Home / Fantasi / Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam / #089 Pangeran yang Bersemangat

Share

#089 Pangeran yang Bersemangat

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2025-08-24 12:00:47

“Tempat ini tidak banyak berubah rupanya.” Ben masuk, diikuti oleh Rad yang sedang membicarakan sesuatu dengan Bastien. 

 

“Tapi sedikit lebih ceria karena ada kau. Kehadiranmu sepertinya membuat tempat ini lebih ceria.” Ben dengan cepat berbalik, menunjuk pada Bree sambil mengedipkan mata. Bree dengan terpaksa kembali membungkuk. Dia ingin menampar bibir Ben, agar berhenti memujinya. 

Terutama saat di depan Irene dan Blanche, tapi tentu tidak mungkin. Jika dilakukan, mungkin Bree akan masuk penjara lebih cepat dari sebelumnya. Menampar Pangeran termasuk pasal menyakiti bangsawan. 

“Selamat datang di kastil kami yang sederhana.” Irene menyapa, Blanche yang ada di belakangnya ikut membungkuk pada Ben. 

“Kau tahu kastil ini tidak sederhana. Jadi berhenti merendah, Lady Irene. Hai, Blanche.” Ben menyapa mereka dengan ramah. Perbedaan dengan Rad, Ben sedikit lebih banyak bicara, mud

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #092 Usaha yang Sulit

    “Aku mengakui kehebatanmu kali ini,” kata Ben.Rad mendengus. “Aku memang selalu lebih hebat darimu, dan tidak perlu pengakuan darimu,” balas Rad. Sengaja menyombongkan kemenangannya. Ben mengangkat tangan, terlihat jengkel, tapi terbiasa oleh arogansi Rad.Rad turun dari punggung Mir, dan menyerahkan kekang kepada Curtis, yang sekaligus menerima kekang Gris dari Ben, lalu menuntun kedua kuda kembali ke dalam istal. Perlombaan sudah selesai, kini kedua kuda itu bisa beristirahat. Rad mengernyitkan kening saat sampai di Bree. “Ada apa?” tanya Bree, saat melihat kerutan kening itu.“Kau bahagia,” kata Rad menunjuk Bree yang semakin heran.“Hah?” Tentu saja Bree tidak akan mengerti bagaimana hidung Rad menangkap aroma menyenangkan yang dipikir sudah musnah itu. Tidak terlalu tebal seperti sebelumnya, tapi ada.“Apa ya

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #091 Ular yang Mendesis

    “Kau jadi menunggang atau tidak?!” Rad membentak jengkel. Tidak bisa menyembunyikan amarah dalam suaranya. Dan Ben juga akhirnya sadar jika Rad kesal.“Iya. Kau itu kenapa?” Ben menggeleng, sambil menghampiri Gris, yang kini sudah dipasangkan pelana oleh Curtis. Ben kemudian naik, dan menghela kuda itu berlari mengelilingi lapangan istal. Wajahnya tidak bisa lebih gembira lagi.Bree berjalan mendekati Rad, lalu berdiri di sampingnya. Berpura-pura melihat Gris berlari, seperti yang lain. Tapi kemudian dia menegur Rad dalam bisikan, dan desisan kesal.“Kau itu kenapa? Ben mungkin temanmu, tapi tetap ada ayahnya disini! Aku rasa tidak bijak jika kau terus menegurnya, dan bersikap galak seperti itu!” Bisikan Bree amat pelan, orang lain tidak mungkin mendengar, tapi Bree tahu Rad memiliki telinga yang tajam, jadi pasti akan mendengar seluruh perkataannya.“Kau yakin tidak mengenalnya

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #090 Marah yang Membingungkan

