ucap Eva.

“Memang saya menyuruh kamu pergi? Saya belum selesai urusannya dengan kamu.” Eva menatap tajam lelaki yang ada di depannya.

Tangan Eva bersedekap memandang Zaidan yang kini mengusap pipinya. Entah apa yang dilakukan oleh Zaidan sekarang ini.

“Saya akan menunggu kamu di parkiran untuk makan siang dan kamu harus menepati janji untuk membayarkan makanan saya.”

Eva mendorong tubuh lelaki yang ada di depannya itu, ia benar-benar muak dengan Zaidan sekarang ini. Lihat saja, ia tidak akan menepati janji agar Zaidan membenci dirinya.

To be continued...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   BAB 127 - EXTRA PART

    Happy Reading Semuanya! Ini adalah pernikahannya yang kedua dan perasannya masih sama. Dadanya berdegub sangat cepat memandang cermin di depannya, mungkin dulu bukan pernikahan yang membahagiakan untuknya tapi sekarang ini adalah sesuatu yang membahagiakan untuk Eva karena menikahi orang yang dicintainya. Eva terkekeh geli mengingat masa lalunya, ia dulu pernah bersumpah tidak akan mencintai Zaidan. Justru sekarang ia malah cinta mati pada lelaki itu, memang ucapan sama sekali tidak bisa dijaga. "Kamu kenapa?" tanya Livy. "Bukankah ini sangat lucu?" Livy menaikkan sebelah alisnya sembari menggendong bayi yang merupakan anak dari adiknya, ia tidak mengerti dengan perkataan sang adik saat ini. "Kenapa?" tanya Livy lagi. Bibir Eva tersenyum manis, "Dulu kita berkelahi hanya karena satu laki-laki, dulu aku sangat membenci dengan Mas Zaidan dan sekarang aku malah cinta mati sama dia." Livy tersenyum mendengar perkataan dari sang adik barusan. Setelah diingat kembali ini memang san

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 126- Happy After Ever (TAMAT)

    Happy Reading Semuanya! Kecupan itu semakin mendalam dan tidak peduli tempat. Mungkin orang yang melihatnya juga memahami apa yang terjadi dengan pasangan yang sedang dimabuk cinta itu. Ini adalah kebahagian mereka setelah melewati kenangan pahit yang menyerang mereka. Sudah dua minggu semenjak kehadiran Eva di rumahnya, kini rumah yang sempat suram karena karangan bunga dan berita kesedihan berubah menjadi sesuatu yang membahagiakan dan tidak menyangka jika akan mendapatkan kebahagian baru yang tidak pernah mereka sangka. "Ampun deh kalian! Bisa enggak sih kalau kalian melakukan itu di kamar saja? Bagaimana pun kalian harus menghormati orang tua disini." Kecupan mereka terlepas sembari memperhatikan ibu dari Zaidan yang kini meninggalkan mereka berdua untuk menghampiri cucu kesayangannya. Ibu dari Eva sendiri hanya terkekeh geli melihat adegan kedua anaknya. Zaidan tidak peduli, ini adalah hal menyenangkan untuknya dan membahagiakan di setiap

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 125 - Dia Kembali

    Happy Reading Semuanya! Jika ini adalah mimpi, maka jangan bangunkan Zaidan untuk saat ini. Sudah lama ia tidak memimpikan orang yang dirindukannya selama beberapa bulan belakangan ini. Ini adalah mimpi terindah yang pernah Zaidan rasakan setelah beberapa bulan ia mengalami perasaan kehilangan, air matanya mengalir dengan deras tanpa bisa ia cegah sama sekali. Eva muncul di mimpi tidur siangnya. Tidak! Ini bukan mimpi tidur siangnya. Hawa panas dan banyak mahasiswanya yang memperhatikannya, berarti ini sungguhan bukan hanya lamunannya semata. Orang yang dicintainya ada di depan matanya, semuanya terasa nyata, ini bukan hanya khayalan sematanya kan. Dia kembali... Orang yanng dicintainya kembali berada di depan matanya. Zaidan tidak ingin melewatkan mimpi indah ini sedikitpun. Lelaki dengan wajah tampan itu terlihat berlari menghampiri perempuan yang ada di depannya itu, memeluk perempuan yang kini membalas pelukannya tidak kalah er

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 124- Dosen Pembimbing itu Suamiku!

