Happy Reading Semuanya! Iris mata Zaidan memperhatikan sang istri yang tampak gelisah dalam tidurnya, ia memang tidak bisa tidur setelah melakukan hubungan badan dengan Eva. Tangannya mengusap pelan peluh keringat yang mengalir dari pelipis sang istri. Zaidan tidak tahu mimpi apa yang sedang dijalani oleh Eva sampai membuat istri kecintaannya menjadi seperti ini. “Mas, aku enggak mau cerai sama kamu. Aku enggak mau,” igau Eva membuat Zaidan mengecup kening sang istri dan berusaha untuk menenangkannya. Apakah istrinya sedang mengalami mimpi buruk sampai seperti ini? Mimpi apa yang sedang terjadi dalam tidur istrinya. “Mas... Aku enggak mau cerai, bukan sudah pernah bilang kalau aku mencintai kamu Mas?”isak tangis terdengar. Tangannya mengguncang tubuh milik Eva, ia berusaha untuk membangunkan sang istri. Zaidan tidak ingin sang istri semakin tenggelam dalam mimpi buruknya. Kecupan hangat berusaha untuk menenangkan Eva yang kini perlahan membuka matanya perlahan. "Kamu kenapa s
Happy Reading Semuanya!!“Kamu hari ini ada rencana kemana?”Eva yang sedang membuat makanan hanya tersenyum memandang Zaidan tengah menggunakan dasi.“Hari ini? Aku ada janji temu sama Bu Irma, katanya ada acara yang bisa aku hadiri dan buat tambah pengalaman. Aku juga sudah menemukan sekolah untuk menjadi tempat penelitian, lokasinya enggak terlalu jauh sih dan itu saran dari teman.”jelas Eva sembari membantu suaminya merapihkan dasi yang dikenakannya.Zaidan mengangguk mengiyakan perkataan dari istrinya barusan. Iris matanya memperhatikan Eva yang ada di depannya, istrinya seolah tidak terjadi apapun semalam dan itu lebih baik ketimbang perempuan kecintaannya membayangkan hal yang tidak akan terjadi pada hubungan mereka.“Kamu dengan siapa melakukan penelitian itu?”tanya Zaidan.Eva memasang wajah takut pada sang suami, bisa saja Zaidan akan mengamuk saat tahu dengan siapa ia mengambil penelitian.“Mas... enggak akan marah, kan?”tanya Eva takut-takut.Zaidan memandang sang istri de
Happy Reading Semuanya! Bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis dan berjalan menghampiri Logan tampak berdiri menunggunya, ini adalah minggu pertamanya melakukan penelitian. Ia ingin segera menyelesaikan studinya dan membantu sang suami bekerja di kantornya, Eva tidak ingin membagi otaknya untuk melakukan berbagai macam pekerjaan sekaligus seperti suaminya. Ia ingin menyelesaikan satu persatu agar tidak keteteran. "Gimana di minggu pertama?" tanya Logan. "Not bad, anak-anaknya masih antusias. Hanya butuh waktu 3 minggu lagi sampai datanya terpenuhi, lo sendiri gimana? Apakah baik-baik saja? Skripsinya lancar?" tanya Eva sembari berjalan berdampingan dengan Logan menuju taman belakang sekolah. "Gue baru mengajukan sidang, mungkin minggu depan. Gue mau buru-buru wisuda dan mendapatkan pekerjaan layak," ungkap Logan jujur. "Apakah ini bukan sebuah pekerjaan layak? Setidaknya lo bisa bernapas dengan lega, Pak Zaidan lebih mumet pekerjaannya dan ini masih dikatakan layak. Lo puny
Happy Reading Semuanya!Sebagai suami yang baik tentu saja Zaidan harus membantu istri cantiknya dalam membuat makanan, apalagi waktu jam makan malam sebentar lagi. Sesuai dengan proporsi jadwal makan Zaidan, ini harus berlangsung dengan cepat. Lebih baik ia membantu ketimbang hanya diam memperhatikan Eva yang sibuk sendiri.“Mas, mau tanya sama kamu.”“Tanya apa?” bingung Eva sembari menggoreng ayam yang sudah dibumbui beberapa jam yang lalu.Zaidan yang sedang memotong bawang merah dengan cepat menghampiri sang istri, “Saat Mas jemput kamu, kenapa kamu lama? Mas baru sadar kalau sudah menunggu kamu selama hampir 25 menit, dari urusan Mas yang belum selesai sampai urusan itu selesai. Apakah kamu diganggu sama murid disana?” Zaidan memasang wajah curiga pada Eva yang kini terkikik geli.Suaminya sangat lucu saat ini, apakah Zaidan cemburu hanya karena anak sekolah? Lelaki itu kekanak-kanakan sekali tapi sangat lucu. Zaidan yang tidak mendapatkan jawaban dari Eva memandang istrinya da
