Share

239. Salah besar

Penulis: Raisaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-05 11:00:47

Dirian membeku.
Jantungnya serasa diremas, lebih menyakitkan daripada kutukan yang merobek tubuhnya.
Dan di depannya, Selene berdiri dengan wajah bahagia, membawa kabar yang membuat dunia Dirian runtuh sekaligus bergetar.

“Anda menangis?” tanya Selene pelan.

Dirian memejamkan mata, menahan semuanya.

“Tidak. Ada debu masuk… dan aku menahannya,” jawabnya lirih.

Selene justru tersenyum lembut.
“Anda senang?” tanyanya sambil menarik tangan Dirian, meletakkannya di atas perutnya.

Gerakan kecil itu membuat Dirian terpaku.
Tangannya gemetar halus.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
ah sunghuh keren oni cerita
goodnovel comment avatar
Yuli W
Msh mending klo dirian cari perempuan lain. Dirian menyepelekan itu. Jd dirian jgn heran klo Selene ga percaya km ga cinta viviene dan selalu menganggap apa yg km lakukan utk viviene. Karna memang dr dlu terkait viviene.
goodnovel comment avatar
Agis Sat
oh ini alasannya knp kamu mencoba ingin mencintai viviene,tidak tegas pd viviene saat dia berbuat jahat ke selene untuk mmbuat ilusi seakan akan kamu mencintainya.Kamu ingin membohongi dirimu sendiri dan orang lain untuk mengakali kutukan itu,tp akhirnya kamu gak bisa membohongi perasaanmu ke selene
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   335. Kutukan yang harus dibatalkan

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   334. Sumpah ditengah waktu

    Ia meraih sisa jaring yang belum sepenuhnya meleleh. Gerakannya tenang, hampir anggun. Benang itu menempel di jemarinya, lalu ia tarik perlahan ke tubuhnya sendiri. Dalam sekejap, benang-benang itu menyatu, berubah bentuk, menutup kulitnya dengan pakaian sederhana, gelap, longgar, khas penyihir pengembara. Tidak indah, tidak mewah, namun cukup untuk menutup tubuh polosnya dari dunia yang tidak lagi ia percayai.Ia duduk.Tenang.Tangannya terangkat ke hadapan wajah. Ia menatap telapak itu lama, seolah mencoba mengingat sesuatu yang pernah hilang. Jari-jarinya sedikit gemetar, bukan karena lemah, melainkan karena bekas rasa.Ia tidak bisa melihat apa yang terjadi di luar.Tidak bisa menyaksikan perang.Tidak bisa melihat darah di salju.

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   333. Kesayangan

    Divrio mengangguk, meski matanya masih menyimpan kilau keyakinan anak-anak.“Tapi ayah tetap hebat, kan, Bu?” tanyanya polos.Selene mengangguk pelan. Kali ini senyumnya lebih tulus, meski matanya berkaca-kaca.“Iya,” bisiknya. “Ayahmu… selalu hebat.”Istana kembali sibuk.Perintah disampaikan dengan cepat, langkah para pelayan dan pengawal saling bersahutan di lorong-lorong batu. Persiapan dilakukan tanpa kemewahan, tidak ada arak-arakan, tidak ada musik kemenangan. Yang ada hanyalah perlengkapan perjalanan, mantel tebal, dan wajah-wajah yang dipenuhi kecemasan.Selene berdiri di depan jendela sejenak sebelum mengenakan mantel luarnya. Ia menatap l

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   332. monster dalam mimpi

    Ia menoleh ke arah Dirian dan Dagny sesaat, matanya menyiratkan kelegaan yang ia sembunyikan di balik sikap dinginnya. Lalu ia kembali menatap medan perang.“Kita menang hari ini,” katanya pelan, seolah berkata pada dirinya sendiri. “Tapi kemenangan ini mahal.”Angin dingin kembali berhembus, membawa bau darah dan salju. Di tengah kehancuran itu, orang-orang mulai bergerak, bukan lagi untuk bertarung, melainkan untuk menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan.Dan di kejauhan, samar-samar, bunyi terompet kekaisaran akhirnya mulai terdengar.Langit bergemuruh saat bantuan itu akhirnya datang.Bukan hanya oleh derap kuda dan gemerincing zirah, melainkan oleh gema lan

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   331. Kutukan yang melindungi

    Jantung itu akhirnya hancur.Bukan runtuh.Bukan mati perlahan.Melainkan pecah seolah sesuatu di dalam tubuh iblis itu tidak mau menerima akhir yang dipaksakan.Sesaat…sunyi.Dirian masih berdiri dengan pedangnya tertancap di dada makhluk itu. Darah hitam berhenti menyembur, lalu justru berputar kembali, tersedot ke dalam tubuh iblis seperti pusaran terbalik.“Dirian—!” suara seseorang tenggelam oleh dentuman aneh yang mulai terdengar dari dalam dada iblis.Retakan cahaya menjalar dari jantung ke seluruh tubuhnya. Kulit merah darah itu merekah, memancarkan cahaya gelap yang berdenyut liar. Segel para pen

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   330. Akhir dari iblis

    DibiaraSetelah pendeta tua mengatakan pupa, obor-obor terangkat tinggi, namun cahaya justru memperjelas sesuatu yang membuat napas tercekat di dada. Beberapa pendeta mundur setengah langkah. Ada yang menjatuhkan obor karena tangannya gemetar.“Apa… itu…?” suara seseorang pecah, hampir tidak terdengar.Di dalam kurungan terakhir, sesuatu yang tidak seharusnya ada berdiri, diam, besar, dan menjijikkan dalam cara yang sunyi. Seluruh kurungan terbungkus rapat oleh lapisan putih keabu-abuan, berlapis-lapis, menempel pada besi, dinding, dan lantai seperti daging beku yang ditarik paksa.Udara di sana terasa salah.Bukan bau darah.Bukan bau busuk.Melainkan bau hidup yang dikurung terlalu lama.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status