Share

#058 Akal yang Lain

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2025-08-16 11:53:59

Bree berjalan keluar dari kediaman Basile dengan langkah yang sedikit lesu. Dia gembira akhirnya bisa sehat dan pulang, tapi tidak bersemangat.

Tentu saja karena dia tak lagi bisa menunggang kuda saat pulang. Bree akan naik kereta yang kemarin dipakai oleh Amber.

Amber sendiri akan naik kereta yang memang khusus untuk tahanan. Kereta kayu yang hanya berbentuk kotak, dengan jendela kecil berjeruji pada pintu di belakang. Dan tentu kereta itu akan ada di bagian belakang juga.

Dan Bree sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Dia hanya tahu jika sekarang perjalanannya akan membosankan.

“Duchess.” Elaine menyambut Bree saat dia sampai di pintu keluar, sudah bersiap untuk mengantarnya pergi.

“Saya sudah berharap Anda akan tinggal lebih lama lagi,” kata Elaine, dengan wajah kecewa.

“Tidak begitu, Elaine. Aku tidak mungkin merepotkanmu lebih lama lagi.” Bree menggeleng pelan.

“Sama sekali tidak. Saya tidak merasa direpotkan Duchess. Dan saya gembira punya teman mengobrol.”

Bree ters
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #076 Kapal yang Indah

    Rad sedikit memiringkan tubuh, lalu tangan yang satu lagi meraih pinggang Bree, dan mengangkatnya ke atas kuda dengan sangat mudah. Bree sedikit kaget, karena gerakan yang sulit itu, dilakukan dengan amat mudah dan cepat oleh Rad. “Berpegangan. Aku akan memacu Mir dengan kecepatan penuh. Kita bisa sampai di kota sebelum tengah nantinya,” kata Rad, sambil menaikkan tudung jubahnya. Kali ini Rad juga memakai sarung tangan. Meski cuaca tidak cerah, Rad bersiap-siap jika ada perubahan. Bree sedikit memiringkan tubuh, dan ikut menaikkan tudung jubahnya. Telinganya geli, saat Rad berbicara tadi. “Kau siap?” Rad melihat tangan Bree, bergerak menggenggam bagian depan pelana. Setelah Bree mengangguk, Rad menghela, dan Mir melesat cepat sesuai dengan keinginan Rad. Tidak lama mereka hanya terlihat sebagai titik hitam yang menjauh. Di dekat pintu, terlihat Campy tersenyum menatap titik hitam itu. Setelah tidak terlihat, dia melambai pada Aima yang tentu juga ditinggalkan oleh Bree. “Kata

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #075 Kuda yang Hanya Satu

    “Memang kenapa aku tidak boleh pergi kemana-mana? Ini hanya pergi ke kota untuk berbelanja!” Bree memprotes keras sambil melipat lengannya di depan dada. Tentu saja firasat Rad benar. Bree akan melawan dengan tangguh. Jelas bukan ini yang diharapkan Rad untuk terjadi saat mengusulkan Bree untuk melukis lagi. “Katakan saja pada Campy, dia akan tahu…” “Tidak! Dia tidak akan tahu apa yang aku inginkan. Memilih tinta dan kanvas adalah pekerjaan yang harus aku lakukan sendiri. Warna tinta mungkin terlihat sama bagi semua orang, tapi tidak untukku. Hanya aku yang bisa memilih.” Rad mendecak, karena alasan itu masuk akal. “Memang kenapa kalau aku ke kota?” Bree tak paham dengan larangan ini, karena di Le Mans dia dibebaskan oleh Trey pergi kemana saja. “Karena berbahaya? Apa kau pernah ke tengah kota Marseilles? Jalan di sana termasuk sangat ramai. Kau bisa tersesat nanti.” “Omong kosong! Saat di Le Mans aku selalu ke kota sendiri, tidak harus bersama Ayah. Aku tidak akan tersesat.”