Happy Reading Semuanya!Sepertinya kali ini rencananya untuk merebut Zaidan dari sang adik akan berlangsung dengan amat sangat lancar tanpa ada kendala apapun, tidak seperti sebelumnya. Itu semua berkat ide cemerlangnya untuk menjatuhkan adiknya sendiri yang sudah bertingkah seperti pelakor.Ibu dari Zaidan tentu saja pada awalnya tidak mempunyai rasa kebencian pada adiknya, tapi berkat Livy. Sekarang menyimpan kebencian yang besar untuk adiknya, ia jahat? Tentu saja, ia masih tidak rela jika orang yang dicintainya bersama dengan orang lain. Livy menjadi semakin obsesi dan agresive pada Zaidan. Cinta matinya. Tidak boleh ada yang memiliki Zaidan selain dirinya.“Kenapa Eva belum kunjung memiliki anak, ya? Mami sangat yakin jika Zaidan merupakan bibit unggul dan tidak mungkin mengalami masalah dalam kehamilan,” Livy yang sejak tadi mengekor pada ibu dari Zaidan hanya tersenyum, ia bisa dengan sangat mudah mendapatkan perhatian dari wanita paruh baya itu termasuk pemikiran kosongnya."M
Happy Reading Semuanya! “Mas,” Kosong, amat sangat tidak biasa jika ia sekarang terbangun tanpa sisi Zaidan. Eva terbisa dengan perhatian lembut suami tampannya itu. Iris mata Eva memperhatikan ruangan yang sedang ditempatinya saat ini, ia tidak tahu berada dimana dan keberadaan dari suaminya tidak ia ketahui juga. Tapi yang jelas mereka berdua sudah tiba di tempat tujuan, itu perasaan dan tebakan Eva. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, pasti merek sudah sibuk menyiapkan untuk bakar-bakar. Villa mewah yang ditempatinya sudah menjadi hal yang tidak baru lagi, keluarga Zaidan bukan keluarga sembrono dan sudah pasti dengan lingkungan mewah. Tangannya mengambil kunciran miliknya dan mengikat rambutnya asal, ia harus menemui keberadaan suami tampannya dan yang lain juga. “Mas Zaidan,”panggil Eva Matanya memperhatikan beberapa orang tampak berbicara serius,ia tidak bisa mendengarnya dengan baik. Tapi Eva bisa melihat jika yang ada disana adalah orang tuanya dan mertuanya. Langkahn
Happy Reading Semuanya! Eva menatap kosong keluarga Zaidan yang tampak sibuk berpesta, lagi-lagi keluarganya tidak dianggap. Benar, orang tuanya malah bersama dengannya setelah kejadian beberapa jam yang lalu dan sedangkan kakaknya tampak menikmati pesta yang dibuat oleh keluarga Zaidan. Iris matanya juga menemukan suaminya hanya memasang wajah kosong dengan gelas wine yang berada di tangannya, sepertinya tuhan memang tidak pernah mengizinkannya untuk berbahagia dengan orang yang dicintainya. Dulu Logan mencampakkannya, dan sekarang Zaidan dengan segala perkaranya. "Eva, Papa mau bicara!" Perempuan itu tampak menoleh dan mengangguk, kepalanya yang terasa nyeri berangsur membaik meskipun saat ini badannya tidak terasa enak. "Kenapa kamu menunda kehamilan? Jelaskan dengan Papa semuanya," pinta sang ayah. "Eva dan mas Zaidan memang sepakat untuk menunda karena takut jadwal Eva yang full sebagai mahasiswa semester akhir menyiapkan skripsi akan berantakan, tapi... pada akhirnya kami
Happy Reading Semuanya! "Eva, apakah kamu enggak mau menjelaskan sesuatu dengan Mas? Kenapa kamu merahasiakan ini semua? Apa sebenarnya mas ini di mata kamu?" Eva hanya memasang wajahnya yang tampak berantakan, perempuan muda itu sama sekali tidak bisa tidur dalam kondisi seperti ini. Apalagi setelah melihat suami tercintanya tampak beradegan mesra bahkan tidak seharusnya dengan kakaknya sendiri seolah ia memang sudah benar-benar mati. Tatapan sendu terlihat sangat jelas disana, "Sebenarnya kita ini bisa bersama terus enggak sih mas? Bisa enggak sih aku minta tolong sama Mas buat meyakinkan aku antara sekarang aku harus berjuang membela semuanya atau menyerah begitu saja karena semua sudah tenggelam dalam kebohongan. Seharusnya itu yang menjadi pertanyaan aku? Sebenarnya aku ini apa di mata Mas? Disaat aku enggak ada... apa mas bersama dengan kak Livy?" tanya Eva dengan suara parau. Zaidan memasang wajah bingung dan tidak mengerti pada istrinya saat ini, "Kamu ini kenapa Eva? Mas