    Happy Reading Semuanya! "Selamat siang, Prof." Bibirnya hanya melengkung membentuk senyuman tipis menanggapi sapaan dari mahasiswanya. Langkahnya berjalan memasuki ruangannya setelah hampir dua jam ia mengajar di dalam kelas, tatapan matanya mengarah pada meja kerjanya yang menampilkan foto orang tercintanya. Zaidan belum bisa move on atas semua yang sudah terjadi pada keluarga kecilnya. Zaidan tidak mencoba untuk melupakan, perasaan kehilangan dan ketakutan itu masih terasa. Lelaki itu juga masih sering meridukan Eva yang sama sekali tidak pernah hadir dalam mimpinya ataupun bayi mungilnya, padahal Zaidan amat sangat berharap jika ia bisa melihat keduanya meski dalam mimpi. "Sayang, ini sudah tiga bulan berlalu." Lelaki yang kini sibuk mengamati foto kebersamaan mereka sewaktu liburan hanya bisa menghela napas pelan, ia tidak menyangka jika sudah menghabiskan waktu yang lama untuk merelakan Eva. Sebenarnya sekarang pun ia belum merelakan kepe

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 123 - Kesedihan Mendalam

    Happy Reading Semuanya! Tubuhnya benar-benar lemas, ia tidak menyangka jika dalam waktu singkat harus mendapatkan kabar menyakitkan seperti sekarang ini. Menurut Zaidan ini adalah karma karena dulu membuat sakit hati Eva yang tidak terlampiaskan, tetapi yang ia rasakan karmanya terlalu berat. "Apakah ini karma untuk saya Eva?" bisik Zaidan. Zaidan tidak mendapatkan kabar apapun setelah kepulangannya dari bandara setelah menunggu hampir tiga jam lebih demi mendengar kabar terkait orang tercintanya. Orang tuanya yang menyusul ke TKP juga belum memberi kabar apapun. Air matanya terus mengalir tanpa bisa Zaidan cegah, pembuktian jika Eva adalah cinta sejatinya. Lelaki yang merasa dunianya hancur hanya bisa terdiam memperhatikan ruang utama rumahnya sekarang ini, matanya sudah bengkak karena terlalu lama menangis. Kepalanya menunduk, air matanya kembali mengalir karena harapannya mendadak pupus. Harusnya malam ini mereka bisa tertawa bersama sembari menimang anak mereka, tapi kenyatan

  • Dosen Pembimbing Itu Suamiku!   Bab 122 - Kecelakaan

    Happy Reading Semuanya! Waktu yang ditunggu olehnya akhirnya datang juga. Saat ini mungkin Zaidan memang masih bersedih, tapi ia juga tidak ingin berlangsung lama. Masih ada lagi hal yang perlu ia kerjakan, dan air matanya terasa kering. Zaidan tidak bisa melampiaskan begitu saja. Lelaki itu yakin kalau ia bisa menangis dengan lega nanti, bersama orang tercintanya yang lebih tahu tentang kejadian meninggalnya kerabat dekatnya itu. Untuk sekarang ia harus menyiapkan diri dengan bahagia karena Eva akan kembali ke pelukannya. Rumahnya sudah di dekor ulang dengan keadaan steril tidak ada debu, agar anaknya dan orang tercintanya bisa hidup dengan layak di rumah mereka saat ini. Rumah penuh dengan kenangan, Zaidan juga sudah menyetok persiapan makanan untuk menyambut keduanya. Hatinya berdegub kencang tidak karuan. "Mass ingin segera bertemu kamu sayang, menunggu cerita yang akan kamu lontarkan untuk Mas." Zaidan sudah mendengar kabar jika istri dan anaknya saat ini sedang transit di Si

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status