Share

#100 Berbeda yang Tidak Baik

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-26 12:03:59

Bree ingin mengutuk Aima awalnya, tapi kemudian sadar dia tidak bersalah. Maka Bree mengutuk segala budaya bodoh yang mengharuskan wanita memakai korset. 

Bree tidak mungkin meninggalkan korset hari ini, karena dia harus tampil sempurna di hadapan Bastien. Dan sekarang dia sangat menyesalinya. Itulah wujud dari umpatan Bree. 

Sejak tadi Bree sudah berusaha untuk meraih tali yang mengikat korset itu, tapi tidak berhasil. Kebiasaan Aima yang selalu rapi, dia menyelipkan ujung tali korset ke dalam lipatan, sampai menjadi tidak terlihat.  

Kebiasaan yang membuat Bree tak bisa meraih tali sama sekali. Sebelum ini tidak menjadi masalah, tapi kali ini membuat Bree mengutuk. 

Butuh waktu yang cukup lama dan pertimbangan yang hampir membuat Bree gila, sebelum akhirnya dia meminta bantuan pada Rad.  

Bree memberanikan diri, mengingat jika tempat itu gelap. Rad tak akan bisa melihat tubuhnya. 

“Kau... ingin aku memba

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #100 Berbeda yang Tidak Baik

    Bree ingin mengutuk Aima awalnya, tapi kemudian sadar dia tidak bersalah. Maka Bree mengutuk segala budaya bodoh yang mengharuskan wanita memakai korset.Bree tidak mungkin meninggalkan korset hari ini, karena dia harus tampil sempurna di hadapan Bastien. Dan sekarang dia sangat menyesalinya. Itulah wujud dari umpatan Bree.Sejak tadi Bree sudah berusaha untuk meraih tali yang mengikat korset itu, tapi tidak berhasil. Kebiasaan Aima yang selalu rapi, dia menyelipkan ujung tali korset ke dalam lipatan, sampai menjadi tidak terlihat. Kebiasaan yang membuat Bree tak bisa meraih tali sama sekali. Sebelum ini tidak menjadi masalah, tapi kali ini membuat Bree mengutuk.Butuh waktu yang cukup lama dan pertimbangan yang hampir membuat Bree gila, sebelum akhirnya dia meminta bantuan pada Rad. Bree memberanikan diri, mengingat jika tempat itu gelap. Rad tak akan bisa melihat tubuhnya.“Kau... ingin aku memba

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #099 Tali yang Merepotkan

    “Gelap.” Bree mengeluh, dia berdiri tak bisa memutuskan akan kemana, menunggu matanya menyesuaikan diri.“Oh? Kau tak bisa melihat?” Rad menyahut dari belakangnya.“Bien sûr!” (Tentu saja!)Bree menyahut separuh jengkel, karena Rad terdengar heran dia tak bisa melihat. Bree tentu menyangka Rad akan mengalami kesulitan yang sama, hanya tidak seperti itu. Mata Rad bisa melihat seperti biasa.“Sebentar. Jangan bergerak dulu. Aku akan melihat apakah ada lilin atau sesuatu yang bisa menerangi ruangan.”Rad bergerak memeriksa sekitar. Tidak menemukan banyak hal, karena ruangan itu baru diisi dengan barang-barang pokok saja. Rak untuk barang dan dokumen, meja kerja, kuris, ranjang dan lemari baju. Untuk pelengkap yang kecil belum tersedia, dan lilin adalah pelengkap kecil.“Tidak ada apapun. Kapal ini masih kosong seben

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #098 Janji yang Akan Diingat

    “Kau pernah mengunjungi tempat dimana kapal dibuat?” Bree terlihat kagum. Berjunjung saja sudah cukup hebat menurutnya.“Tentu saja, Bree. Tempat itu disebut galangan kapal. Tempat untuk memperbaiki, dan juga membuat kapal seperti ini. Ada di bagian pantai ini, tapi lebih jauh ke arah sana. Rad menunjuk ke arah timur tempat galangan kapal berada.“Itu menakjubkan. Jadi kau membuat sendiri kapal seperti ini?”Rad menangguk.Bree semakin merasa jika Le Mans benar-benar tertinggal. Marseilles bahkan bisa menghasilkan kapal. Pantas saja kekayaan kedua daerah itu sangat jauh jika dibandingkan. Bree berbalik memunggungi kemudi, memandang ke laut lepas yang ada di hadapannya. Sedikit sibuk, karena banyak lalu lalang kapal yang lebih kecil, tapi setelah melewati itu, hanya ada biru laut, dan abu-abu gelap langit mendung, yang bertemu di kaki langit.“Begitu luas, da

