Share

Bab 23

"Apa aku tidak berhak bahagia? Disaat aku kemarin baru merasakan indahnya kasih sayang seorang pasangan halalku sampai air mata kebahagiaan tertetes. Kenapa sekarang air mata itu harus tergantikan dengan air mata kesedihan." ~Amarilis Jelita~

BIP... BIP... BIP...

Kris calling...

'Tumben Kris menelepon di jam kerja begini?' monologku dalam hati. Ada perasaan aneh dalam hati ini, namun aku langsung menepis perasaan tersebut.

Aku segera menggeser tombol berwarna hijau yang ada pada layar gawaiku.

"Halo, Manis." Nafasku seakan tercekat setelah mendengar suara yang menelepon di seberang sana.

"Kamu pasti mengira bahwa yang meneleponmu adalah suamimu, bukan," ucapnya dengan nada lembut, "emang ini suamimu, Manis. Asoka Bramasta Kusuma." Mulutku tiba-tiba membisu mendengar suara yang susah payah aku hindari. Terdengar suara tertawa terbahak-bahak di sambungan telepon ini.

"Kenapa, Manis. Katakanlah sesuatu atau aku harus mengatakan bahwa Kris sudah MA-TI." Aku langsung memejamkan mataku seje
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status