Share

#145 Kuda yang Mencolok

Author: aisakurachan
last update Huling Na-update: 2025-09-07 08:42:09

“Duchess! Anda mau kemana?” Edmond yang berjaga tak jauh dari pintu gerbang, bangkit dan menghadang, saat melihat kelebatan Gris dengan Bree di atas punggungnya.

Bree nyaris saja menabraknya, tapi berhasil membelokkan Gris pada saat yang tepat, jadi Edmond masih hidup.

“Kau gila?! Kau bisa mati!” seru Bree.

“Tapi Anda akan kemana?” Edmond masih menghadang.

Edmond sebenarnya berjaga karena tahu kastil ini kekurangan personel saja, jadi benar-benar tak siap menghadapi cobaan yang berupa Bree mengamuk.

“Bukan urusanmu aku akan kemana! Yang jelas minggir!" Bentak Bree.

“Duchess, saya mohon jangan seperti ini.” Edmond meraih kekang Gris, tapi Bree menepis tangan Edmond.

“Jangan coba untuk melarangku! Minggir, aku akan mengejarnya!” Bree melotot padanya.

“Mengejar siapa?” Edmond bingung.

“Kau masih perlu bertanya? Aku akan mengejar pra brengsek yang saat ini sedang bergelut dengan wanita lain itu! Aku akan menyeretnya kembali ke sini! Dimana tempatnya berada!”

Wajah Edmond seput
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 44 - Waktu yang Bahagia

    “Yang aku maksudkan adalah, kalian tidak lebih tenang daripada Elf, demikian juga Gael, karena dia tetap meminum darah. Karena itu, aku ingin meminta tolong kepada kalian.” Bree dan Rad sekarang mengernyit. Mereka mengira Sorrel akan mengatakan sesuatu hal yang menegur atau apa, bukan meminta tolong. “Aku ingin kalian menjaga Gael—bukan menjaga secara fisik, tapi menjaga sifat dan ketenangannya, agar dia tidak terlalu oleng pada sisi liar vampire. Dan aku harus mengatakan ini karena kekuatan elemen waktu bisa sangat berbahaya. Kalian tentu melihat buktinya seperti apa.” Amory terlihat ingin bicara, tapi Sorrel menghentikannya. “Iya, aku tahu kalian sudah jauh lebih tenang, melebihi vampir manapun di dunia ini, karena sudah tidak membunuh ketika makan. Tetapi itu belum cukup. Seorang pemilik elemen waktu harus bisa berpikir tenang dan bijak. Aku tidak tahu apakah nanti Gael akan memiliki kekuatan yang mirip dengan Ara atau tidak, karena bagaimanapun dia bukan Elf murni. Tapi jika

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 43 - Pewaris yang Tidak Terduga

    Dan tentu saja Gael meraih bunga itu dengan kedua tangan, bahkan sebelum Rad maupun Bree bisa mencegah. Mereka tidak tahu apakah bunga itu boleh dipegang. Tapi tangan Gael tidak bisa menyentuh bunga itu. Bunga itu seolah dilindungi kekuatan bulat yang tidak nampak, dan Gael hanya bisa menyentuh bagian luarnya. Bocah itu tentu merasa kesal. Dia ingin menyentuh, tapi pukulan tangan tidak bisa meraih bunga itu. Sampai Sorrel berjalan mendekat dan berjongkok di hadapan Gael.. “Jangan terlalu kasar, kau tak akan bisa menyentuhnya.” Sorrel mengusap kepala Gael sambil tersenyum. “Apa kau menyukainya?” tanya Sorrel. Gael mengangguk. “Indah… Grand-mère Ara…” Gael sedikit kebingungan dengan apa yang dilihat, tapi paham bunga itu berhubungan dengan Ara. “Benar. Aku senang kau mengerti.” Sorrel berdiri, menatap Gael dengan senyum jahil. “Karena kau menyukainya, maka kau akan memilikinya… Ha.. Aku bercanda. Sebenarnya ini bukan pilihan, kau akan tetap memilikinya.” Sampai disitu Gael sud