    “Somptueux!” (Sangat indah!)Ben memekik bahagia saat melihat Gris dituntun keluar dari kandang oleh Curtis. Tujuan utama Ben ke sini adalah untuk melihat Gris, jadi saat ini adalah pusat rasa gembira dan bahagia Ben. Dan tidak mungkin kecewa melihat Gris yang sangat mempesona itu.“Sudah aku katakan bukan? Mir dan juga Briar akan menghasilkan sesuatu yang hebat! Dan lihatlah sekarang!” Ben terlihat seperti anak kecil yang baru saja menemukan satu peti gula-gula manis, yang akan membuatnya bahagia sepanjang tahun.Ben memeluk Gris tanpa takut, lalu mengusap leher dan punggungnya. Menepuk bagian samping perutnya perlahan, dan terus memutari Gris dengan mata terpesona. Gris seperti apa yang dia bayangkan dan lebih hebat lagi.“Aku harap tahun depan, Briar akan memiliki keturunan lagi,” kata Ben. Tangannya masih sibuk, mengelus surai pada leher Gris.“Itu must

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #089 Pangeran yang Bersemangat

    “Tempat ini tidak banyak berubah rupanya.” Ben masuk, diikuti oleh Rad yang sedang membicarakan sesuatu dengan Bastien.“Tapi sedikit lebih ceria karena ada kau. Kehadiranmu sepertinya membuat tempat ini lebih ceria.” Ben dengan cepat berbalik, menunjuk pada Bree sambil mengedipkan mata. Bree dengan terpaksa kembali membungkuk. Dia ingin menampar bibir Ben, agar berhenti memujinya.Terutama saat di depan Irene dan Blanche, tapi tentu tidak mungkin. Jika dilakukan, mungkin Bree akan masuk penjara lebih cepat dari sebelumnya. Menampar Pangeran termasuk pasal menyakiti bangsawan.“Selamat datang di kastil kami yang sederhana.” Irene menyapa, Blanche yang ada di belakangnya ikut membungkuk pada Ben.“Kau tahu kastil ini tidak sederhana. Jadi berhenti merendah, Lady Irene. Hai, Blanche.” Ben menyapa mereka dengan ramah. Perbedaan dengan Rad, Ben sedikit lebih banyak bicara, mud

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #088 Orang yang Masih Sama

    Terakhir kali Bree memperhatikan pakaiannya adalah saat dia turun untuk makan bersama dengan Irene di hari pertamanya tiba di Marseilles. Kini dia harus melakukannya lagi karena dituntut untuk tampil sempurna dalam menyambut tamu yang akan datang.Aima memberinya gaun berwarna lavender dan putih, polos tanpa corak, namun bersemburat pada bagian pinggang dan tepi bahu dan dada. Membuat Bree terlihat seperti terbalut kelopak bunga mawar bertumpuk.Bree belum pernah melihat gaun seperti itu sebelum hari ini, dan jelas disiapkan untuk saat istimewa oleh Aima.Sampai perhiasan yang saat ini menempel pada tubuhnya, adalah barang baru juga belum pernah dilihat Bree dalam kotak perhiasan miliknya. Perhiasan yang lebih memancarkan aroma uang dan Valois tentunya. Bree menatap tangannya yang digantungi gelang cantik, lalu menyentuh lehernya yang terasa geli karena tidak terbiasa memakai kalung, dan juga telinganya yang terasa berat akibat anti

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #087 Kebohongan yang Tidak Dimaklumi

    Bree sejenak kehilangan arah karena pertanyaan Rad, tapi kemudian bergegas memperbaiki.“Tidak! Bukan begitu. Aku tak mengenalnya. Aku tahu dia… Dia Ben. Benjamin Bourbon Pangeran. Tentu aku tahu dia Pangeran. Ayahku pernah membicarakannya. Tapi tidak mengenal dekat.”Meski sedikit tergagap, alasan Bree masuk akal. Kebohongan yang sempurna, karena siapa saja tentu mengenal Ben. Hampir semua penduduk kerajaan ini mengenal Ben, apa lagi Bree adalah bangsawan. Tapi Rad bukan orang yang semudah itu dibohongi. “Kau mengenalnya!” Rad menepis kebohongan Bree dengan tegas.“Tidak! Aku tidak kenal!” Bree membantah dengan tidak kalah tegas.“Tidak mungkin. Kau berubah!” Rad tidak mungkin dibohongi, karena kecewa saat merasakan bagaimana aroma menyenangkan milik Bree berkurang jauh begitu dia menyebut nama Ben.Kini, semakin lama saat Bree membantah,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status