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #097 Kapal yang Menakjubkan

    “Kau tidak meronta maupun memukulku,” kata Rad.Bree sejenak mengalihkan pandangan dari langit, dan menatap Rad. Tentu saja Bree memilih menatap langit daripada memandang wajah Rad yang ada di atasnya.Saat memandang wajah itu tadi, tiba-tiba Bree mempunyai keinginan untuk menyentuh rahang yang terlihat amat kokoh itu. Maka langit adalah pilihan yang lebih aman daripada wajah Rad.“Maksudmu?” tanya Bree.“Sebelum ini, setiap kali menggendongmu seperti ini, kau selalu dalam keadaan berontak, lalu memukulku, maupun mendorongku menjauh. Kau tidak melawan saat pingsan saja,” jelas Rad.“Itu karena kau menggendongku dengan alasan absurd pastinya!”“Ingat, Bree. Kita tidak boleh bertengkar.”“Tidak boleh bertengkar, bukan berarti aku akan diam saat kau mengejek.”Bree mungkin membantah, tapi tetap memper

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #096 Kemesraan yang Pas

    Bagian dalam kereta kerajaan itu, ternyata lebih mewah dari dugaan Bree. Ornamen yang lebih mewah dari bagian luar, terpasang pada hampir setiap sudut, tapi yang menjadi unggulan menurut Bree adalah kursi yang empuk. Kursi itu membuat perjalanan jauh lebih nyaman, karena lebih meredam goncangan jalan yang berbatu. Perjalanan mereka ke kota tidak seburuk dugaan Bree, karena Rad paham dengan tugasnya. Jika biasanya dia memilih untuk mendengarkan dan menjawab obrolan Ben seadanya, sejak tadi Rad mencoba menjawab sedikit lebih panjang, juga mencoba bertanya tentang sesuatu, agar perhatian Ben tidak tidak mengganggu Bree. Sampai di area pelabuhan, Bree hanya berbicara satu kata pada Ben, yaitu saat mendengar sapaannya. “Hmm.. Aku merindukan tempat ini.” Ben turun dengan bersemangat dan menghirup udara laut yang ada di sekitarnya. Dia jelas gembira, karena kita pelabuhan yang sibuk itu, tentu sesuai dengan kepribadiannya. “Kita kemana dulu?” Ben menggosok tangannya dengan tidak sabar.

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   #95 Akhir yang Lebih Baik

    “Apa aku boleh tidak ikut saja dalam perjalanan ini?” tanya Bree, dalam gumaman yang hanya bisa didengar Rad. Bree dengan otomatis berbicara dengan menyesuaikan kemampuan telinga Rad. Pria itu berbalik menatapnya. “Maksudmu kau ingin tinggal di kastil?” Bree mengangguk. “Beberapa hari kebelakang kau tidak sabar ingin pergi ke kota, dan sekarang kau menolak untuk ikut?” Rad heran. Meski sekarang Bree sudah siap dengan gaun rapi dan lain sebagainya, mendadak Bree tidak ingin ikut dalam perjalanan ini. “Eh!” Bree memekik kecil, saat Rad meraih tangannya. Menarik Bree keluar dari kamar. “Aku menduga, kemalasan ini karena tiba-tiba saja kau ragu soal berpura-pura mesra itu.” Tebakan yang terlalu tepat, sampai Bree ingin melarikan diri ke kamar lagi. Rad terkekeh melihat Bree menunduk diam. “Jika kau tak berani melakukannya, untuk apa mau minta kemarin? Ayo!” Rad kembali menarik tangan Bree, menuruni tangga. Berlawanan dengan Bree, Rad sangat bersemangat menjalankan rencana itu.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status