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #074 Latihan yang Terlalu Dekat

    "Ck!" Bree mendecak, saat serangannya lagi-lagi ditangkis. Bree sudah mencoba sekuat tenaga, tapi serangannya selalu kalah cepat, dan yang pasti kalah kuat. Bree kini mengerti kenapa Rad selalu menyombongkan diri lebih hebat dari Edmond, karena memang seperti itu adanya. Saat pedang mereka beradu, Bree bisa merasakan bagaimana kekuatan Rad yang tidak bisa tergoyahkan. Bersama Edmond, saat terjadi tumbukan pedang, Bree akan merasakan bagaimana pedang Edmond sedikit tertekan, dan memantul. Tidak sampai membuat Edmond kewalahan, tapi membuat Bree puas karena setidaknya serangannya membuat perbedaan. Tapi tidak saat bersama Rad. Sekuat apa pun Bree mengayun, pedang Rad tidak bergerak saat menerima serangan. Rasanya tidak berbeda saat Bree menyerang tonggak. Pertahanan Rad sekokoh karang. Yang membuat Bree semakin kesal, Rad terlihat melawan tanpa tenaga. Pria itu tidak tampak terengah, apa lagi berkeringat. Rambutnya saja nyaris tidak bergerak, karena dia jarang menggerakkan kepal

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #073 Perpisahan yang Lebih Baik

    Bree menatap ayahnya yang sedang bersiap memakai perlengkapan untuk berkuda jarak jauh. Trey memakai blus yang dirangkap oleh vest, lalu mantel dua lapis. Musim gugur sudah sampai pada ujungnya. Udara akan lebih dingin. Apalagi nanti Trey harus terkena angin sepanjang jalan. Baju tebal dan rangkap adalah harus. Yang terakhir Trey memakai jubah yang terbuat dari kulit, untuk menangkal hujan. Tidak seperti Bree yang mempunyai Aima untuk membantu, maupun Rad dengan Campy, Trey tidak pernah mempunyai pelayaran untuk membantunya bersiap-siap. Karena dulu yang biasa membantunya dalam Miriam. Setelah Miriam meninggal, Rad tidak mengambil pelayan untuk menggantikannya, bersiap di dalam kamar. Sampai sekarang jadi dia melakukan semuanya sendiri. Kebiasaan yang diketahui oleh Bree, karena dulu sempat bertanya dan jawabannya adalah itu. Jawaban yang membuat Bree tahu jika ayahnya tidak akan pernah melepaskan kenangan sosok ibunya dari dalam pikiran. “Kenapa wajahmu murung sekali?” tanya Tr

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #072 Pilihan yang Bisa Bersama

    “Kau tidak tidur di sini lagi!” Bree membentak saat melihat Rad masuk ke kamar saat jam tidur tiba. Aima yang sedang menyisir rambut pria dengan terburu-buru mengakhiri tugasnya. Mengikat rambut Bree menjadi satu begitu saja, lalu bergegas keluar dari kamar. Tidak ingin tersangkut di antara perdebatan mereka berdua, yang pasti biasanya akan berlangsung sengit. “Kau ingin aku keluar dan membuat ayahmu curiga lagi?” Rad memandang Bree sambil mengangkat alis. “Dia sudah tidur sekarang. Dia takkan melihat kalau kau keluar dari kamar ini,” kilah Bree. “Kau tidak tahu saja! Bisa jadi malam nanti tiba-tiba dia datang ke sini dan mencariku,” “Itu tidak pernah terjadi sebelumnya! Jangan mengada-ada!” “Sesuatu bisa terjadi untuk pertama kalinya kapan saja!” “Apa kau sedang mencari alasan untuk tidur disini?!” “Aku tidak mencari alasan. Ini hari terakhir ayahmu ada di kastil ini bukan? Besok dia akan kembali ke Le Mans. Aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Kalau kau i

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #071 Bahagia yang Menular

    “Kau lihat, Bree. Kau tidak seharusnya marah pada Rad. Dia begitu perhatian padamu.” Trey tentu saja tidak bisa lebih gembira lagi saat melihat ini. Sekilas Trey melihat bagaimana Bree dan Rad baik-baik saja. Mereka dalam keadaan baik-baik saja. Bree menggerutu dalam hati, tapi tidak bisa menghapus aroma kegembiraan itu. Kegembiraan akibat Gris cukup awet bertahan. “Kau tidak ingin mencoba menunggang?” tanya Rad. Sejak tadi Bree terus mengelus kepala dan leher Gris, menyukai rasa bulu lembut di telapak tangannya. “Oh, ya.” Bree tadinya sedikit khawatir, tapi karena Rad sudah memberi jaminan Gris akan tenang, Bree jelas menjadi bersemangat. Rad melambai pada Curtis, yang segera berlari menuju istal, dan keluar membawa pelana. Dengan bantuan Campy, dia memasang pelana itu dengan cukup cepat. “Ini bukan pelanaku yang biasa.” Bree mengenali karena perbedaannya begitu mencolok. Pelananya lama miliknya berwarna coklat kulit yang ini berwarna hitam. “Aku meminta Curtis untuk menyiap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status