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 42 - Pemakaman yang Indah

    Sorrel memakaikan baju Ara yang biasa, termasuk semua perhiasan. Pada pinggangnya, tergantung rantai tipis yang mengitari, terlihat beberapa buah jam pasir mungil terikat pada ujungnya. Rambut Ara yang kemarin terurai biasa, saat ini terikat lebih rapi meski tidak sempurna. Sorrel tidak ahli dalam menata rambut. “Cantik.” Gael yang tadi duduk diam di belakang Sorrel, kembali mendekat, dan berkomentar saat melihat Ara yang sudah berubah. “Tentu saja. Dia selalu cantik.” Sorrel duduk pada tepi ranjang di samping Ara. Menatap hasil kerjanya sejak tadi dengan puas. “Ini.” Gael menunjuk jam pasir mungil yang ada di pinggang Ara. “Oh, yang itu rupanya.” Sorrel terkekeh perlahan. Dia lupa berapa umur Gael. Lebih masuk akal jika Gael memuji jam pasir itu cantik, dari pada Ara yang cantik. Lebih realistis. Bagaimanapun Gael hanya pernah melihat Ara yang tua.Sorrel meraih rantai itu dan menatapnya sebentar. Dia tidak pernah tahu jam itu apa, atau Ara memakainya untuk apa. Dia tak bisa me

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 41 - Saat yang Terakhir

    Ara tertawa pelan, saat melihat bagaimana Gael menyerbu susu dan madu hangat yang baru saja dibawa Bree ke ruang tengah. Nafsu makan Gael jelas di atas rata-rata. Itu sudah gelas kedua yang diminum dan belum terlihat puas. Semenjak kemarin Gael memang memberinya banyak kejutan. Ara mudah sekali tersenyum melihat hal-hal kecil yang dilakukannya. Walau hanya sekedar hal sepele seperti tertawa atau menggeleng. “Dia sedang ada dalam masa pertumbuhan,” kata Sorrel, sambil duduk di samping Ara. Ikut menikmati apa yang dipandang. Ara menyandarkan kepala pada pundak Sorrel. “Kau masih kesal padanya” Ara menunjuk pada Amory dan Abel yang ikut bermain dengan Gael. Sudah jelas mereka berdua tidak pernah jauh dari Gael sebelum hari ini. “Aku rasa keberatan adalah percuma, dan sebenarnya dia tidak buruk.” Sorrel menatap Amory, dan hanya bisa membaca kasih sayang untuk Gael di sana. “Vampir sulit mencintai, tapi saat mencintai, dia terobsesi. Ini unik.” Sorrel bergumam sambil menggelengka

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 40 - Pilihan yang Aku Ambil

    “Aku harap kau masih bisa mengenaliku.” Ara berjalan dengan bantuan Sorrel mendekati Bree. Dia tersenyum. Tidak ada kesan sedih atau marah. Dia hanya tersenyum, lalu memeluk Bree yang telah bersimbah air mata. “Kau seharusnya baik-baik saja. Sorrel mengatakan kau baik-baik saja,” isak Bree, sambil mencengkram lengan Ara yang kini terlihat kurus. “Dan aku memang baik-baik saja. Apa kau melihat ada yang salah dariku?” Ara mengelus punggung Bree. “Kau terlihat salah! Kau tidak seharusnya seperti ini!” Bree menggeleng. “Aku menjadi seperti yang seharusnya. Apa yang salah dari itu?” Ara dengan tenang menyanggah “Mere!” Masih banyak hal yang ingin dikatakan Bree, tapi panggilan dari Gael membuatnya melepaskan Ara. Anak itu menangis, sambil mengulurkan tangan padanya. Rad sudah berusaha untuk menenangkannya, tapi Gael menginginkan Bree. Dia menangis karena Bree menangis. Dia ingin tahu apakah Bree baik-baik saja. Bree meraih Gael dari gendongan Rad dan memeluknya. “Mere baik-baik s

  • Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam   Extra 39 - Tempat yang Indah

    “Hentikan! Tak perlu menyebutnya terus!” Setelah lingkaran sihir, yang terdengar adalah keluhan Sorrel. Dan wajar, karena dia muncul tidak sendiri. Tapi bersama dengan Abel dan Amory. Gael saat ini sudah nyaman berada dalam gendongan Abel, sementara Sorrel dan Amory terlihat seperti berdebat satu arah. Hanya Sorrel yang bicara, sedang Amory membalas dalam kepalanya. "Ada apa dengan mereka?" tanya Bree, pada Abel yang mendekat untuk menyerahkan Gael kembali. “Hanya selingan saja, tidak perlu dipikirkan.” Abel bahkan sudah malas menjelaskan, karena suasana sebelum ini pastilah lebih buruk. “Karena kalian sudah siap, kita akan berangkat sekarang.” Sorrel melambaikan tangan, meminta mereka semua berkumpul. ‘Kau ikut?” tanya Rad pada Abel. “Tentu saja. Aku ingin menikmati kemenangan ini lebih lama.” Amory yang menjawab pertanyaan Rad. “Kemenangan?” “Kita bahas nanti.” Sorrel memotong jawaban Amory, dan memunculkan lingkaran sihir. Diantara semua yang mengikuti perjalanan itu, y

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status